Nie Huaisang menatap langit dan pemandangan Could Recesses. Kakinya melangkah dengan santai menikmati udara segar yang bisa ia hirup. Setidaknya hal itu bisa membantunya untuk menenangkan pikirannya sejenak.
Kaki terus ia langkahkan hingga mencapai gerbang depan Could Recesses. Hatinya bimbang dengan pilihan menggunakan token giok putih bersih pemberian Er-Ge nya atau menunggu ada yang lewat dan membawa masuk.
Memegang token dengan erat dan ia putuskan untuk menunggu sambil menenangkan deru jantung yang berpacu cepat sejak 3 hari lalu. Keberuntungan selalu berpihak kepadanya ternyata. Saat akan mencari tempat duduk untuk menunggu, ia melihat Wei Wuxian dan Lan Wangji keluar.
Ia kembali berdiri tegak dan memainkan kipasnya. Menghapus ekspresi menyedihkan sebelumnya. Wei Wuxian menyapa terlebih dahulu untuk berbasa basi. Dengan gelar Pemimpin Sekte dan menjaga kesopanan, Nie Huaisang memberi salam penghormatan yang diikuti oleh lainnya.
"Nie Huaisang memberi hormat ke Hanguang-Jun dan Yiling Laozu." Sambil membungkukkan badan hormat.
Wei Wuxian dan Lan Wangji membalas penghormatan itu.
"Nie Xiong, ada hal penting apa yang membawa anda ke Gusu Lan yang dingin ini? Kenapa anda tidak langsung masuk dengan token yang anda bawa? Aku tadi melihat anda akan duduk menunggu." Kebiasaan Wuxian yang terlalu terbuka.
"Weiying." Hanguang-Jun memperingatkan.
"Saya ingin menemui Zewu-Jun karena ada hal penting yang perlu dibahas. Izinkan saya untuk segera masuk dan menemui beliau." Nada lembut mengalun keluar dari mulutnya.
"Baiklah kalau begitu. Ayo, Lan Zhan. Sepertinya Nie Xiong ada urusan penting dengan kakakmu. Lebih baik kita pergi sebelum mengganggu pembicaraan mereka berdua" dengan santai melewati Huaisang.
"Mn." Lan Wangji menyetujui dan memberi salam penghormatan untuk bergegas menuju kekasihnya.
Dirasa sudah pergi, Huaisang berbalik melangkahkan kakinya ke tujuan utama. Belum sampai tiga langkah, suara lain mengintrupsi dengan nada serius. Menghentikan langkahnya untuk mendengar dengan seksama.
"Nie Xiong. Dari banyaknya aturan sekte Lan, taukah kamu apa yang paling penting?"
Huaisang kembali berbalik menghadap sang lawan bicara.
"Saya tidak tahu. Saya harus bertanya dengan anda tentang jawaban dari pertanyaan itu."
Sambil memainkan kipasnya dan menggelengkan kepala seperti gelar yang selama ini ia sandang dan jadikan alat kamuflase 'Si Penggeleng Kepala'
Wei Wuxian mendekat padanya "Hal itu adalah..."
Kepalanya condong kedepan membisikkan kalimat lain yang membuat Nie Huaisang tak bisa mempertahankan topengnya.
Bisikan Wei Wuxian "Jangan berteman dan menyerahkan dirimu ke iblis."
Kembali dengan ekspresi riangnya, Wei Wuxian menepuk pundak Huaisang dan meninggalkannya terpaku disana.
Setelah sadar dan Wei Wuxian telah berdampingan dengan Lan Wangji untuk melanjutkan perjalanan, Huaisang menjawab dengan lugas.
"Untuk sesuatu yang bukan urusanku, aku tidak akan ikut campur di dalamnya. Tapi jika itu berhubungan dengan diriku dan keberlangsungan sekteku, aku tidak akan segan melemparkan tubuhku menjadi makanan para iblis itu." Sambil melipat kipasnya dan menatap serius mata Sang Patriarki.
Wei Wuxian dan Lan Wangji tak bisa menyembunyikan keterkejutannya dengan jawaban Nie Huaisang.
"Saya pamit undur diri." Kembali membungkuk hormat dan meninggalkan dua orang yang memandangnya dengan perasaan sedih dan iba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faith
FanfictionKisah ini dimulai setelah kematian Jin Guangyao yang menggemparkan dunia kultivasi. Nie Huaisang yang telah membalaskan kematian kakaknya, Nie Mingjue, kembali menjalani kehidupannya sebagai pemimpin Sekte Qinghe Nie. Dendam yang ia balaskan menjadi...