'"Salah satu janjiku....'
.
.
.
"Shiratori-chan, Kohakucchi ... kun? Apa kalian siap untuk menjalankan tugas pertama kalian?"
"'Kohaku' sudah cukup."
"Aku siap, Eichi nee-sama!" ujar Aira dengan antusias. "Tugasnya akan seperti apa?"
Eichi tersenyum. "Baiklah, Kohaku-kun. Cukup mudah, aku ingin kalian menyelamatkan satu hewan atau manusia di bumi menggunakan kekuatan. Semudah menyelamatkan kucing yang terjebak di atas pohon diperbolehkan, kok, tapi jika semudah itu aku ingin kalian melakukannya dua kali. Batas waktunya sampai tengah malam. Apa kalian bersedia?"
"Aku bersedia!"
"Ya..!"
Senyuman sang wanita semakin elok. Tiba-tiba saja paras cantiknya menoleh ke belakang dan melambaikan tangan, menyapa dua orang yang berjalan kemari.
"Aku meminta seseorang untuk memantau sekaligus mengajar kalian. Ia adalah Nito Nazuna-kun dengan sayapnya yang bernama Mitsuru-kun. Mohon bantuannya ya."
Aira dan Kohaku membungkuk ke arah dua orang pemuda di hadapan mereka, "Mohon bantuannya!"
"Ahaha! Salam kenal dan mohon bantuannya ya!" balas Nazuna. Mitsuru tak kalah antusias dengan Aira, bahkan tadi Mitsuru berlari meninggalkan Nazuna untuk menghampiri mereka. "Uwaai~ mohon bantuannya! Tapi sekarang aku merasa sedikit lapar. Nii-chan, apa nii-chan membawa roti?"
"Nanti setelah selesai, nii-chan akan membelikanmu roti kok!"
"Yeyy~!"
Satu jam berlalu, warna oranye seni mulai menggelap. Aira dan Kohaku telah menyelamatkan enam ekor kucing, tiga kali lipat dari permintaan Eichi, dan itu membuat Aira sangat puas.
"Kohakucchi! Bagaimana pertunjukan kekuatanku yang menuntun kucing-kucing untuk turun dengan selamat?"
"Sangat keren, Rabu-han." ujar Kohaku yang menjadi sosok sayap di punggung Aira.
"Aira-chin dan Kohaku-chin hebat! Tidak kusangka kalian akan cepat belajar. Mitsuru juga berkata begitu tadi."
"Wah~ terima kasih semua!" ucap Aira. Hatinya mulai berbunga-bunga setelah menghadapi situasi yang cukup menguji adrenalinnya. Tapi syukurlah semua berjalan sesuai harapannya.
Sekarang, Aira dan Nazuna serta Kohaku dan Mitsuru yang sedang dalam wujud sayap duduk di salah satu batang pohon besar, menyaksikan bagaimana matahari terbenam di ufuk barat. Aira merasa nostalgia, lalu Ia mengingat lamunan senjanya.
"Aku ingin roh sayap hidup bebas ... Nazuna-nii, apakah aku bisa?"
Nazuna segera Ia menatap Aira yang sudah menghadapnya. Tapi perlahan, Nazuna paham maksud di balik ucapan Aira. "Aira-chin, mau kuceritakan sebuah kisah?"
Aira mengangguk, lalu Nazuna memulai ceritanya.
"Dulu, Tenshouin memiliki teman dekat sebelum menjadi pemimpin, Ia adalah temanku juga. Ia adalah sosok yang baik, optimis, penuh misteri dan kejutan. Ia juga berusaha membuat para sayap mendapatkan haknya seperti dirimu. Tapi Ia gugur saat perperangan melawan makhluk neraka sebelum mimpinya terwujud. Sayapnya terselamatkan karena kekuatan perlindungan dari tuannya. Karena salah sangka dan derajat sayap masih di bawah malaikat, sayap mulai diperlakukan sebagai budak tanpa disadari."
Nazuna menghela nafas, kemudian tersenyum menatap Aira. "Sudah lama sekali aku tidak mendengar kata-kata itu setelah Ia gugur, rasanya nostalgia sekali. Aku percaya Aira-chin bisa mewujudkannya."
"E ... eh?" Sekarang Aira yang terbelalak kaget. Ia di ambang percaya dan tidak percaya, ternyata ada kisah seperti itu, apalagi itu adalah bagian dari kisah Eichi.
"Ah, sayap itu sekarang berpindah tuan, tapi aku tidak pernah tahu wujud fisiknya karena kabarnya Ia jarang menampakkan diri, bahkan tuan barunya banyak yang tidak tahu. Tapi ada rumor mengatakan bahwa tuan barunya adalah wanita yang tidak memiliki sayap sendiri....
... dan Ia adalah Tenshouin Eichi, yang sebenarnya menginginkan hal itu juga."
Senja berganti malam, Aira dan Kohaku terbang melintasi bumantara untuk sekedar melepas penat. Bintang-bintang galaksi mulai tampak satu demi satu, menambah kecantikan yang Aira ingin lihat. Nazuna dan Mitsuru sudah kembali untuk melapor dan beristirahat. Ah, cerita yang Nazuna katakan tadi membuat Aira kepikiran. Di saat Aira melintasi sebuah jalan, Ia melihat kakak-kakak kelasnya yang berjalan di trotoar."Kohakucchi, lihat! Mereka adalah kakak-kakak yang paling kusayangi."
"Oh ya? Mereka mau—Rabu-han! Daku melihat ada laki-laki mencurigakan yang berjalan di belakang mereka!"
Aira reflek mencarinya, dan benar. Ada laki-laki dewasa yang mengekori mereka. Ia memakai topeng muka dan membawa benda tajam. Aira ketakutan, namun Kohaku berbicara, "Ayo selamatkan mereka, Rabu-han!"
Sang gadis mengangguk, tangannya dilipat, lalu Ia arahkan ke arah orang itu, "Niat buruk, aku tak akan membiarkan orang tak bersalah menerimanya. Apórripsi angélou!*"
Tiba-tiba tas Hajime jatuh, membuat Hajime harus menoleh ke belakang untuk mengambilnya, dan orang itu terlihat. Mereka bertiga menjerit dan keberadaan laki-laki tadi diketahui masyarakat.
Di tengah kepanikan yang mulai mereda, Aira sedikit ketakutan karena Ia merasa perhatian Sora tertuju ke arahnya. "Hei, apa yang kau lihat?" celetuk Tori.
"Sora rasa, Sora melihat warna Ai-chan yang bersinar di langit...."
Aira tersentuh, Ia menangis bahagia.
.
.
.
'.... terpenuhi dengan mulus.'
(*) Penolakan malaikat!
KAMU SEDANG MEMBACA
twilight's reverie › kohaku x fem! aira
Short Story"Sebuah lamunan senja yang merubah semuanya." Laksana daun kering yang telah gugur, kematian yang tak diharapkan membawanya untuk menjadi malaikat pemupuk berkat. Namun, 'sayap' yang didapatkannya memiliki roh dan jiwanya sendiri, masa lalu dan pera...