Decision

515 65 2
                                    



End of Winter © Laverna

Naruto © Masashi Kishimoto

Warning:

Sad, Typo




Aku membuka mataku, entah sekarang telah jam berapa, aku tak tahu. Rasanya semua tubuhku terasa kebas dan sakit.

Aku tidak ingin mengingat apapun kemarin malam. Aku berdoa dalam hati, semoga itu yang terakhir. Aku... aku berharap bulan depan bisa bercerai dengannya, aku tak bisa menunggu lama, aku takut jika aku kembali hamil dan itu akan membuatku semakin lama di sisinya, aku tak ingin.

Aku memakai pakaianku dengan cepat, tanpa menoleh ke arah samping aku melangkah ke kamar mandi, aku perlu membersihkan tubuhku dan pergi ke rumah Otou-sama. Aku harus menghindarinya.

Setelah selesai membersihkan diri, aku kembali melangkah ke arah lemari dengan cepat. Aku benar-benar merasa takut dan tertekan jika Naruto-kun telah sadar.

Dan mataku membulat ketika kurasakan seseorang menyentuh lenganku. Aku gemeteran, aku benar-benar takut.

"Mau kemana?" seperti kemarin malam, pagi inipun dia bertanya aku akan kemana. Aku menelan ludahku gugup, kembali menghitung dalam hati sebelum menjawabnya.

"A-aku akan ke rumah Otou-sama, aku ingin bertemu dengan Hana." Jawabku pelan, aku takut jika dia menyadari aku berbohong untuk menghindarinya.

"Aku akan mengantarmu." Mataku membulat. A-apa? Jika Naruto-kun sampai mengantarku maka kebohonganku akan terbongkar bahkan sebelum aku meninggalkan apartemen kami.

"T-tidak perlu, aku akan pergi sendiri, sungguh. Naruto-san istirahatlah, aku akan membuat sarapan terlebih dahulu." Walaupun kutahu sarapan yang kubuat tak akan pernah disentuhnya, tapi setidaknya itu pengalihan yang masuk akal.

Kulihat Naruto-kun berhenti melangkah ke arah kamar mandi, diam sebelum berbalik menghadapkanku yang lebih dulu memandangnya. Dia diam dan tampak berpikir, dan ini membuatku benar-benar gugup. Aku sungguh takut jika dia mengetahui aku berbohong. Bayangan kekerasan dalam rumah tangga membuatku gemeteran, aku berharap Naruto-kun tidak curiga.

"Kapan anak-anak akan kembali?" aku mencoba mengingat, "Lusa." Jawabku pelan.

Dia mengangguk dan berbalik melangkah ke arah kamar mandi kembali.

"Kau bisa pergi ke rumah Otou-san siang nanti." Ujarnya sebelum menutup pintu. Aku gugup. Ya setidaknya aku bisa meminta kerja sama Hanabi untuk membantuku berpura-pura jika kami memiliki janji.

Ya, Hanabi telah mengetahui kondisi rumah tanggaku. Dan dia yang benar-benar ingin melihatku berpisah dengan Naruto-kun secepatnya. Bahkan dia telah mencari kandidat sebagai pengganti Naruto-kun.

Aku melangkah ke arah nakas, mencari ponselku, dan setelah menemukannya aku melihat beberapa panggilan yang tak terjawab dan pesan masuk. Membukanya aku bisa melihat nama Toneri-kun dan beberapa pesan darinya.

Ada apa dia menghubungiku? Toneri adalah salah satu dari sekian pria yang Hanabi kenalkan padaku, sepertinya ucapannya sewaktu mengatakan akan membantuku menemukan suami baru benar-benar ia tepati.

Dahiku sedikit berkerut ketika melihat salah satu dari panggilan Toneri terjawab, dan bahkan pesannya pun sudah terbaca. Aku gugup. Aku ingat aku tidak pernah menjawab panggilan ataupun membaca pesannya beberapa hari belakangan ini, aku cukup yakin jika Naruto-kun lah yang melakukannya.

End of WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang