Part 9

675 91 34
                                    

Berbeda tempat berbeda suasana. Nathan dan Dewa, mereka sedang membeli bakso sesuai permintaan Kendrick.

"Eh ibu-ibu liat deh, ganteng-ganteng kok belok ya." Ucap salah satu ibu-ibu yang membeli bakso disitu.

Gimana nggak ngomong gitu tangan Nathan dan Dewa bergandengan seperti anak kecil yang ingin menyebrang jalan.

"Iya tuh tangannya."

"Ngeri ya bu."

"Dia cuman temen saya bu, jangan suka ngibahin orang nanti kualat." Ucap Nathan tanpa menoleh ke ibu-ibu tadi.

"Ini mas baksonya." Ucap pedagang bakso sambil menyodorkan plastik yang berisi bakso pesanan Kendrick.

"Makasih, ini pak uangnya." Ucap Dewa sambil mengambil plastik bakso dan menyodorkan uangnya. Lalu diberi uang kembalian oleh pedagang bakso tadi, setelahnya mereka pergi dari sana.

^^^^^^^^

"Maaf ya tadi aku ngomong gitu, soalnya aku nggak mau kamu diejek sama mereka." Ucap cowok itu sambil merapikan rambut cowok yang ada dihadapannya sembari tersenyum manis.

"Nggak apa-apa, aku paham kok, makasih loh tadi." Ucap cowok yang dirapikan rambutnya oleh cowok yang meminta maaf tadi sambil membalas senyuman yang tak kalah manis.

Yang langsung dihadiahi ciuman di kening dan pipi dari cowok yang meminta maaf tadi, saat ingin mencium bibir si cowok yang dikasih ciuman di kening dan pipi tadi, mulutnya langsung ditutup oleh tangan cowok yang diberi ciuman tadi dan berkata.

"Hust disini banyak orang, nanti aja, yuk pulang keburu dingin ini." Ucap cowok yang lebih pendek dari cowok didepannya.

"Aaaaaaa sayang kok nanti, sekarang!" Ucap cowok yang lebih tinggi dari cowok didepannya sambil cemberut.

"Pulang aja, ayok." Ajak cowok yang lebih pendek tadi dan langsung naik ke motor cowok yang sedang cemberut tadi.

Setelah mereka berdua duduk dengan tenang, mereka berdua langsung pergi dari sana, dengan tangan cowok yang lebih pendek tadi memeluk pinggang cowok didepannya dari belakang.

•••

Ditempat Natan dan Erlangga yang sedang membeli es cendol mereka sedang melihat-lihat jalanan yang ramai pembeli untuk membeli makanan atau minuman. Tapi mata keduanya melebar saat melihat satu objek yang membuat mereka deg-degan.

"Dia kembali Tan?" Tanya Erlangga sambil menoleh kearah Natan.

"Iya ngga, Sean harus tau nih." Jawab Natan sambil menoleh ke Erlangga sekilas lalu kembali menoleh kearah yang mereka lihat tadi.

Disana ada satu keluarga kecil dengan perempuan yang sedang berjalan disamping laki-laki yang sedang menggendong seorang balita.

"Eh itu yang digendong siapa, anaknya?". Tanya Natan pada Erlangga yang masih sama-sama  bingung.

"Kayaknya sih iya, kan waktu itu Sean bilang dia pergi karena dah mau punya anak." Jawab Angga ragu-ragu.

"Eh foto! Foto!" Ucap Natan sambil memukul-mukul pundak Angga. Dan langsung difoto oleh Erlangga.

"Bukan gue, tapi mereka Angga Erlangga serangga." Ucap Natan greget karena yang difoto malah dirinya. Dan hanya dibalas cengiran oleh Angga.

"Oke-oke gue foto, lo ambil sana cendolnya." Ucap Angga sambil memfoto keluarga kecil tadi.

Sedangkan Natan berjalan dengan malas ke Abang cendol. Setelah selesai mereka berdua pulang menuju markas

•••

"HEY PARA PENGHUNI NERAKA JAHANAM, PENGHUNI SURGA PALING GANTENG DATANG!" Teriak Sean yang baru saja datang sambil melempar plastik bakpao kearah bosnya dan langsung ditangkap dengan mulus. Dan teriakan Sean tadi hanya dibalas dengan tawaan malas saja.

"Hey kita berempat datang!" Teriak orang yang baru saja masuk dan langsung menyerahkan pesanan Kendrick.

"Thanks." Ucap Ken lalu membuka semua makanan itu dan langsung memakannya dengan lahap, mengabaikan tatapan mata dari temannya.

Tindakan Ken itu membuat semua orang yang ada disitu mengangga lebar.

"Oke." Ucap mereka berlima tanpa mengalihkan perhatiannya dari Ken.

Hening beberapa saat hingga Natan membuka suara.

"Eh Sean gue bawa berita hot." Ucap Natan sambil mengambil hp Angga dari saku celana milik Erlangga.

"Apa?" Tanya Sean kepo.

"Dia kembali" jawab Natan sambil menunjukkan foto tadi

Deg!

•••

Sedangkan Zahra dia sedang menangis tersedu-sedu karena mengingat perkataan dokter tadi yang memberitahukan bahwa ia sedang mengandung.

"Selamat ya kamu hamil."

"Itu anak kamu, usianya baru satu bulan, dijaga baik-baik ya, walau dia ada karena kesalahan, jangan digugurkan, dia yang akan menjadi teman hidup kamu nanti." Ucap dokter Anis tersenyum sambil menunjukkan suatu gumpalan kecil yang belum terbentuk.

Zahra hanya bisa menahan air matanya saat itu saat melihat anaknya.

Zahra hanya bisa menangis sambil memandang foto hasil USG yang menampilkan gambar calon buah hatinya.

"Kenapa kamu harus tumbuh disini sih hiks." Ucap Zahra sambil memukul-mukul perutnya yang masih rata dan menangis tersedu-sedu.

"Hiks apa kamu tau aku dan ayahmu itu beda hiks, dia mungkin nggak tau kalau kamu ada hiks, apa yang harus aku lakuin ya Allah hiks." Ucap Zahra menangis sambil mengelus perutnya.

Gugurkan, satu kata yang terlintas dibenaknya.

"Tapi itu dosa, aku harus gimana?" Ucap Zahra frustasi.

Hening beberapa saat karena Zahra sedang berfikir apa yang harus ia lakukan sekarang.

"Kamu tetep disini, kamu bakalan tetep diperut bunda, bunda akan berusaha buat jagain kamu, kalaupun nantinya ayah kamu nggak mau nerima kamu, tenang, masih ada bunda yang bakalan tetep pertahankan kamu dan sayang sama kamu." Ucap Zahra sambil mengelus perutnya dan berbicara kepada janinnya sambil tersenyum.

"Besok bunda akan ngomong sama ayah kamu kalau kamu ada disini." Ucap Zahra sambil tersenyum, walaupun hatinya ragu untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Semoga kak Ken ingat dan mau nerima kamu ya." Ucap Zahra lalu pergi ke dapur karena tiba-tiba merasa lapar.

----------

27 November 2021

NOT MARRIEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang