Part 2

961 121 75
                                    

SMA GARUDA
Sekolah yang menjadi tempat belajar Zahra dan sekolah yang akan menjadi saksi bisu kehancuran masa depan seorang Fatimah Nur Zahra.

"Akhirnya...sampai juga di sekolah, huh...semangat Zahra!" Gumun Zahra sambil membuang nafas panjang dan menyemangati dirinya sendiri.

Baru saja melangkah masuk ke dalam sekolah Zahra sudah mendapat ejekan dan hinaan dari semua siswa siswi yang ada dihalaman sekolah.

"Heh cupu! Ngapain Lo sekolah disini!"

"Sekolah ini tuh nggak cocok buat Lo!"

"Sadar diri deh lo! Lo itu, cuman, orang miskin!"

"Hahahahaha"

"Eh eh eh liat deh tu bajunya, lusuh banget, hahaha"

"Iyalah lusuh orang dia MISKIN!"

"Dia kan masuk sini karena beasiswa kalau nggak kan ya mana mungkin bisa masuk sini secara kan sekolah ini sekolah nya orang kaya semua,YA NGGAK GUYS!!!"

"Iya dong!"

"Orang miskin kok masuk sini."

Ejekan dan hinaan ini sudah sering sekali Zahra dengar bagi Zahra ini adalah sarapan pagi untuknya.

Zahra hanya bisa tersenyum dan tersenyum. Menangis? Tidak! Zahra tidak akan pernah menangis! Karena Zahra sudah sangat kebal dan anti mainstream dengan semua cacian itu.

Bersekolah disini sudah hampir 2 tahun lamanya membuat Zahra mengerti bahwa Zahra memang tidak pantas berada disini tetapi impian Zahra untuk menjadi seorang guru membuatnya merasa bahwa dirinya pantas bersekolah disini.

Walaupun Zahra hanyalah orang yang miskin dan berada diposisi paling rendah dari sekian banyak anak-anak yang sekolah di SMA Garuda.

Tak terasa Zahra sudah sampai didepan kelas. Berjalan dengan ditemani ejekan dan hinaan. Zahra langsung menuju ke bangku tempatnya duduk.

"Huhh.... semoga ini adalah hari yang baik... Aamiin." Doa Zahra dalam hati.

-----------

Kringgg....kringgg...

Tak terasa bel masuk telah berbunyi. Guru dan murid-murid pun masuk, tapi ada satu yang berada hari ini, Zahra melihat seorang perempuan berhijab seperti dirinya yang masuk kedalam kelas, sepertinya dia murid baru.

Hanya penampilannya saja yang berbeda dirinya jelek, dan dia sangat cantik, sepertinya dia anak orang kaya.

"Huhhh...orang kaya lagi, kapan aku bisa memiliki teman yang setara denganku?" Ucap Zahra dalam hati.

"Selamat pagi anak-anak." Sapa seorang guru yang biasa dipanggil Bu Ani

"Selamat pagi Bu." Jawab semua murid serentak.

"Ya, terima kasih semua. Oke...sebelumnya, perkenalkan namamu nak." Ucap Bu Ani pada murid baru itu.

"Assalamualaikum semua...perkenalkan namaku Sarah Hendrawan aku pindahan dari Surabaya." Sapa Sarah sambil tersenyum.

"Wassalamu'alaikum, hai Sarah." Balas semua murid termasuk Zahra.

"Oke, apa ada pertanyaan untuk Sarah dari kalian?" Tanya Bu Ani kepada semua murid dikelas IPS.

"Udah punya pacar belum neng?" tanya Udin salah satu teman Zahra yang sering berkelompok dengannya. Dia bertanya kepada Sarah sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Belum, nggak dibolehin sama mama." Jawab Sarah sambil tersenyum.

"Sama Aa Udin aja yuk neng." Ucap Udin sambil menyisir rambutnya ke belakang dengan gaya cool.

"GENIT BANGET LO UDIN." Teriak semua murid dikelas.

"Sudah-sudah, Sarah, kamu bisa duduk disebelah Zahra ya." Ucap Bu Ani kepada Sarah.

"Zahra yang mana ya Bu?" Tanya Sarah pada Bu Ani.

"Bangku paling belakang sebelah kanan." Jawab Bu Ani dengan ramah.

"Baik Bu, terimakasih." Ucap Sarah lalu menuju ketempat duduk samping Zahra.

"Hay, aku Sarah." Ucap Sarah sambil mengulurkan tangannya kepada Zahra.

"Aku Zahra, senang berkenalan denganmu." Ucap Zahra sambil tersenyum dan menerima jabatan tangan Sarah.

"Apa kita bisa berteman?" Tanya Sarah kepada Zahra sambil duduk disampingnya.

"Teman? Aku punya teman? Mimpi apa beneran sih ini? Astaghfirullah!"  Ucap Zahra dalam hati sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dengan mata yang tidak berkedip.

"Hey Zahra, kok bengong? Kita jadi temenan kan? Hey, hello." Ucap Sarah sambil menatap Zahra yang juga sedang menatap dirinya.

"Astaghfirullah! Eh maaf, emang kamu nggak malu apa Sarah kalau temenan sama aku?" Tanya Zahra kepada Sarah yang ngebleng dengan ucapan Zahra.

"Loh, kenapa harus malu, kan kita sama-sama manusia, sama-sama makan nasi." Ucap Sarah bingung dengan perkataan Zahra.

"Emmm, lupain aja." Ucap Zahra sambil tersenyum manis semanis gula, sampai-sampai Sarah terpesona akan senyuman manis Zahra.

"Masyaallah tabarakallah ibu-ibu senyumanmu membuatku semakin meleleh." Ucap Sarah lebay.

"Hahaha ada-ada aja kamu Sarah." Ucap Zahra sambil tertawa.

"Aihhh, pokoknya sekarang kita temenan titik pakek koma, eh, maksud gue titik nggak pakek koma!" Ucap Sarah sambil menatap tajam Zahra.

"Hahaha iya iya sekarang kita temenan." Final Zahra sambil tersenyum walau didalam hati yang paling kecil dirinya masih ragu.

"HEY YANG DIBELAKANG JANGAN BICARA TERUS!" Teriak Bu Ani sambil menatap garang kearah Zahra dan Sarah.

----------

Bosen nggak?
Maaf kalau jelek.

22 November 2021

NOT MARRIEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang