Awal: Kenalan

6K 214 16
                                    

Cerita ini hanya fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama orang tempat, dan lain-lain, percayalah tidak ada kaitan apapun 👌

Maaf kalau ada kata/kalimat yang mentrigger beberapa orang 💕
.
.
.

Maaf kalau ada kata/kalimat yang mentrigger beberapa orang 💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Clay hari ini pulang malem ya mih!"

Selalu seperti itu. Daneeclay Enver Anderson, anak tunggal Gilbran Farghan Anderson dan Santika Mahanani ini bukan anak rumahan. Dia juga bukan anak kupu-kupu (kuliah pulang - kuliah pulang) yang selesai sesi kuliah keluar kelas paling pertama. Jangan harap.

Adaa saja yang dilakukan Clay tiap pulang kuliah di jurusan S1 Pariwisata. Dari yang rapat event, kumpul UKM, rapat BEM, rapat volunteer-an. Pokoknya segala hal berbau rapat merapat. Yang paling santai, nongki bersama tujuh sepupunya di markas. Malahan dia sepertinya kuliah bukan untuk belajar, tapi untuk ng-event.

Nah Clay selalu mendapat posisi di divisi media. Jadi jangan heran. Sekali nyemplung dunia media, maka namamu akan tercatat dan menjadi inceran. Itulah yang Clay alami. Hari-harinya kalau tidak edit foto/video, mengelola medsos, ya shooting untuk short movie. Pokoknya berhubungan dengan media.

"Ya! Inget Clay jangan makan roti dan kawan-kawan, pokoknya harus gluten-free! Jangan lupa vitamin sama suplemen! Jangan capek-capek juga!" Clay sudah lebih dulu berlari kencang ke garasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya! Inget Clay jangan makan roti dan kawan-kawan, pokoknya harus gluten-free! Jangan lupa vitamin sama suplemen! Jangan capek-capek juga!" Clay sudah lebih dulu berlari kencang ke garasi.

Yang biasa dipanggil mamih一Santika menjawab Clay dengan tak kalah keras suaranya. Papih nya一Gilbran menggeleng-geleng saja sambil membaca koran dan menyeruput teh herbal.

"Kalian nih mentang-mentang rumah kaya lapangan golf trus teriak-teriak."

"Habisnya sepi kalo nggak gitu kan. Udah anak cuma satu, jarang pulang pula." Santika curhat sambil membenarkan dasi sang suami.

Takut Dewasa ⁽ᴱᴺᴰ⁾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang