16. Puncak Runtuh pt. 1

1.6K 152 24
                                    

Tujuan Clay adalah bertemu Kenzie. Dia ingin memberikan sesuatu untuk si bontot yang berulang tahun dua hari lalu. Meskipun telat, tapi dia yakin barang yang akan diberikan sangat Kenzie butuhkan.

Mengabaikan rasa sesak, setelah itu entah kemana tujuannya. Dia pikir mungkin jika bertemu Jiro dan Kenzie barang sebentar dapat membuatnya lupa sejenak tentang peristiwa yang baru terjadi di rumahnya.

Namun, belum sampai tujuan, di jalanan komplek yang sepi sebuah motor menghadang jalannya.

Clay memicingkan mata mengetahui siapa pemilik motor itu. "Ji? Gue baru mau ke rumah lo."

"Nggak perlu. Ikut gue."

Meski bingung dengan nada dingin Jiro, tapi Clay tetap mengikuti motornya melaju entah ke mana.

Mereka tiba di sebuah taman bermain. Jiro terus melangkah hingga berada di dekat perosotan.

"Kenapa di perosotan? Lo mau gibahin siapa?" pertanyaan Clay mendapat tatapan tajam dari Jiro.

Tanpa aba-aba, tubuh Clay didorong kasar oleh Jiro hingga bagian belakang membentur tangga perosotan. Membuat Clay mengerang tertahan karena meski pelan, tapi punggungnya terasa remuk.

"K-kenapa lo?"

Kilatan amarah muncul dari dua manik Jiro, kemudian menunjukkan sebuah foto. "Ini apa?!"

Foto saat Bila dengan sengaja mengadu bibirnya dengan milik Clay di mobil. Oh, bahkan Clay sudah melupakannya.

"I-itu一"

"Sekali dikhianati, gue masih bisa maafin karena lo ngasih harapan. Tapi dua kali, gue rasa lo emang bangsat!"

"Ji, percaya sama gue. Bahkan gue nggak pengen itu terjadi. Waktu itu Bila yang tiba-tiba nyosor!"

"Dan lo menikmati!"

"Karena gue kaget! Gue syok dan susah buat refleks ngehindar lebih cepet!"

"Bacot!" Jiro menunjukkan foto lain, saat Clay berjabat tangan dengan Ricky di area balapan. "Di belakang gue, lo deketin kakaknya Bila buat ngerebut hatinya 'kan?! Lo mau pake cara lain yang lebih nggak keliatan gitu?!"

Clay menegakkan berdirinya sambil memegangi punggung. "Semuanya bisa gue jelasin, asal lo tenang dulu, nggak pake emosi. Lagian coba lo mikir, sejak kapan gue mau berurusan sama Ricky? Secara gue paling menghindari dia."

Dan Jiro mendorong Clay lagi, dengan posisi sama. "Gue nggak akan kejebak untuk ke-dua kalinya sama omong kosong lo!"

Jiro berlalu meninggalkan Clay yang berkutat dengan rasa nyeri di punggung. Ingin mengejar, tapi sakit sudah menjalar ke seluruh tubuh, membuat kakinya terasa berat untuk melangkah.

Akhirnya dia menggeram. Kenapa hari ini semua terjadi secara bersamaan? 

"Seharian nyari penyakit doang lo Clay! Akh! Goblok!" geramnya diselingi ringisan.

Setelah rasa sakit mengendur, lantas dia berjalan tertatih ke motor. Clay sudah memutuskan satu tempat tujuan一yang jauh dari orang-orang terdekatnya.

Menitipkan motor di penitipan terminal, Clay memilih naik bis menuju luar kota. Butuh sekitar 4 jam untuk sampai, sehingga dia bisa beristirahat di bis. Dia pergi hanya berbekal dompet di tas, tanpa pakaian ganti.

Sepanjang jalan Clay menatap kosong jalanan. Pikirannya kalut tapi dia tak mau bodoh luntang-lantung di jalanan. Setidaknya一jika masih memiliki tempat berteduh saat badai menerpa, dia akan menggunakannya dengan baik.

🐝

Clay sampai di tujuan menjelang subuh. Wajahnya sudah sangat kacau.

Tok tok tok

Takut Dewasa ⁽ᴱᴺᴰ⁾Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang