[05] akhir kisah tokoh utama 1

5 8 0
                                    

Raka segera keluar mobil dan langsung buru-buru memasuki rumah sakit. Danial juga sama dia ke resepsionis untuk menanyakan ruang Felice, "permisi kita sedang mencari pasien yang tadi dibawa oleh ambulance"

Suster tersebut langsung memberi tahukan jika pasien tersebut sedang di UGD

Mereka bertiga langsung pergi setelah resepsionis itu memberi tahukan arahnya

Sesampainya mereka di depan ruang UGD sudah ada ibu Felice yang sedang menangis dipelukan ayah tiri Felice

"G-gimana keadaan Felice, Tante?" Tanya Elvan hati-hati

"Kita juga gak tau,dari tadi dokter belum keluar" yang menjawab ayah tiri Felice karena ibunya Felice masih menangis histeris dari tadi

Raka terduduk di lantai yang dingin, Danial yang melihat itu menghampiri Raka dan memberikan tepukan ringan di pundak Raka, "Felice kuat, dia pasti bisa lalui ini semua" Alvan dan Elvan mengangguk menyetujui perkataan Danial

Raka terus menatap pintu ruangan UGD yang sendari tadi tertutup dengan pandangan sendunya "kamu harus bertahan demi aku Felice" ucapnya dalam hati

Tak lama dokter keluar dan mengatakan yang tidak mau mereka dengar, "tanggal 27 November 2021, pasien atas nama Felice Milena arisanti dinyatakan meninggal dunia" ibu Felice langsung mengangis tambah keras

"Ini gak mungkin kan mas, Felice selalu bahagia. Dia gak mungkin ngelakuin hal bodoh ini" sang suami langsung mendekap istrinya tambah erat ketika melihat dia menangis

"Dokter pasti salah kan. Ga mungkin Felice selemah itu, selama ini dia kuat dokter jadi ga mungkin dia pergi. KAMU KALO PERIKSA PASIEN YANG BENAR DONG PACAR SAYA ITU TIDAK SELEMAH ITU" Danial langsung menenangkan Raka yang sudah kalut dengan emosi sedangkan si kembar rasanya hancur sekali, walaupun mereka tidak ada hubungan darah tapi mereka tetap menyayangi Felice seperti keluarganya

"Nggak no nil biang sama gue kalo ini cuma mimpi, Felice ga pergi kan" Danial menatap iba Raka dan Raka langsung menggelengkan kepalanya. Dia sungguh tidak percaya Felice yang tadi ia temui sudah pergi meninggalkannya

"Bahkan dia belum nepatin janjinya buat bikin kue ulang tahun buat gue" Danial langsung mendekap raka dalam pelukannya

Danial memang sudah dekat lama dengan Raka. dia jarang seperti ini, pernah sekali Raka seperti ini saat nenek yang sangat ia sayangi meninggal dan kondisinya sama seperti sekarang

"Sekarang gue ga punya siapa-siapa lagi nil, semua yang gue sayang udah pergi. Kenapa tuhan jahat banget sama gue sih nil, padahal gue cuma pengen bahagia"

"Nggak rak, tuhan gak jahat. Dia cuma mau nguji umatnya dengan berbagai cobaan, tuhan ga bakal ngasih ujian yang berat bagi umatnya dan mungkin Tuhan terlalu sayang sama Felice sampe ngambil dia" Danial juga sebenarnya merasa hancur tapi dia juga tidak boleh terlihat lemah sekarang apalagi dia juga tahu bahwa si kembar sedang merasa sedih jadi dia tidak boleh terlihat lemah untuk sekarang

"Nangis aja Al manusia bisa lemah kapan aja" tangisan Alvan lepas saat Elvan bicara seperti itu, dirinya langsung memeluk tubuh Elvan dan menangis. Sungguh dirinya belum siap harus kehilangan Felice

"Perasaan baru kemaren kita ketemu Felice yang lagi nangis karena baksonya jatoh kesenggol gue tapi sekarang Felice udah gak ada. Kalo aja gue tau Felice bakal pergi secepat ini gue bakal ganti bakso dia" awal pertemuan di kembar dan Felice memang ketika Felice sedang membeli bakso tapi tidak sengaja menubruk Alvan yang menyebabkan bakso milik Felice jatuh

"Iya, kalo aja gue tau Felice bakal pergi secepat ini mungkin gue udah beli sama Abang abangnya sekalian" Elvan kembali mengingat raut kesal Felice yang terlihat sangat lucu saat itu

"Gue ngerasa gagal jadi Abang yang baik buat Felice" gumam Elvan dalam hati

•••

Hari pemekaman Felice tiba semua orang bersedih atas kematian Felice, kedua orang tua Raka juga turut hadir

"Gue ga nyangka Felice bakal pergi secepat ini" ucap Amanda lirih dengan tatapan yang masih lurus ke arah tumpukan tanah di depannya

"Tapi...kenapa di saat saat sekarang ayah Felice nggak hadir, bukannya itu hal yang kejam" Alvan berucap tapi pandangannya kosong, bahkan orang tua si kembar saja hadir semua tapi kenapa seorang ayah dari Felice tidak turut hadir? Bahkan di saat terakhir kalinya?

"Rak..... Lo gapapa?" Bara sang Kaka menepuk pelan pundak sang adik, walaupun dia kaku jika bicara tapi dia juga tetap peduli dengan adiknya itu

"Boong kalo gue bilang gapapa" pandangan Raka masih ke arah gundukan tanah yang masih basah

Semua orang mulai pergi dari sana kini tersisa Raka seorang diri. Tadinya teman-teman dia mengajaknya pulang tapi dia tetap keukeuh ingin di sana terlebih dahulu

"Terima kasih telah datang di hidup aku walau tidak lama, aku yakin kamu sekarang bahagia disana. Aku akan berusaha kuat buat kamu, tapi kamu juga harus sering mampir di mimpi aku ya" lagi-lagi air mata Raka turun dengan sendirinya, dia terkekeh miris dengan keadaanya yang sekarang, "aku pamit, selamat tinggal senjaku" setelah mengatakan itu Raka berbalik dan pulang

Tanpa disadari sendari tadi Felice menatap semua itu, dia tidak terlihat oleh siapapun karena raganya yang sudah tidak ada

Dia bahagia karena di hari terakhirnya ternyata ada yang ingin menemaninya terutama kekasihnya dan sekarang dia akan pergi dengan kenangannya

AN ATTEMPT TO FORGET || HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang