One

669 101 39
                                    

~Happy Reading~



"Saya mohon pak, boleh ya saya kerja disini. Please..."

Gadis bernama Kim Winter memohon dengan penuh harap, pilihan yang ia punya sekarang hanya bekerja di restoran bar.

Lee Donghae memijat dahinya yang terasa pening. Gadis berseragam sekolah ini bolak-balik datang ke restorannya untuk melamar pekerjaan menjadi pelayan. Bukannya apa-apa hanya saja gadis itu belum cukup pantas untuk bekerja sebagai pelayan. Disamping ia masih berumur 17 tahun, pekerjaan yang mau
Winter ambil juga mengharuskannya mengenakan pakaian yang cukup minim.

"Kamu masih belum cukup umur nak, cari kerjaan lain aja ya. Di minimarket sana tuh," tunjuk Donghae ke sebuah minimarket diseberang restoran. Winter mengikuti arah jari telunjuk Lee Donghae kemudian memutar bola mata malas setelah tau yang di tunjuk adalah minimarket yang sudah menendang paksa dirinya keluar. Winter ngotot mau kerja disana. Sudah di tolak tetep aja kekeuh, yah begitulah Winter.

"Disana sudah gak menerima karyawan baru pak. Kalau masih kosong sudah sejak kemarin saya melamar disana. Ya pak ya... Pleaseee. Jadi tukang cuci, ngepel atau apapun gak papa deh pak."

"Ya udah kamu bantu nyuci di belakang aja."







Saat itu Winter sangat senang, saking senang dan semangatnya dia sampai lupa tugasnya yang hanya mencuci piring kotor merembet ke pekerjaan yang lain. Mengelap meja, mengepel lantai. Dan pada akhirnya ia mencoba menjadi seorang pelayan, Donghae melihat Winter sangat ramah dengan pengunjungnya.

"Kamu layani bagian makanan aja ya, jangan yang di bar sana. Nanti di godain," tutur Donghae. Ia tak mau terjadi hal yang tak diinginkan pada karyawan termudanya itu. Winter tersenyum kecil lantas mengangguk paham. "Siap Pak!"




Belum sempat mengawasi Winter yang baru menjadi pelayan dan baru beberapa hari masuk kerja, ia kini di sibukkan dengan real estate di Amerika dan harus segera kembali. Sehingga ia menyerahkan urusan bisnis restoran bar nya ke anak semata wayangnya. Lee Jean, yang juga baru selesai menuntaskan kuliahnya di sana.






Untuk pertama kalinya Winter membenci pekerjaannya, setelah bertemu dengan bos barunya. Dendam kesumat hingga Winter ingin menyantet pria judes dan garang itu. Pekerjaan manapun sekarang terasa berat bagi Winter, cuci piring pun dua kali lipat dari biasanya. Mengelap meja juga sampai di ulang dua kali, untuk memastikan tak ada noda yang tertinggal.

Berbeda dengan Donghae yang ramah, Jean malah sebaliknya. Galak, semena-mena dan kasar. Ia jarang tersenyum dan terkadang hanya menyunggingkan smirk yang menyebalkan kala melihat Winter tersiksa dan kewalahan mengerjakan tugasnya.







***

"Winter kamu ini niat kerja apa nggak sih? Dari tadi saya lihat kamu leha-leha aja di situ." sinis Lee Jean yang datang dengan
muka garang sambil berkacak pinggang mendatangi Winter yang duduk selonjoran di pojok dapur dan termenung. Winter membuang napas berat sembari mendongak ke arah Jean.

Leha-leha gundulmu. Baru aja ngangkatin kardus bolak-balik dari depan, di kira gak capek apa. Udah nyuruhnya pake teriak-teriak.

Winter menatap sewot Jean, ia terus mengumpati pria itu dalam hati.

"Kenapa melotot gitu? Gak suka di marahin? Kalo gak niat kerja berhenti aja sana, dari pada ganggu yang lain," sengak Jean dengan tajam.

Winter berdiri dari duduknya dengan gusar, ia memilih mengalah. Percuma mau melawan, endingnya dia juga yang tetap kalah telak.
"Maaf pak." Akhirnya hanya kata itulah yang sanggup keluar dari bibir Winter.

Two Sides | Jeno x WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang