JIHOON
.
.
."Bagaimana denganmu Jihoon?"
"Aku? Hmmm..." Gadis berusia 18 tahun itu tampaknya ragu untuk berbicara. Jihoon melihat kelima pasang mata yang ada di hadapannya itu kini menatapnya seakan menyuruhnya untuk segera bercerita. Jihoon pun menghela napas. "Ya sudah lah."
Keenam gadis itu memperbaiki posisi duduknya.
Sebelum mulai berbicara, Jihoon mengeluarkan liontin yang tersembunyi di balik bajunya. Ia menatapnya sebentar kemudian beralih ke gadis-gadis di hadapannya.
"Sebenarnya... Aku tidak tahu sama sekali tentang orang tua ku."
***
Jihoon bangun dari ranjangnya. Ia menengok jam di nakas, jam 4.59. sebentar lagi-
TENG TENG TENG TENG TENG TENG!!!
"Bangun anak-anak! Saatnya menyiapkan sarapan pagi. Owh, selamat pagi, Jihoon. Bangun lebih awal seperti biasanya?" Sapa seorang wanita paruh baya yang sedang memegang panci dan spatula di tangannya. Dia Madam Kyle sang Kepala Asrama, seperti itulah dia menyebut dirinya.
Ia tersenyum pada Jihoon. "Tolong bangunkan teman-temanmu!"
"Baik ma'am."
Setelah wanita itu keluar, Jihoon menengok ke arah liontin yang menggantung di lehernya. Ia lalu mencium liontin itu. "Pagi, ibu." Kemudian memasukkannya ke dalam baju.
Jihoon pun beranjak dari tempat tidurnya dan membangunkan seluruh penghuni asrama.
Seluruh anak sibuk dengan tugas masing-masing. Ada yang menyiapkan makanan, memotong kayu bakar, menyapu dan mengepel lantai, dan masih banyak lagi kegiatan di pagi itu. Jihoon bersama beberapa anak sibuk membersihkan dan menyiapkan ruang makan.
Setelah semua makanan sudah siap, semua anak pun duduk di meja masing-masing. Di hadapan mereka sudah ada sarapan pagi yang sudah mereka buat.
***
Saat Jihoon membereskan piring-piring dan hendak membawanya ke tempat cuci piring, Madam Kyle memanggilnya. "Ada yang ingin bertemu denganmu, sayang."
Jihoon menemui orang tersebut, seorang pria kekar dengan pakaian mewah khas keluarga kerajaan. Pria itu berlutut, kedua tangannya berada di pundak Jihoon, mengingat jihoon memiliki badan yang cukup kecil meski umurnya telah menginjak 17 tahun.
"Hey, nak. Apa kau yang namanya Jihoon?" Ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Iya, paman. Aku Jihoon."
"Apa... Apa kau punya sebuah Liontin yang ditinggalkan ibumu?"
"Aku selalu menggunakannya." Jihoon mengeluarkan liontin yang tersembunyi di balik bajunya.
Pria itu menangis. Membuat Jihoon terkejut namun tidak bisa apa-apa. "Jihoon. Ini aku, ayahmu." Pria itu langsung memeluk Jihoon.
Jihoon hanya diam. Ia masih mencerna apa yang terjadi saat ini. "Ayah?"
Pria itu melepas pelukannya. "Iya, sayang. Aku Ayahmu. Aku datang ke sini ingin menjemputmu. Ikutlah bersama Ayah."
Jihoon menengok Madam Kyle, dan ia mendapati Madam Kyle tersenyum padanya. Meyakinkan Jihoon bahwa tidak akan ada masalah jika ia ikut bersama pria tersebut.
Dengan penuh bujukan dan keyakinan di hatinya, Akhirnya Jihoon pun bersedia untuk ikut dengan ayahnya. Ia lalu mengemas barang-barangnya, berpamitan dengan semua teman-temannya dan seluruh Madam, dan terakhir, berpelukan dengan Madam Kyle, karena Jihoon merupakan anak kesayangan Madam Kyle.
Ayah menuntun Jihoon untuk naik ke kereta kuda yang sudah siap di depan asrama. Saat naik di dalam kereta, ternyata sudah ada gadis di sana. Pakaiannya serba hitam dan nampak tengah bersedih.
"Wonwoo, ini Jihoon. Dan Jihoon, ini Wonwoo. Dia adalah saidarimu juga."
***
"Begitulah kira-kira yang bisa aku ceritakan."
"Bagaimana ayah tau kalau kak Jihoon ini anaknya?" Tanya seorang gadis dengan pipi chubby yang lebih muda dari Minghao, Seungkwan.
"Ayah sendiri yang membawaku ke panti saat masih bayi. Dan sebagai tanda, Ayah menyuruh Madam Kyle untuk menyimpan liontin ibuku dan memberikannya padaku saat usiaku 5 tahun." Ucap Jihoon sambil menggenggam erat liontinnya
"Apa... Kau tau dimana ibumu?" Tanya Jeonghan dengan hati-hati.
"Kakak!" Tegur Minghao
"Tidak apa-apa, Hao. Kata Ayah, ibuku meninggal saat melahirkanku. Karena ibuku petugas di panti tersebut, dan mereka ingin merawatku, ayah pun menitipkan ku ke panti dan mengatakan pada Madam Kyle kalau dia akan mengambilku saat umurku 18 tahun."
Jisoo lalu angkat suara. "Hmm... Satu yang jadi pertanyaanku saat ini, apa tujuan Ayah mengumpulkan kita?"
"Perjodohan."
Seketika, seluruh mata tertuju pada gadis yang samping Jisoo.
****_*****_****
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SIXTH PRINCESS (SVT GS)
Fanfiction[Update cuma pas senggang] Keenam gadis bersaudara dengan latar belakang yang berbeda-beda dikumpulkan dalam satu istana oleh seorang Raja yang mereka sebut Ayah. "Kalian berenam, akan aku jodohkan kalian dengan para pangeran dari negeri Tarca. Jad...