7

613 48 5
                                    

Bulan purnama nampak bersinar terang di malam Minggu yang tenang. Cahaya lembutnya berpendar sangat terang menyinari bumi di malam hari. Membuat beberapa pasang mata memilih menikmati malam sambil menatap bulan yang indah.

Namun tidak dengan Wonwoo. Sejak tadi dia dilanda rasa rindu yang teramat berat kepada ibunya. Ia merasa sedikit galau saat mendengar Seungkwan ternyata pergi menemui ibunya.

Gadis itu berjalan sendirian di koridor istana, hendak menuju kamar pribadi sang permaisuri.

"Wonwoo, sayang? Ayo sini." Ucap permaisuri dengan sangat lembut. Ia sedang berada di balkon kamarnya. Duduk santai menikmati malam sambil menyeruput minuman herbal yang mampu menyehatkan kandungannya.

Wonwoo menghampiri permaisuri dan duduk di sampingnya. "Sejak tadi aku mencari Minghao, tapi dia tidak ada di mana-mana. Apa ibu melihatnya?"

"Bukannya dia ikut dengan Jeonghan ke Tarca? Mereka akan pulang Minggu depan karena harus membahas pernikahan." Permaisuri mengelus rambut silver Wonwoo.

"Benarkah? Aku tidak tau itu." Wonwoo lalu memeluk permaisuri dari samping. "Bagaimana kandungan ibu? Bukankah sudah masuk 5 bulan?"

"Hmm... Sangat baik. Ibu belum pernah merasa setenang ini saat mengandung Jeonghan dan Minghao dulu." Permaisuri menyandarkan kepalanya di kepala Wonwoo.

"Apa kau ada masalah? Sepertinya kau tampak lesu, sayang." Tanya permaisuri.

Wonwoo terdiam sejenak, lalu menggelengkan kepalanya.

Permaisuri tersenyum lembut. Kembali mengelus kepala Wonwoo dan memeluknya dengan lembut. "Hmm... Malam ini mau tidur dengan ibu?"

Wonwoo mengangguk kecil dalam pukan permaisuri.

Permaisuri kembali menatap bulan yang sangat indah.

'Kenapa perasaanku tidak enak?'

Wanita itu mengeratkan pelukannya pada Wonwoo.

***

Sementara di Istana Tarca, Minghao nampak sendirian di kamar. Jeonghan masih sibuk dengan Ratu membahas mengenai pernikahan mereka, meninggalkan Minghao sendirian.

"Hao! Temani aku ke Tarca sekarang!" Titah Jeonghan.

"Apa? Untuk apa kita ke sana?" Tanya Minghao sedikit terkejut dengan ajakan Jeonghan.

"Ikut saja. Nanti kau akan tau."

Minghao menghembuskan napas mengingat percakapannya dengan Jeonghan saat subuh tadi.

Gadis itu melihat ke sekeliling kamarnya. Perasaannya sedikit tidak enak karena hawa di kamarnya terasa sedikit mencekam.

Karena merasa sedikit tidak tenang, Minghao memutuskan berjalan di taman sambil menenangkan pikirannya. Ia melihat bunga mawar biru di tarca yang sangat indah saat ditimpa sinar bulan purnama, membuatnya tampak berkilau dan sedikit menenangkan.

"Oh? Minghao? Kau di sini?" Terdengar suara pria dari belakang Minghao.

Gadis itu pun berbalik. "Halo, kak Soon." Ucap Minghao dengan sedikit cemberut.

Minghao dan Soonyoung saling mengenal sejak di akademi. Mereka berdua bergabung dalam club bela diri yang mana Soonyoung fokus pasa taekwondo dan Minghao fokus pada wushu.

"Persiapan pernikahan yah." Soonyoung sedikit tertawa.

Minghao hanya mengangkat bahunya, 'begitulah'.

Mereka berdua pun memutuskan untuk jalan-jalan di taman sembari mengobrol.

Soonyoung menoleh ke arah Minghao yang lebih pendek darinya. "Kulihat hari ini kau lebih pasrah. Bukannya kemarin kau menolak? Kukira kau ingin kabur."

THE SIXTH PRINCESS (SVT GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang