𝓛𝓾𝓴𝓪
~𝓫𝔂 𝓡𝓪𝓼𝓲 𝓑𝓲𝓷𝓽𝓪𝓷𝓰
NOTE: UPDATE DUA HARI SEKALI!
JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA
.............
"Kak Aksa, Kakak di mana?"
"Kakak masih di sekolah. Kenapa?"
"Emm ... Bisa jemput aku, nggak? Aku lagi di toko buku. Mau pu...
Nika yang awalnya fokus menoret-coret buku, langsung mengalihkan pandangannya ke arah Gemintang. "Bingung kenapa?"
Gemintang menghela napas pelan. "Gue bingung sama kak Aksa. baru aja kemaren dia bilang kalo dia itu sayang banget sama gue, tapi sekarang dia bikin gue sakit hati. Ternyata jatuh cinta itu beneran sakit, ya," ujarnya tersenyum kecut.
Nika merubah posisi duduknya jadi menghadap Gemintang. Jarang sekali sahabatnya ini mau bercerita seperti ini. Biasanya Gemintang selalu menutup rapat semua masalahnya. "Gini, Gem, nggak ada yang namanya jatuh itu nyenengin. kecuali lo jatuh di atas tumpukan duit. Nah, itu baru namanya jatuh yang nyenengin. Hahaha."
Gemintang menatap Nika datar. Ini dia lagi serius, lho.
Menyadari tatapan dari Gemintang yang tidak bersahabat, Nika menghentikan tawanya. "Eh, tunggu. Lo cerita tentang kak Aksara di sini, emangnya lo nggak takut temen sekelas kita ada yang denger?" Nika menatap sekitarnya was-was. Selanjutnya ia menghembuskan napas lega begitu menyadari kalau teman sekelasnya tengah sibuk dengan urusan masing-masing.
"Kalo urusan perasaan kak Aksa, itu cuma lo yang bisa ngerasain. Lo tau, kan kalo satu perbuatan itu lebih berarti daripada seribu ucapan. Kalo lo ngerasa kak Aksara nggak beneran sayang sama lo, ya tinggal lo putusin aja. Gampang, 'kan."
Gemintang bergeming, perasaannya kacau. Jujur, untuk berpisah dengan Aksara itu bukan hal yang mudah bagi Gemintang. "Gue sayang banget sama kak Aksa, Nik."
Nika berdecak malas. "Memang, ya, orang yang kalo udah kenal sama yang namanya cinta itu jadi bodoh."
Baru saja Gemintang ingin membalas perkataan Nika, Riska --salah satu teman sekelasnya-- datang menghampiri meja mereka. Gemintang menatap Riska penuh tanya. "Kenapa, Ris?"