Memulai Semuanya Dengan Melepas

0 0 0
                                    


Dulu saya menulis dengan banyak pikiran yang kerap datang.

Apakah mereka akan membacanya?

Apakah mereka akan menyukainya? 

Apakah tulisan saya terlalu rumit?

Apakah tulisan saya patut untuk dibaca?

Perlu sekian tahun untuk menulis esai ini tanpa melihat ke layar komputer untuk membacanya kembali dan memastikan tidak ada kalimat yang salah.

Kadang kita semua seperti itu. Most of the time, selalu seperti itu.

Terlalu mendikte kehidupan kita, sesuai standar atau tidak. Diterima sosial atau tidak. Masuk ke harapan masyarakat atau tidak.

Pada keluarga, teman, kantor, bahkan diri sendiri. Kebingungan akan sebenarnya, standar yang ada di diri ini, hasil bentukan siapa? Diri sendiri atau orang lain? 

Apakah akan bahagia, hidup dengan standar yang ada di masyarakat?

Mendikte, memastikan, membaca ulang bentukan diri kita sebelum benar-benar ditampilkan ke masyarakat. Era 2021, dimana semua orang menonton ulang instagram stories mereka sebelum benar-benar di publish.  Bodoh. 

Tidak ada yang benar-benar peduli, nyatanya. Mereka hanya melihat hidup kita tidak kurang lebih dari tiga puluh detik. Bahkan sebagiannya langsung menggeser layar mereka ke story selanjutnya.

Apa yang kita pakai, apa yang kita berusaha untuk lihatkan. Kinerja kita, pencapaian kita, menikah umur berapa, lulus tahun berapa. Mereka kadang hanya mengerjapkan mata tidak lebih dari tiga puluh detik. Pikiran mereka tentang kita hanya lewat sepersedetik.

Lalu kebanyakan dari kita hidup untuk itu.

"Tidak enak"

"Standar ekspekstasi orang tua"

"Mereka berharap aku begini"

Persetan, karna tidak ada yang benar-benar peduli.

Saya tidak tahu buku ini akan berakhir kemana, karena tidak ada yang benar-benar peduli.

Kalau suatu saat Anda membaca buku ini, saya tidak tahu buku ini akan membawa Anda ke konklusi baik atau buruk dalam hidup Anda, tapi yang saya tahu, saya harus menyampaikan pemikiran saya.

Karna saya tahu, menjadi "tidak enak" dan bersandar pada ekspekstasi orang, atau standar masyarakat, sangat, menyakitkan.

Menyakitkan seperti air yang terus menerus menenggelamkan kita, dengan seizin kita.

Maka saya akan memulai buku ini dengan, persetan, saya hanya akan menulis, menulis, dan menulis. Pikiran saya nyata, pendapat saya nyata, dan jika pikiran atau pendapat saya menjadi sesuatu yang Anda pikirkan lebih dari tiga puluh detik, mungkin ya, bonusnya, pikiran saya ini bisa menjadi teman pemikiran untuk Anda.

Bahwa Segalanya Tentang KetidaktahuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang