Transmigrasi: Saya Menjadi Putri dari Keluarga Penjahat

221-225

Bab 221: Si Bodoh Kecil~

“Saya hanya khawatir tentang saudara kedua saya. Apakah Anda tahu bagaimana dia diganggu dan dimarahi oleh orang-orang itu karena putri Anda?

“Tentu saja, aku tidak membutuhkanmu untuk membantu saudara keduaku membersihkan namanya. Adapun Anda, jika Anda ingin putri Anda hidup, jadilah baik dan turunlah. Jika tidak, berhati-hatilah. Aku tidak akan melihatmu keluar!”

Dengan itu, Lu An tiba-tiba berbalik tanpa jejak emosi di wajahnya. Dia meraih lengan baju Kakak Ketiga dan menariknya. "Kakak Ketiga, ayo pergi!"

"Tetapi…"

Kakak Ketiga, yang masih linglung, tidak bisa menahan diri untuk tidak ragu. Dia belum pernah melihat Little Sister seperti ini! Seolah-olah dia telah mengalami banyak rasa sakit untuk menjadi sekuat ini. Seolah-olah…

Saudara laki-laki ketiga tertentu tidak bisa tidak merasakan sakit hatinya, tetapi adik perempuannya secara keliru berpikir bahwa dia masih ingin menyelamatkan nyawa. Dia berbalik dan berteriak padanya dengan suara yang sangat marah, “Apakah kamu bodoh? Dia sudah menunjuk jari pada Anda dan memarahi Anda karena menjadi dukun. Bagaimana hidup atau mati gadis itu ada hubungannya denganmu?”

"No I…"

Kakak Ketiga, Lu Qingzhou, merasa sedih. Melihat betapa khawatirnya adik perempuannya tentang dia, dia tidak bisa menahan tawa. Dia menepuk kepala kecilnya dengan jari-jarinya yang tebal dan berkata, "Konyol, aku hanya khawatir reputasi burukku akan memengaruhimu." Adik perempuan, adik perempuan yang imut seperti itu seharusnya tidak terpengaruh olehnya!

Tanpa diduga, Little Sister berkata dengan suara yang lebih marah, “Mengapa saya peduli dengan orang-orang itu?

"Bukankah aku bodoh untuk mempercayai orang lain dan bukan saudaraku sendiri?"

“Mm.” Dia memang bodoh.

Sudut bibir saudara tertentu tanpa sadar meringkuk. Dia bahkan dengan sengaja menggodanya, “Bodoh kecil~”  Hanya kamu yang akan mempercayai kami tanpa syarat.

"Hai!" Seorang adik perempuan tertentu bahkan lebih marah. "Kau yang bodoh!"

Mengatakan itu, saudara kandung mulai bertengkar, seolah-olah tidak ada orang lain di sekitar.

Mereka berbalik dan kembali ke rumah dengan suasana riang tanpa melihat ke belakang sekalipun.

Ibu Liu benar-benar diperlakukan seperti udara. Ada ekspresi yang tak terbaca di wajahnya. Awalnya, dia tidak bisa memaksa dirinya untuk memohon pada Lu An untuk menyelamatkan putrinya, apa pun yang terjadi. Namun, ketika dia memikirkan tentang bagaimana putrinya dinyatakan mati otak oleh sekelompok orang di Rumah Sakit Mingxin, termasuk ahli patologi forensik, dan bagaimana Pastor Liu bahkan menemukan teman yang lebih berpengetahuan dari luar negeri, yang sampai pada kesimpulan yang sama ... Lu An adalah satu-satunya…!

Jika putrinya benar-benar bisa bertahan…!

“Itu, Nona – Nona Lu, saya minta maaf karena saya kehilangan kendali atas emosi saya untuk sesaat. Jika ... selama, selama Anda dapat menyelamatkan putri saya, saya akan melakukan apa saja. Aku, aku akan bersujud dan mengakui kesalahanku!”

Dengan itu, Nyonya Liu keluar dari mobil dengan cemas dan buru-buru bersujud kepada Lu An.

Lu An, yang sudah berbalik, segera menghentikannya, tetapi wajahnya masih dingin ketika dia berkata, “Tidak perlu bersujud. Saya bersedia menyelamatkannya karena saya sendiri tertarik. ”

Dengan itu, Lu An memanggil Kakak Ketiga untuk membawa pasien ke dalam.

Terlepas dari kebenciannya, Ibu Liu mengangguk dengan tergesa-gesa. "Ya ya." Dia menatap Lu Qingzhou dengan rumit, tetapi mengingat Lu An, dia tidak mengatakan apa-apa lagi.