Amanda tiba di rumahnya dengan berderai air mata. Wanita itu langsung masuk kamar dan mengunci pintunya. Bi Nur yang panik menyusul majikannya itu ke lantai dua dan mengetuk pintunya.
"Non.. Nona Manda.. buka pintunya Non.." ucap Bi nur di depan pintu tak ada jawaban hingga Olivia menghampiri Bi Nur.
"Ada apa Bi? Apa putriku sudah pulang?" Tanya Olivia. "Sudah Nyonya. Nona masuk kamar dengan menangis Bibi khawatir Nyah.." ujar Bi Nur.
"Menangis? Kenapa dia?" Olivia kemudian mengetuk pintu kamar Amanda. "Sayang, apa kau baik-baik saja? Ini Ibu. Boleh Ibu masuk?" Tanya Olivia. Bi Nur dan Olivia saling memandang saat mendengar suara kunci dibuka.
"Masuklah Bu.." katanya seraya berjalan dan duduk di tepi ranjang.
"Kau kenapa sayang?" Tanya Olivia sambil mengelus rambut putrinya lembut. Amanda menatap Olivia sendu, air matanya jatuh perlahan. "Amaira Bu.."
"Amaira? Amaira anak kecil yang selalu kau datangi di panti?" Amanda mengangguk. "Kenapa sayang? Apa terjadi sesuatu dengannya?" Tanya Olivia sedikit panik. "Tidak Bu. Dia akan pergi. Sepertinya orang tuanya akan mengambilnya dari sana." Ujarnya sedih. "Emm anak Ibu ini juga pasti sedih ya? Sini peluk Ibu sayang. Dengarkan Ibu, jika memang takdir kau akan bertemu lagi dengannya sayang." Hibur Olivia.
Bi Nur masuk membawa segelas susu hangat untuk Amanda. Wanita itu tersenyum lalu meminum susunya. "Terimakasih ya Bi. Bibi selalu tahu apa yang membuatku tenang." Ujar amanda sambil tersenyum. "Iya Non, bibi gak suka lihat Nona sedih terus." Lalu pamit untuk keluar kamar.
"Bu, aku ingin membeli sesuatu untuk Amaira. Apa ibu mau menemaniku pergi keluar sekarang?" Ajak Amanda.
"Boleh sayang. Apa kau tak ada jadwal ke Rumah Sakit?" Tanya Olivia.
"Ada Bu. Aku praktek jam empat sore. Kalo begitu kita berangkat sekarang ya Bu.." kata amanda lagi. Olivia mengangguk setuju.
*****
"Aku harus mencari cara agar aku bertemu dengan Mommy. Aku sangat rindu dengannya." Ujar Amaira di kamarnya. "Tapi bagaimana caranya ya? Daddy pasti beralasan lagi." Gadis kecil itu memikirkan ide apa yang harus dia lakukan.
"Aku tahu.." serunya. Lalu dia masuk ke kamar mandi.
Arya membawa piring berisi chiken wings kesukaan putrinya. Lengkap dengan susu cokelat kesukaannya. "Dia benar-benar mirip Mommy nya suka sekali dengan susu." Gumam Arya lalu masuk ke kamar Amaira.
"Sweet Heart.." panggil Arya. Pria itu melihat seisi kamar yang rapi tak ada siapapun disana. "Sweet heart.." lalu mendengar gemericik air di kamar mandi. Arya meletakkan piring di meja dan segera membuka kamar mandi.
"Sweet heart.." seru Arya. Pria itu terbelalak melihat Amaira mandi menggunakan air dingin.
"Daddy, dingiiinnn.." rengeknya.
"Kenapa kau mandi sayang? Bukankah ini masih siang?" Ujar Arya menekan emosinya. Putri kecilnya itu akan jatuh sakit jika mandi dengan air dingin. Dan benar Amaira mulai bersin-bersin badannya panas.
"Pliss sayang jangan bikin Daddy khawatir yaa.." ujarnya sambil mengompres kening Amaira. Arya menelpon dokter dan menyuruh anak buahnya menebus obat untuk Amaira. Gadis kecil itu kini tertidur pulas di pelukan Daddynya.
*****
"Jadi Amaira sudah di jemput oleh Daddy nya Bu?" Tanya Amanda pada Ibu panti. Jantungnya tak beraturan. Badannya lemas. Amanda duduk dengan lesu. Olivia yang melihat putrinya seperti itu terasa sedih.
"Maaf Bu, apa boleh kami tahu dimana rumah orang tua Daddy nya?" Tanya Olivia.
"Maaf Bu Oliv, kami tidak bisa memberikan data terkait anak-anak disini. Sekali lagi maaf." Ujar Ibu panti. Amanda dan Olivia pulang. Dalam perjalanan Amanda menyesali tak memberikan kesan terbaik saat meninggalkan Amaira tadi pagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
INTERNAL LOVE (END)
Fiksi UmumGabriella Amanda seorang gadis biasa yang bekerja di sebuah Restoran. Hari-harinya begitu berat karena selalu mendapat perlakuan yang buruk dari pacarnya , Gerry. Hidup Amanda berubah menjadi lebih buruk sejak tragedi di hotel itu , Amanda terbangun...