***
Kwon Jiyong baru menyelesaikan pekerjaannya di studio. Masih dengan jaket jeans dan celana yang sama, pria itu melangkah keluar dari mobilnya. Ia keluar dari Rolls-Royce hitam miliknya kemudian menyebrangi jalanan sepi dan menekan bel rumah di depannya. Tidak lama berselang, pintunya terbuka, maka masuklah ia ke rumah itu. Melewati pekarangan yang cukup luas kemudian tersenyum menyapa pemilik rumahnya, seorang wanita paruh baya yang membukakan pintu.
"Jisoo ada di rumah?" tanyanya, setelah menyapa dan berbasa-basi. "Malam ini Lisa mengundang kami ke rumah barunya," susulnya sedang si pemilik rumah— ibu dari putri cantik bernama Kim Jisoo, berteriak memanggil anaknya.
"Masuklah dulu, Jisoo baru saja selesai mandi."
"Boleh aku menunggu di sini dan merokok sebentar? Aku baru selesai bekerja," tanyanya dan tentu diizinkan. Pria itu diizinkan merokok dan menunggu di pekarangan sedang ibu Kim Jisoo melangkah masuk, menyuruh putrinya untuk cepat pergi.
Di dalam, Kim Jisoo masih sibuk memasukan banyak barang ke tasnya. Seolah akan melarikan diri dari rumah, ia bawa semua yang ada di depannya. "Jangan lupa membawa hand sanitizer," pesan sang ibu.
"Hmm... Sudah aku bawa," tenangnya, meski tahu kalau G Dragon dari grup idola bernama Big Bang sudah menunggunya di luar.
"Kau benar-benar akan pergi dengan Lisa juga kan? Tidak hanya berdua dengan Jiyong?" tanya sang ibu kemudian, memperhatikan putrinya masih sibuk bersiap-siap.
"Memang kenapa kalau hanya berdua?"
"Jangan berkencan dengannya."
"Kenapa?"
"Dia merokok. Toil juga. Jangan menikahi perokok."
"Lisa juga merokok."
"Kau tidak akan menikah dengan wanita kan?"
"Siapa yang tahu?"
"Ya! Kim Jisoo!" seru sang ibu, yang sangat membenci lelucon seperti itu.
Respon sang ibu sukses membuat Jisoo terkekeh. Ia gendong tas ranselnya, setelah itu memeluk ibunya. Berpamitan, mengatakan kalau ia akan pulang beberapa hari lagi. Namun sebelum pergi, gadis itu berpesan— "aku tidak mengencani Jiyong, Toil apalagi Lisa. Jangan khawatir, akan ku nikahi pria yang tidak merokok. Sampai ketemu beberapa hari lagi," pamitnya yang kemudian melangkah keluar, menemui pria yang menjemputnya.
"Kau akan pindah rumah juga?" tanya Jiyong, setelah melihat gadis yang ia jemput keluar dengan ransel besarnya. "Atau akan pergi naik gunung?" susulnya penasaran.
"Ada latihan besok. Sekalian keluar, mumpung bisa," santainya, menggandeng Jiyong untuk segera keluar sementara tangannya yang lain melambai, berpamitan pada ibunya.
Jiyong ikut berpamitan. Ia membungkuk sopan kemudian tersenyum dan membawa si Rapunzel rumahan itu keluar dari rumahnya. Jiyong membantu Jisoo menaruh ransel besarnya ke dalam bagasi vannya, sedang supirnya yang terlambat turun buru-buru kembali ke tempatnya, menyalakan mobil dan bersiap untuk melaju.
Hanya ada Jiyong, Jisoo dan supirnya di dalam van itu. Perlahan roda bergulir, melaju melewati jalanan kota yang ramai. Sembari membicarakan pertunjukan yang sedang Jisoo kerjakan, mereka menikmati perjalanan itu. Sampai akhirnya mobil mewah itu tiba di sebuah jalan perumahan sepi yang tidak asing bagi Jiyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Making Songs Is Easy
Fiksi PenggemarTernyata, mudah atau sulit, bagus atau jelek, itu subjektif. Inspired by : Baesick - Meeting is easy ft. Leellamarz (Prod by. Toil) on SMTM10