Ardhan
Keluar yuk
Gita
Kemana
Ardhan
Keluar aja, galau akuGita
Galau kenapa tuh 👀
Ardhan
Gpp
Gita
Hmmmm
Ardhan
Ayo dong Git, udh siap nihGita
Siapa yang suruh siap-siap?
Ardhan
Aku otw sekarang yahGita
Apaannnnn
Ardhan
Ayo dong aku udh panasin motor nihGita
Mau kemana sih,
Ardhan
keluar ajaa
Gita
Ga jelasArdhan
Yudh terserah kamu deh mau kemana
Gita
kamu kan yang ngajak?
Ardhan
ke alun-alun?
Gita
Kurang kerjaan keliatan penganggurannya
Ardhan
makan mie ayam, sekalian makan siang gimana?
Gita
Emm, ayo jam 3 aku tunggu
Ardhan
Mana ada makan siang jam 3
Gita
Yaudh
Ardhan
Hahaha see you jam 3 Gitaaaaa
Gita hanya me-read pesan terakhir dari Ardhan, dia sebenarnya terlalu malas untuk sekedar bangkit dari kasur. Ibu dan Bapaknya pergi bekerja, bukan masalah besar jika dia tidak bangun pagi.15 menit kemudian Gita berdiri secara tiba-tiba dari atas kasur membuat dirinya tersentak kaget, kemudian ia terdiam mematung di depan cermin, cermin tersebut yang memperlihatkan pantulan seseorang yang sedang mengenakan hoodie abu-abu, rambut kusut bergelombang dan mata mengerjap-ngerjap.
“Hm cantik” gumamnya mengerutkan dahi.
Gita menghembuskan nafas kasar, mengambil kembali kesadaranya kemudian turun dari atas kasur untuk pergi menuju jendela. Rasanya siang maupun malam jadi tidak terlihat perbedaanya karena jendela tertutup, dia membuka jendela tersebut kemudian menyipitkan matanya kesilauan.
Gita kembali kearah kasur meraba-raba, menyusuri setiap sudut kasur dan bantal hingga akhirnya menyerah, dia terkadang frustasi jika setiap hari harus kehilangan ikat rambutnya.
Terlihat jam di dinding menunjukan pukul sebelas karena merasa haus dia pun pergi ke dapur untuk meminum segelas air, meneguknya tidak santai lalu berdeham cukup keras agar suaranya tidak serak.
Gita kembali ke kamarnya, duduk di meja belajar kemudian menyalakan laptop, sepertinya mengecek email atau bahkan sekedar memandangi cv² yang ia kirimkan beberapa waktu lalu adalah rutinitas sehari-harinya sekarang.
2 hari yang lalu cv-nya mendapat respon, sayang respon tersebut malah berisi; “ kami beritahukan kepada saudara/i Sagita amara bahwa dengan berat hati kami sampaikan lamaran saudara harus kami tolak” entah kenapa ada 2 perusahaan yang mengirimkan email seperti itu pada hari yang sama. Tanpa dipikirkan ulang Gita tentu saja langsung menghapus email tersebut dari draftnya.
Dia sebenarnya sering terjun langsung untuk mencari perusahaan yang sedang membuka lowongan, berkeliling kota ini dengan info yang diperoleh dari temanya ataupun dari template yang ia temukan di internet, bahkan sempat masuk tahap wawancara, namun setelah itu tidak ada kabar lagi padahal rasanya wawancara tersebut lancar-lancar saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perihal Dia Antara Mereka
Teen FictionPerihal dia, orang yang biasa-biasa saja semua hal yang ada dalam dirinya standar, menurutnya tidak ada yang salah dengan hal tersebut namun tidak untuk mereka