#04 Pertentangan

4 0 0
                                    


Setelah sampai rumah Gita melihat ibunya diluar pagar membawa satu kotak rantang bermerk tupperware.

"sini Git" Gita menghampiri Ibunya sebelum masuk kedalam rumah

"Kenapa?"

"Anterin ini kerumah Arkan, kasian Bapak juga disana, belum makan kayaknya"

"jadi buat Arkan atau Bapak?"

"Buat siapa aja"ucap ibunya, tak menghirangkan Gita. Dia lalu beralih mengambil sapu lidi dan pengki yang berada di sebelah tong sampah, menyapukan daun-daun kering, juga puntung rokok yang dipastikan si pelaku adalah Bapak nya sendiri.

"Buat Gita boleh?"

"yang bener Git"

"becandaaaaa"

"cepet sana"

"Iyahhh"

Gita pun bergegas kerumah Arkan sebelum mendapat dampratan dari ibunya. Terlihat banyak kendaraan di luar rumah Arkan juga alas kaki yang di dominasi oleh Sendal swalow.

"gapapa yang sabar yah"

Ucap salah satu orang di dalam sana, Gita mendengar itu sekilas sebelum memasuki pintu, ada Arkan juga disana dikerumini oleh banyak orang, seperti tontonan yang bisa dinikmati oleh khalayak.

Dia memasuki rumah Arkan agak ragu pasalnya banyak orang di dalam saat dia mengucapkan salam saja semua orang langsung hening dan memberi atensi pada dirinya, dia tidak suka ini.

"Assalamualaikum"

"Walaikumsalam" jawab mereka berbarengan

"Kenapa Git?" Sahut Bapaknya dari dalam sana

"Ini dari ibu"

"Apa itu?"

"Kayaknya bolu"

"bawa aja kedapur terus minta tolong piringin yak"

"Iya pak"

Semua orang didalam memperhatikan percakapan anak dan bapak tersebut bahkan tidak ada sedikit pun dari mereka yang bersuara rasanya menjadi aneh saja.

Arkan, dia hanya menunduk sembari bermain-main dengan karpet di hadapanya.

Melangkah sedikit demi sedikit, berharap tidak ada gelas kopi yang tersenggol.

Kemudian setalah sampai dapur, Gita sedikit bingung piring apa yang harus digunakan, disini tidak ada sama sekali alas yang dapat digunaka.

Hingga akhirnya dia memutuskan kembali keluar dapur untuk menanyakan apa yang harus digunakan untuk menghidangkan makanan yang ia bawa.

"Pak, piringnya ga ada"

"Loh, masa?"

"Sebentar" sela Arkan bangkit  duduknya yang kemudian di ikuti Gita dari belakang.

Arkan melihat-lihat isi rak piring dan memang kosong, dia sempat menimang-nimang sebentar. Hingga akhirnya beralih menuju lemari dibawah kompor terlihat banyak tumpukan piring yang sepertinya belum terpakai. Kemudian dia mengambil lap yang digantungkan di atas nakas bumbu-bumbu dapur, untuk mengelap piring-piring tersebut.

"Sini biar aku aja ini yang di keresek kan"ucapnya, sembari mengambil keresek yang tadi sempat Gita simpan di sebelah rak piring

"iyah"

Disini canggung sekali, Arkan hanya terdiam sembari menata bolu itu satu persatu

"Arkan" seru Gita sedikit mengecilkan suara

Perihal Dia Antara MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang