Hari ini salju semakin deras turun, jalanan mulai di tutupi salju bahkan pepohonan di tepi jalan nyaris tak terlihat dedaunannya. bahkan beberapa mobil di tepi jalan tertutup salju, petugas mulai sibuk membersihkan jalanan yang di tutup salju. Naya melajukan mobilnya menuju toko baju yang ia buka, hari ini ia kedatangan pelanggan vip nya.
Meski dalam keadaan kurang sehat, Naya berusaha memberikan yang terbaik untuk pelanggannya. kepalanya terasa sangat berat, sudah beberapa hari belakangan ini. ia hanya meminum obat pereda nyeri saja. karena ia tau jika ia sakit maka toko baju tidak akan buka dan uang untuk ia bertahan hidup tidak ada. Aemi sudah berapa kali memintanya untuk istirahat jika merasa lelah tapi ia tak mau, karena sikap mandirinya.
ddrrttt...ddrrttt..
Ponsel milik Naya pun berdering, ternyata panggilan dari Aemi.
"Yeobseo, ada apa Aemi~aa?" tanya Naya sembari menyetir.
"Kau di mana? aku di tokomu, kenapa belum buka? di luar dingin sekali." keluh Aemi dalam panggilan telepon nya.
"Sebentar lagi aku akan tiba, sabar menunggu ya Aemi ku" jawab Naya merayu agar sang sahabat tidak marah padanya.
"Baikalh." saut Aemi dan memutuskan panggilan telepon.
Lima menit menunggu, Naya pun sampai di toko nya terlihat dari jauh Aemi masih menunggu sambil menggosokkn telapak tangannya yang terasa membeku karena dingin. Naya tersenyum melihat Aemi selalu setia padanya dalam keadaan apapun. setelah memarkirkan mobilnya Aemi dan Naya pun masuk kedalam toko milik Naya.
Setelah melayani beberapa tamu dan juga pelanggan VIP nya, Naya dan Aemi pun bisa santai sambil bercengkrama menceritakan apa yang terjadi pada mereka setelah malam itu. kini sudah satu minggu berlalu sejak itu baik itu Naya dan Aemi tidak pernah bertemu Jungkook dan Hobi. karena jadwal Hobi yang harus syuting begitu juga Jungkook yang harus melakukan revisi lagu mereka yang akan rilis tahun baru nanti.
"Aku mengakui perasaanku pada Jungkook Aemi~aa," ucap Naya memecah tawa mereka.
"Mwo?" teriak Aemi terkejut matanya terbuka lebar seakan ingin keluar "Kau berani sekali Naya, Jungkook jawab apa?" tanya Aemi sembari mengatur duduknya agar bisa mendengar dengan seksama.
"Aku tidak menunggu jawabannya,Aemi. terlalu gugup aku langsung menutup panggilan telepon." jawab Naya tersipu malu.
"Ya tuhan,Naya! kenapa tidak menunggu Jungkook menjawab dulu?" keluh Aemi kesal, ia berharap Naya dan Jungkook bisa bersama.
"Apa kau tidak ingat apa yang dia katakan saat kita bermain game malam itu? dia mengatakan tidak mau menjalin hubungan dengan teman atau pun sahabt." jelas Naya dengan wajah sedihnya, mengingat kembali apa yang di katakan Jungkook malam itu.
"Tapi perlakuannya padamu selama ini bisa di katakan perhatian pada orang yang di sukai, Naya!" jelas Aemi mencoba meyakinkan sang sahabat.
"Jika Jungkook tidak memiliki perasaan padaku juga tidak masalah,Aemi. kau tau bukan banyak wanita di luar sana ingin memilikinya dia bisa memilih salah satu dari mereka. dan jika takdir mengatakan Jungkook menjadi milikku maka kami akan di persatukan." jelas Naya tersenyum kecil menahan air matanya, ia mencoba untuk menegarkan hatinya.
Aemi hanya bisa memeluk sang sahabat untuk menguatkannya, padahal ia juga ingin mengatakan keluh kesahnya tentang Hobi. tapi ia urungkan karena keadaan Naya yang juga merasa sedih sama seperti dirinya. sakit kepala kembali menyerang Naya, ia mencoba untuk menyembunyikan sakitnya pada Aemi.
"Aemi~aa, bisakah aku minta bantuanmu?" tanya Naya dengan gigi sedikit mengatuk menahan sakit.
"Apa yang terjadi, Naya? apa kau sakit?" tanya Aemi khawatir karena keringat membasahi kening Naya.
"Tida, aku hanya sakit kepala dari tadi pagi, dan ingin ke rumah sakit untuk memeriksa tapi aku tak ingin toko tutup. bisakah kau menjaganya?" pinta Naya sambil mengambil kunci mobil dan tas nya di atas meja.
"Baiklah, pergilah periksa dirimu. aku akan menjaga toko sampai kau kembali nanti." jelas Aemi sambil mengantarkan Naya ke pintu mobil.
"Gomawo Aemi," ucap Naya tersenyum dan langsung melajukan mobilnya.
20 menit perjalana Naya pun sampai ke rumah sakit. ia pun mendaftarkan dirinya dan mulai memeriksa kepala nya pada dokter spesialis penyakit dalam.Naya pun menjalani beberapa tes, dari tes darah dan ronsen kepalanya.
Cukup memakan waktu hampir satu jam baru Naya dapat mendgerar hasil kesehatannya dari sang doktert. ia seksama mendengar semua penjelasan sang dokteter tentang apa penyebab ia sakit kepala hebat dalam beberapa hari ini.
"Aku bisa melihat ada kangker di kepalamu,Naya. dan aku harap kamu melakukan pemeriksaan rutin dan juga operasi untuk mengangkat kangker tersebut.' jelas dokter dengan pelan pada Naya.
Bagai di hantam batu besar di tubuhnya, seketika fikirannya melayang memikirkan bagai mana ibu dan ayahnya di busan, jika tau ia mengalami hal ini. bagaimana sahabatnya nanti jika tau ia seperti ini, terutama Aemi. Naya pun tersadar dan tak dapat berkata lagi, ia ingin menangis tapi air mata tak bisa keluar dari matanya.
Ia masih saja memandang hasil dari dokter tadi, seakan semua yang terjadi hanya mimpi baginya. cukup lama Naya duduk di depan kemudi mobilnya, memikirkan semuanya. Naya pun memutuskan untuk merahasiakannya dari Aemi dan juga orangtuanya. ia tak ingin orangtuanya dan Aemi merasa sedih dan memikirkan keadaannya. bagai mana ia akan menjalani operasi dan juga pengobatan lainnya ia akan fikirkan nanti.
Sementara Aemi yang berada di toko milik Naya sibuk melayani bebrapa pelanggan. tampa ia sadar So Hyun datang ke toko milik Naya untuk membeli beberapa pakaian, dan juga mengatakan satu hal pada Aemi.
"Lama tidak bertemu, Aemi?" sapa So Hyun tersenyum sambil membungkuk kecil.
"Owh, So Hyun. apa kabar?" jawab Aemi membungkuk kecil dan membalas senyum So Hyun kembali.
"Kebetulan aku lewat dan ingin membeli beberapa baju di sini. apa Naya tidak bersamamu?" tanya So Hyun basa basi sambil memilih beberapa baju yang akan ia kenakan di kamar pas.
"Naya sedang pergi kerumah sakit memeriksa kepalanya yang sakit" jelas Aemi sambil meletakkan minuman di atas meja.
"Apa kau ada bertemu Hobi setelah malam itu, Aemi?" tanya So Hyun pada Aemi sembari duduk di kursi yang di sediakan.
"Tidak, kami belum ada bertemu. bukankah kalian sedang syuting bersama?" tanya Aemi penasaran kenapa So Hyun bertanya seperti itu padanya.
"Hhmm, begitu kah? apa Hobi tidak mengatakan jika saat ini kami mulai menjalin hubungan?" jelas So Hyun seakan menjelaskan pada Aemi untuk berhenti berharap pada Hobi, karena saat ini ia lah pemilik Hobi.
"Benarkah? selamat atas hubungan baru kalian." ucap Aemi dengan nada parau menahan tangisnya.
Naya yang berada di ambang pintu bisa mendengar dengan jelas apa yang di katakan So Hyun pada Aemi. Emosi nya memuncak, ia mencoba menghubungi Jungkook dan Hobi tapi tidak ada jawaban. karena Jungkook sibuk dengan lagunya, sementara ponsel berada di dalam tas miliknya. sementara Hobi sibuk syuting beberapa adegan tampa So Hyun, ponsel miliknya juga berada di dalam mobil. Naya benar-benar kesal dan emosi, ia pun masuk kedalam dan mencoba mengalihkan So Hyun dari Aemi yang saat ini susah untuk menahan air matanya yang akan tumpah. ia tak mau jika nanti Aemi menjadi bahan tawaan So Hyun, karena ia tau bagai mana sikap So Hyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story And Him
Short StoryKim Aemi yang mencintai pria yag tidak mungkin akan menjadi miliknya. Karena perbedaan dan status mereka, Sehingga Aemi hanya bisa mengagumi Hobi, pria yang sudah hampir 7 tahun ia cintai. akankah Aemi dan Hobi bersatu karena perbedaan yang begitu m...