Mulanya Novi anak manis yang kutaksir baru berusia 11 tahun itu minta diajari berenang. Dia kuajari melakukan gerakan kaki sambil tangannya berpegang ke bibir kolam renang.
Ibunya ikut-ikutan melakukan gerakan seperti yang kuajarkan pada anaknya. Ketika Novi kuminta mengikuti gerakan kakiku gerakan kaki katak, dia agak bingung mengkoordinasikan kayuhan
kakinya. Oleh karenanya aku jadi memegang kedua ujung kaki Novi dan menggerakkan sesuai yang kumau.Setelah dia mendapat tahu caranya dia kuminta terus berlatih sampai gerakannya lemas. Eh lha dhalah, mamanya ikut pula minta dilatih kakinya.
Dengan sabar kuajarkan
gerakan itu sambil melakukannya perlahan-lahan. Setelah kulepas dia bisa , tetapi kemudian kacau lagi. Aku jadi memegang lagi ujung kakinya dan mengulangi gerakan kaki katak.Berkali-kali aku harus membimbing gerakan kakinya sampai dia memahami irama gerakannya ,mereka berdua lalu berlatih sambil berpegangan di pinggir kolam.
Oom kaki udah bisa nih, terus gerakan tangannya gimana, tanya Novi Aku terkesiap. Untuk melatih gerakan tangan, aku kan harus memegang bagian depan
tubuhnya dan mengangkatnya di apungkan ke air.Aku menyarankan agar mamanya yang
memegang dan mengapungkannya, dan aku memberi contoh gerakan tangannya.
Ah mama gak bisa Nov, minta Oom aja yang megangin, mama juga ingin diajari koq.. kata mamanya.Dengan perasaan agak canggung dan berpikir keras, aku terpaksa menerima permintaan Novi. Masalahnya aku harus menopang bagian mana agar jangan menyentuh bagian vital. Tapi rasanya gak mungkin mengangangkat Novi tanpa menyentuh bagian vitalnya di atas dan di
bawah.Aku memutuskan merentang tanganku dengan posisi telapak tangan menghadap ke bawah. Aku bukan tidak mau menyentuh, tetapi aku lebih memilih agar tidak dituduh kurang ajar.
Posisi tanganku yang demikian nyatanya sulit. Aku jadi cepat lelah dan kontrol apalagi Novi jadi susah mengapung. Sebabnya dengan gerakan tangan dan kaki, badan Novi jadi seperti akan melaju ke depan, padahal aku harus tetap menjaganya agar dia tidak
tenggelam.Mau tidak mau posisi tanganku jadi menengadah. Tangan kanan ku menyangga dibagian atas dan yang kiri menopang tubuh Novi bagian bawah. Pada posisi begini sangat mustahil tidak
menyenggol tetek Novi yang baru tumbuh dan kemaluannya yang menggelembung.Novi tapi seperti tidak merasa risih bagian-bagian intimnya tersenggol tanganku. Malah dia melakukan gerakan liar dan kacau sehingga aku terpaksa menjaganya dengan kontrol yang
kurang cermat, sehingga sering kali teteknya tercekam telapakku begitu juga kemaluannya. Ini aku tidak sengaja dan jujur aku berkata sungguh.Setelah beberapa saat koordinasi gerakan tangan dan kaki Novi mulai baik. Tanpa kupegangi lagi dia bisa mengapung dan bergerak maju dengan kayuhan kaki dan tangannya. Ibunya kagum atas kemajuan Novi belajar berenang. Meski belum berani ke arah kolam dalam, tetapi Novi sudah bisa hilir- mudik mengayuhkan kaki dan tangannya.
Mas saya diajari juga dong, kata ibunya.
Aduh mati aku, masak permintaan si ibu ku tolak, apa alasannya. Tapi kalau kuterima kan berarti aku bakal memegang payudara dan kemaluannya. Apa dia nanti gak marah, kalau kesenggol itunya. Mestinya dia tahu risiko itu, tetapi toh dia memilih untuk menerima risiko itu ... Atau jangan - jangan minta diajari renang itu hanya alasan sampingan aja, dan alasan utamanya minta disentuh bagian pentingnya.Kalau alasan yang kedua itu tujuannya, dan aku tolak berarti aku bodoh luar biasa.
Sampai disini aku harus merubah sikap yang tadi penuh santun, jadi harus agak nakal nih. Wah kalau ngajari orang gede ada tarifnya mbak, kataku dengan nada gurau heheKoq jadi komersil sih, emangnya berapa tarifnya, tanya Nana sambil melepaskan lirikan agak menggoda.
Berapa yaaa.., wah jadi bingung nih, kata ku dengan mimik lugu.Makanya jangan sok komersil, udah ahh, gimana nih kata nana. Aku lalu menginstruksikan agar dia berpegangan dahulu ke bibir kolam lalu kedua tanganku berada di bawah badannya sambil aku mencari posisi yang tidak langsung menyentuh buah dadanya dan kemaluannya.
Tangan kiri ku menyangga di dada bagian atas dan tangan kananku ke perut bagian bawah,sedikit di atas kemaluannya Pelan pelan aku angkat dan kujauhkan dari bibir kolam.
Kedua tangannya kuminta mengayuh seperti yang tadi kutunjukkan
kepadanya. Dia melakukannya pelan-pelan. Gerakan ini tidak terlalu membuat gaya maju sehingga aku bisa menahan badannya. Tetapi setelah aku koreksi arah telapak tangannya,maka gerakan maju badannya menjadi semakin besar. Pada awalnya kedua tanganku masih bisa di zona sopan.Selanjutnya gerakan tangannya yang makin cepat membuat posisinya
bergeser. Aku jadi kelabakan ketika sanggaan tangan ku terlepas dan dia agak kelelap.Sesegera mungkin aku mengangkat tubuhnya ke atas dengan topangan kedua tanganku.Kejadiannya, tangan kiriku mengangkat tepat di kedua gundukan empuk dadanya dan satu lagi membentur gundukan vital yang bawah. Tapi nana kelihatan cuek aja. Aku pun pura-pura tidak merasa sentuhan ke bagian vitalnya. Dia terus berkecipak, tapi iramanya kacau, sehingga air muncrat kemana-mana dan menerpa wajahku.
Next Part

KAMU SEDANG MEMBACA
SATU MALAM
FantasyCerita yang bukan pengalaman , membayangkan seandainya benar - benar terjadi