Hai perkenalkan namaku Hoseok atau biasa di panggil Hobi, Hoba, Hose terserah kalian ingin memanggilku apa. Pertama perkenankan aku untuk bercerita tentang kisah cintaku selama 7 tahun ini, aku tidak yakin ini akan menarik atau tidak tapi aku mencoba untuk berbagi dengan kalian semua, dan kuharap kalian tidak bosan dengan ceritaku ini :)
Aku memiliki kekasih bernama Yoongi, dia orang yang baik, pengertian dan loyal untuk beberapa hal. Kami menjalin hubungan dari awal kuliah, namun kami tidak tinggal di kota yang sama, kami menjalani hubungan jarak jauh, dia di Seoul dan aku di Gwangju. Kami kenal karena teman sekolah Yoongi yang temanku satu kelas memperkenalkan kami, awalnya aku dan Yoongi tak ada niatan untuk menjalin hubungan, kami hanya sekedar ingin berteman saja, namun siapa yang tahu jika hubungan kami akan berjalan selama ini, tidak pernah ada kalimat Yoongi menyatakan perasaannya denganku hanya berjalan apa adanya dan kami merasakan rasa yang sama jadi kami sepakat untuk jalani saja dengan santai dan tak terasa kami melaluinya selama tujuh tahun, sungguh waktu yang tak sebentar.
Yoongi merupakan sosok laki laki yang penuh tanggung jawab, tak jarang dia datang ke Gwangju untuk menemui ku, dan saat kami bersama dia tidak akan pernah membiarkan aku terlambat makan atau pergi sendiri, ya walaupun aku yang harus menjemputnya dulu ke hotel tempatnya menginap tapi dia berusaha selalu menemaniku kemanapun aku akan pergi. Kami menikmati setiap waktu ketika bersama, karena waktu kami tidak sebanyak orang orang yang tidak menjalani ldr seperti yang kami jalani. Tak jarangpun aku yang mengunjunginya ke Seoul, dan itu membuat Yoongi sangat antusias, karena memang aku yang tak bisa dengan mudah pergi ke luar kota apalagi ketika kami yang masih kuliah, belum memiliki penghasilan sendiri tapi terkadang Yoongi mengambil beberapa pekerjaan yang bisa dia lakukan di sela kegiatannya yang lumayan padat dan uang yang ia dapat di tabung untuk keperluannya atau memang untuk di pakai ketika kami akan bertemu sungguh itu adalah hal romantis yang pernah ku dapatkan.
Selama kami berhubungan tidak selalu berjalan baik, pernah pula Yoongi diam diam bermain dengan wanita lain dan aku mulai menyadarinya, hingga sampai pada hari dimana Yoongi datang ke Gwangju untuk merayakan ulang tahunku di situ aku berani bertanya tentang dia yang sikapnya mulai berubah, awalnya dia tidak memberi alasan apapun selalu mengelak dari pertanyaanku itu, sedikit kecewa karena tak ada kejujuran dalam hubungan kami tapi aku tetap berusaha berfikir positif kepada Yoongi hingga akhirnya aku memergoki pesan dari seseorang dengan nama "Eunji" ketika Yoongi sedang ke toilet, aku hanya mengintip dari notifikasi, katakan aku tidak sopan tapi jujur saja notifikasi yang tak berhenti itu membuatku penasaran dan setelah Yoongi kembali duduk aku berusaha membuka obrolan tentang apa yang ku lihat tadi, aku berusaha tidak meluapkan rasa cemburuku kepadanya, aku hanya ingin dia berkata apa adanya kepadaku kurang lebih aku mengatakan seperti ini "hyung aku tau apa yang sedang kamu sembunyikan, aku hanya ingin kamu jujur tidak perlu alasan panjang" dan ya pada akhirnya dia jujur jika memang dia ada bermain dengan teman wanitanya, apa aku sedih? Pasti, itu melukai perasaanku, hubungan kami yang sudah berjalan 2 tahun dan terasa baik baik saja bagiku ternyata berada di ujung jurang hubungan, kami hampir saja selesai karena orang ketiga. Yoongi meyakinkanku akan menyelesaikan masalah ini dan tetap ingin mempertahkan hubungan kami, awalnya aku berfikir untuk apa di teruskan bisa saja dia berbohong dan tetap menjalin hubungan dengan teman wanitanya itu siapa yang tahu sedangkan aku dan dia berada di jarak yang cukup jauh tapi hatiku saat itu memberikan kesempatan untuknya memperbaiki apa yang sudah dia perbuat, dan benar Yoongi menepati janjinya untuk menyelesaikan hubungannya dengan teman wanitanya itu setelah dia kembali ke Seoul hubungan kami kembali baik dan kami lebih intens berkomunikasi dibanding sebelumnya, memang kadang masalah itu memiliki hikmah setelahnya.Memasuki tahun ke 6 kami sering adu mulut untuk hal hal sepele seperti tidak mengabari seharian, chat yang tidak di balas namun terlihat online, tidak berpamitan saat pergi tapi bisa memposting di sosial media, hingga terkadang aku yang lelah tidak menjawab pesannya atau menjawab sekenanya begitupun sebaliknya, yoongi terkadang tidak mengabari seharian, katanya "aku sengaja gak chat kamu dulu biar kamu sadar buat chat aku duluan"- childish pikirku, dan entah kenapa di tahun ini dari pihak keluargaku seperti mendesakku untuk segera menikah tapi tidak semudah itu, aku yang belum bekerja lagi setelah keluar dari pekerjaan terakhirku tidak bisa dengan mudah menikah begitu saja. Kalian tau modal menikah tidak murah, apalagi aku adalah anak terakhir yang pasti di harapkan untuk menjamu tamu dengan baik dan lagi keluarga Yoongi termasuk keluarga yang memandang sesuatu dari materi, tidak keluarga intinya tapi keluarga besarnya sedangkan aku, aku bukan dari kalangan keluarga yang dibilang menengah keatas, bahkan aku bukan dari keluarga yang lengkap, aku ingin memberikan perayaan pernikahan yang orang memuji eommaku berhasil. Pasti kalian mengerti maksutkukan? Dan itu juga merupakan masalah dihubungan kami, memang awalnya aku dan Yoongi seperti tidak terlalu berfikir jauh tentang itu apalagi di saat bersamaan Yoongi sedang merintis usaha kuliner dengan temannya, aku berfikir bahwa supportku untuk Yoongi lebih di butuhkan daripada kami mendebatkan masalah pernikahan yang kami saja belum membicarakan secara serius. Lama usahanya mulai stabil, aku menyarankan untuk Yoongi mulai mencari rumah untuk kedepannya, aku pernah bilang kepada Yoongi jika setelah menikah aku tidak ingin tinggal bersama orang tua dan Yoongi setuju dengan itu, dia mencoba mencari rumah yang pas dengan tabungannya, dan aku? Aku hanya jadi support sistemnya karena Yoongi termasuk orang yang mudah sekali down jika apa yang dia lakukan tidak sesuai dengan yang dia harapkan dan aku juga tetap berusaha mecari pekerjaan yang baru.
Kami sama sama memiliki kesibukan, Yoongi yang mulai sibuk dengan pekerjaannya di kantor dan malamnya mengurus bisnisnya, aku yang membantu eomma di toko dan sesekali membantu dokter kenalanku sbegai asistennya jika ia membutuhkan bantuan, hubungan kami berjalan seperti biasa tidak banyak pertengkaran yang berat hanya masalah sepele.