Chapter 68

119 22 12
                                    

Semenjak kejadian itu, baik Chuuya maupun yg lain termasuk diri mu berusaha untuk melupakannya.

Meski sisa umur Hanae hanya tersisa 39 hari lagi, namun kami percaya bahwa gadis itu akan tetap hidup sampai ia dewasa.

Kami tak mengatakan apa pun pada Hanae, kami hanya memberi apapun yg ia mau dan membahagiakannya bukan karena mengetahui ia tak lama lagi tapi karena kami memang mencintainya.

"Nee Mama apa mama senang Hanae bisa melihat lagi ?" Tanya Hanae sambil menunjukan iris biru safirnya yg mengkilap.

"Tentu saja." Jawab mu sambil menekan hidungnya.

"Mama, kapan adik akan keluar dari dalam sana?" Hanae bertanya pada mu sambil meletakan telinganya di perut mu.

"Astaga, Hime Sama kau masih membahas itu." Keluh Chuuya sambil memijat pelipisnya.

"Hanae sanggat menyayangi adik papa, Hanae ingin main dengannya."

Perkataan Hanae benar benar membuat mu dan Chuuya tak bisa berkata kata.

"Ya kau akan main dengannya nanti saat ia sudah bisa berjalan." Sahut Chuuya.

"Aa benar juga, ke mana bibi miko dia tak datang ?" Tanya Hanae.

"Um bibi miko sedang menemui mamanya ia sanggat merindukan mamanya." Jawabmu.

"Heeeee~"

••••

Malam harinya, kau, Hanae dan Chuuya menggelar futon di atas balkon.
Ini semua adalah permintaan Hanae meski Chuuya menolaknya namun mata biru nan imut itu selalu membuat Chuuya menuruti permintaannya.

"Mama apa mama ada dongeng untuk ku ?" Tanya Hanae.

"Dongeng?"

"Papa tak pernah mendongeng untuk ku." Jawab hanae.

"Bagaimana kalau bernyanyi sebelum tidur?" Tawar mu.

"Nyanyi? Waaaa baiklah mama, Hanae dengarkan ya ya...." Selalu saja antusias.

Sembari menutup mata dan mengusap kepala Hanae.

🎶🎶🎶🎶🎶

Anata wa shiawase ni naru...

Datte tsurai koto takusan ganbatta ...

Fuan ni tsubasaresouna

Hitori no yoru mo aru karedo makenai de ..

Mou ikkai kurikaesu ne?

Anata wa shiawase ni naru ...

🎶🎶🎶🎶🎶🎶🎶

Bahkan lagu itu, belum habis namun Hanae sudah terlelap.

"Kita masuk..." Chuuya bangkit dan menggendong Hanae ke kamar.

"Padahal seru tidur di luar." Celetuk mu.

"Kau sedang hamil dan Hanae terlalu kecil untuk menikmati angin malam yg kejam."

"Padahal seru." Keluh mu mengikuti pria beriris safir naik ke atas ranjang.

"Aah suara mu indah." Chuuya memuji sambil menyingkirkan rambut yg menutupi wajah mu.

"Mmm kau mau mendengarnya lagi, ak punya lagu lain anata?" Sejenak keduanya saling bersitatap.

"Tidak!" Chuuya memunggungi mu setelah mengatakan tidak.

"Ya mau gimana lagi, Chuuya kun tidak akan bisa bernyanyi untuk ku." Keluh mu sengaja mengusik Chuuya.

"Kau mau mendengar ku berteriak ?"

"Itu ancaman atau tawaran anata?"

Pria beriris safir itu tersenyum tipis padamu.
"Kau mau ak masuk ke dalam mu ?"

Ini baru ancaman, bulu kuduk mu langsung berdiri mendengar pertanyaan Chuuya barusan.

"Mou Chuuya Kun, kau akan menyakitinya nanti." Keluh mu sambil mengusap usap perut mu. Chuuya juga melihat keadaan perutmu dan menyadari bahwa ia semakin membuncit.

"Aaa dia semakin besar ya." Tangan dingin itu mengusap ke dalam baju mu.

"Dia memiliki papa yg mesum." Celetuk mu.

"Oi!" Selalu membuat mu terkikik dengan apa yg Chuuya lakukan.

"Tapi, kita bisa lakukan dengan hati hati."

"Lain kali ak akan memanggil Dazai San ke sini."

"Cik si maniak itu! Jangan berani kau menyebut namanya di depan ku." Celetuk Chuuya.

"Hahahaha..... Anata, ak mau tidur. Bisa kau memeluk ku?" Pinta mu

"Berbaliklah."

Chuuya masih mengusap perut mu dari dalam baju mu.

"Papa, hebat ya." Kau bicara pada putri mu yg masih dalam kandungan mu sambil menutup mata.

.

.

.
TBC

Ai No Uta | Chuuya X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang