•••
09 Februari 2021Seorang gadis tersenyum tipis menatap Kue ulang tahun yang bertuliskan "Selamat Ulang Tahun Arana." Kue yang dikirimkan kakak sepupu perempuannya untuk merayakan usianya yang kini sudah genap 20 tahun. Ia segera mengambil ponsel dan menghubungi kakaknya.
"Halo, Na?"
"Ada apa, nih. Tumben sekali menghubungi duluan."
"Sepertinya yang harus bertanya itu aku, kak."
"Tumben, mengirimkan cake seperti ini. Ada apa?"
"Hehe..Sebenarnya.."
"Kali ini mau minta tolong apalagi, kak?"
"Peka sekali, sih. Dasar kamu ini."
"Yah..biasanya kan begitu."
"Hei-Hei, kenapa aku terkesan menelpon mu hanya saat butuh saja, huh? aku juga biasanya menelpon karena ingin tahu kabarmu, ya."
"Baiklah, kali ini ada apa? Bisa dipercepat, aku sibuk."
"Kau ini benar-benar ya.."
"Yasudahlah, aku memang ingin merayakan ulang tahunmu, oleh karena itu aku mengirimkan cake kesukaanmu."
"Oh, benar. Terimakasih untuk cake nya, kak."
"Sama-sama, Na. Dan juga.."
"Dan..?"
"Dan kakak juga ingin minta tolong kepadamu satu hal"
"Na, apa besok kamu bisa pulang? Kakek sudah semakin tua, dia bilang ingin bertemu cucu-cucunya selagi masih ada kesempatan."
"..."
"Arana?"
"Kenapa bukan kakak aja yang pulang?"
"Aku masih sibuk sama urusan kuliah."
"Mau sampai kapan kamu pakai alasan yang sama terus-terusan, udah tiga tahun lho, Na. Aku tahu kamu udah libur akhir semester sekarang."
"Tapi.."
"Na, mengertilah kali ini. Aku benar benar minta tolong padamu, karena cucu kakek hanya kita berdua. Dan kita sama sama sedang berada di luar kota, kita sama sama jauh dari kota asal kita."
"Kak, maaf.."
"Na, aku minta maaf karena tidak tahu alasan kamu yang tak pernah pulang sama sekali selama tiga tahun ini, tapi kali ini kakak mohon bantuanmu, setidaknya kakek akan bertemu dengan kamu."
"Baiklah.." Dengan berat hati Arana menyetujui, setelah dipikir pikir bukan hanya ia satu-satunya yang mempunyai masalah, kakaknya pun pasti punya alasan sampai meminta tolong kepadanya seperti ini.
"Tiket sudah aku beri bersamaan dengan cake yang kukirim, jangan lupa diperiksa."
Arana menghela nafas panjang, melihat penerbangan pulang ke kota asal yang telah lama ia hindari.
Oke, i'm back.
Arana sesungguhnya sangat tidak ingin pulang.