Sejak saat itu gadis itu mulai ketakutan saat melihat dunia luar yang baru ia kunjungi. Melli selalu merasa terasingkan di lingkungan baru. Namun hidup terus berjalan bagai waktu yang tak pernah berhenti. Melli harus bisa menjalani lika-liku kehidupan yang membuat dirinya terombang-ambing dalam kesendirian. Usailah kisah kelam Melli saat itu sewaktu SMP. Ia merasa senang telah terbebas dari kepungan manusia tak beradab itu. Melli berharap tak pernah dipertemukan lagi dengan Dogi. Semakin beranjak dewasa Melli merasakan hal yang tak biasa. Seperti anak remaja yang merasakan getaran cinta dalam hatinya. Dimulai usai ia mendapatkan perlakuan lebih dari seseorang itu. Manusia kulit sawo matang, dengan cekungan lesung pipit dipipinya. Sebut saja Rama. Sosok lelaki yang sudah lama ada dikehidupan Melli, membuat dunianya terasa seperti keindahan surga. Berawal dari teman kecil hingga sampai sekarang. Aktivitas saling sapa hingga bertukar cerita disetiap gelapnya malam. Menemani sunyi dikesendirian ini. Entah kenapa, Melli merasa bahagia jika bertemu dengannya. Bukannya hanya bertemu, hanya sebatasa pesan dalam gawai pun Melli sudah senang.
Saat Melli sedang menikmati langit malam di loteng rumahnya, tiba-tiba. Ting tung.. dretttt...pemberitahuan pesan diponselnya muncul.
"Pesan dari siapa sih ini, ganggu aja". Raut wajah kesal, karena terganggu waktunya.
Ternyata itu pesan dari Rama, temannya semasa sekolahnya dulu.
"Hai Mel, apa kabar? Lama nggak chatting kita hehe". Tulis Rama dalam pesan singkat itu.
Sontak Melli sangat terkejut dan membuat ia senyum dengan gemasnya lalu berjingkrak-jingkrak seperti kuda yang lepas kendali gedebuk...gedebuk.... Melli nampak bahagia sekali mendapatkann pesan dari Rama.
"Ya Allah, Ya Allah mimpi nggak aku ini. Aku dichat Rama. Ku kira dia sudah lupa denganku", sambil memandangi layar ponsel.
Mellipun akhirnya membalas pesan dari Rama.
"Iya Ram, baik. Kamu gimana kabarnya, kok tumben chatting aku."
"Hahaha emang nggak boleh Mell, oh takut dimarahi pacarmu ya?" Ujar Rama seperti mengejek Melli.
"Heh nggak, pacar terus. Mana ada."
"Hahaha bercanda Mell. Aku suntuk Mel."
"Halah kok tumben seorang Rama suntuk, mana pacarmu." Ujar Melli seperti ini karena Rama terkenal sebagai cowok playboy.
"Hahaha." Balasan Rama.
Berjam-jam waktu berlalu tak terasa bintang semakin hilang tertutup awan gelap. Ternyata sudah sangat malam hampir jam 12 malam. Saking asiknya chattingan hingga mereka lupa waktu. Akhirya mereka saling berpamitan untuk segera tidur. Tidak ada sleepcall ya, jaman dulu mana ada hahaha.
Hari berganti hari mereka semakin intens saja dalam berkomunikasi. Melli pun menanggapi dengan seruis, tak biasanya Rama begini. Melli masih bodo amat. Anggapan Melli, Rama memang perhatian kepadanya. Hingga suatu saat Melli merasa terkejut karena tak sengaja dia dipanggil sayang oleh lelaku pujaannya itu. Bahagianya hati Melli bukan main. Sebegitu senangnya Melli pamer kepada sahabatnya Rosa. Rosa yang tau bagaimana perasaan Melli kepada Rama, sampai terkejut.
"Hah beneran Mel, kamu dipanggil Rama sayang?". Mata melotot ke arah Melli.
"Ya ampun iya, nih lihat pesan dia ke aku." Melli menyodorkan handphone nya kepada Rosa.
"Wah iya gila gila gila, makin deket aja kalian. Cie..cie.." Mengejek Melli sambil mendorong-dorong lengannya.
"Huss, punya cewek dia bro." Ujar Melli.

KAMU SEDANG MEMBACA
PEMBOHONG SENIOR
General FictionMenggambarkan seorang gadis yang semasa hidup selalu menyembunyikan luka dan tangisnya dibalik canda tawanya. Melli adalah gadis yang pemalu. Semasa masih bersekolah ia kerap mendapat ejekan dari teman-temannya. Tapi hubungan mereka tetap baik, kare...