0 ; Si cantik, Alara.

37 4 3
                                    

Happy Reading All! 💌

💌

Alara Amourie. bisa bilang anak nya pendiam in publik, dan aktif in private. Alara dengan segala kekurangan nya yang ia miliki membuat se empu gadis itu menerima segala kekurangan dalam diri nya. terlahir dengan gadis pertama  membuat dia memasang bahu yang kuat untuk keluarga kecil nya.

Menjadi anak organasi bagi Lara itu adalah pintu membuat dia menjadi lebih percaya diri kepada diri nya sendiri untuk berinteraksi kepada orang sekitar.

Alara bahagia karna bisa menjadikan alesan teman teman nya tersenyum, Alara anak yang kuat, dan semua orang tau itu. Alara sempat ke trigger dengan sesuatu peristiwa. susah di lupa, itu lah sisi lain dari Alara amourie.

Alara, tahun ini yang menginjak umur 17 di kelas 11. masih terlihat baik baik saja, dia hanya bingung meng apresiasi kan diri nya. Alara banyak berdiam, lalu menangis. bagi dia, menangis tanpa orang tau, tidak membuat beban sahabat dan keluarga nya.

Di saat dia kelas 10, dia berada di ruang OSIS sendiri, menunggu teman teman nya untuk kembali ke ruang OSIS untuk memberikan laporan dari kepala sekolah.

Cowo bongsor, berkulit sawo matang itu memasuki ruang OSIS seperti mengendap ngendap. "oh halo, ini kursi nya boleh gue pinjem?" tanya cowo itu dengan menunjuk kursi yang ada di ruang OSIS.

"oh lo anak kelas 10? gue Juan, anak kelas 11 IPS 3. gue ada kelas agama dan kekurangan kursi, gue pinjem ya?"

Lara yang sedang fokus laptop nya itu langsung melirik kakak kelas nya. "boleh kak,"

"nanti gue balikin setelah istirahat."

Lara mengangguk pelan lalu menatap cowo itu yang sedang mengangkat kursi 2 itu.

"Btw, lo liat Ressa? gue kira tadi Ressa yang disini." kata dia dengan menatap adek kelas nya. "oh itu kak, lagi ke ruang kepsek," kata lara dengan gugup.

Juan mengangguk. "mau ada event?"

"Iya kak niat nya mau ada event, ada sorak olahraga gitu kata nya,"

"Keren, semoga lancar. gue duluan ya,"

Lara mengangguk lalu kembali ke laptop nya. jujur Lara tidak pernah berbicara dengan kakak kelas kecuali kakak kelas OSIS.  "cuman ngobrol, Lara. calm down." kata dia dalam hati.

Kini Lara hanya mampu tersenyum tipis mengingat itu semua, kejadian itu sudah setahun yang lalu, ah pertemuan pertama itu sungguh berkesan walaupun hanya sedeharna.

"Mikir apa Ra? kek nya asik banget pikiran lo sekarang, sampe ketawa ketawa. cukup ya, gue punya temen gila kaya Jeje," kata Ghea dengan melirik kedua teman nya.

Jeje memutarkan bola mata nya dengan malas. "kena mulu gue jadi kambing hitam."

Ghea hanya mengedikan bahu nya. "eh satu kelas itu udah tau ya kalo lo aja blangsak, dan kita aja yang berbaik hati untuk berteman sama lo,"

"Ya Allah kalo sebelah saya nanti waktu pulang kesandung batu, gapapa ya Allah ikhlas lilahi ta Allah." kata Jeje membuat mata ghea mencolos tidak terima.

"Omongan lo ngeri Je, tarik lagi coba," kata Lara.

"Tarik gimana, bibir gue di tarik gitu?" kata Jeje membuat Ghea malah menarik ranum bibir milik Jeje. "eh kutu onta, mulut lo kalo titisan fir-aun mending diem," kata Ghea membuat Jeje melepaskan tangan nya dari mulut.

"OI!" sentak Jeje. "tangan lo bau caban, bau banget, mana asin,"

"ANJIR TANGAN GUE LO JILAT?" sungut Ghea.

JUANLARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang