part 10 | idola baru

20 3 0
                                    

• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


• • •

Pemandangan di kelas hari ini asli bikin melongo. Meja Raka penuh sesak sama cewek-cewek sekelas dan entah dari mana lagi.

Eit, si Agni Centil juga ada. Busyet dandanannya heboh amat. Belum lagi Febby, model lokal yang baru merintis karier di seputar Jakarta Selatan. Ih, Dea juga ada. Dea salah satu cewek populer di sekolah. Wajahnya imut, rambutnya ikal, bibir mungilnya terlihat bergerak-gerak manja.

Raka yang berada di tengah-tengah mereka tampak senyam-senyum, berusaha ramah sama semuanya. Gila juga cowok ini, jaim-jaim ternyata tebar pesona. Yang jadi untung si Lucas dan Mahendra, mereka dengan pedenya ikut-ikutan meladeni cewek-cewek itu.

"Gile lo, Ka. Untung banget dong ya, tangan gue patah. Kalo nggak, mana mau lo main buat tim kita? Daaaaaaann.... lo nggak bakalan tenar mendadak kayak gini," ujar Lucas, merasa berjasa atas rezeki berlimpah itu.

"Iiiihhhh.... Raka lebih keren daripada lo, lagi." Agni bergenit ria.

"Sialan. Kalo bukan gue yang jadi partner latihannya tiap sore, kakinya pasti belum sembuh, bawel!" Lucas nggak rela disebut kalah keren.

"Emang kaki lo kenapa sih, Raka?" tanya Dea dengan suara manjanya.

"Umm... my legs, kaki... kaki... gue terkilir. Dulu. Few months ago," Raka tergagap-gagap.

"Bro, lo harus membiasakan diri. Masa grogi gitu. Mau gue latih mental?" Mahen ngakak melihat Raka gugup. Dilihatnya dahi Raka mulai berkeringat. Keringat dingin. Tapi dia masih senyam-senyum.

Nana yang baru datang melangkah melewati kerumunan itu.

"Pagi, Na," sapa Raka sambil melambai sekilas dari mejanya.

"Pagi.... Sibuk nih? Perlu bolpoin tambahan nggak?" ucap Nana jahil sambil berlalu.

Wajah Raka yang berharap diselamatkan Nana langsung berubah memelas.

"Eh, Dana. Kok cuma ngeliatin? Nggak ikutan?" goda Nana.

Dana tampak geram melihat cewek-cewek genit itu. Gila, bisa-bisanya mereka bela-belain berkerumun di kelas ini cuma demi seorang Raka yang biasa-biasa aja. Jelas-jelas Raka nggak sekeren dia. Nggak semodis dia. Pokoknya menurut Dana, Raka bukan tipe cowok idola. Kenapa sih cewek-cewek jadi menggila cuma gara-gara anak baru itu mendadak lepas kacamata?

"Biarin lah. Cewek-cewek itu nggak penting. Yang penting buat gue sekarang cuma Luna. Pamor gue turun juga nggak pa-pa. Maklumlah, kalo liat barang baru orang emang suka kalap. Apalagi cewek," keluhnya sambil menghibur diri sendiri.

"Hehehe... cinta mati ya lo? Kok lo yakin banget sih Luna nggak suka sama Raka? Lo kan liat sendiri, kemarin dia juga ikutan melongo sambil ngiler."

"Yahhh.... kok lo gitu sihhh?? Nanaaa... lo my only hope, tau!" rengek Dana putus asa.

namjachingu (astro rocky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang