01

700 97 36
                                    

"Hyung membuat masa sekolah menjadi sangat menyenangkan."

"CHOI SAN AYO PERGI." Sekumpulan yang lain datang mendekat.

Ya benar, sangat menyenangkan. Hingga rasanya ingin mati saja.

"Hei cukup kau membuatnya tidak nyaman. Ini hari kelulusan bukankah ini waktu yang paling bahagia? Bukan begitu kan Hwa-ssi?" Kata salah satu dari mereka.

"Justru kaulah yang membuatnya tidak nyaman bajingan. Ayo pergi." Ujar San lalu mereka semua pergi.

Bahagia ya.. hah.
Seonghwa mengepalkan kuat kedua tangannya.

Ya, benar. Ini adalah waktu yang paling bahagia karena bisa terlepas dari pecundang seperti kalian.

"Yaaah.. hyung.. kamu tahu kita melakukan banyak hal dan aku serius aku senang berteman denganmu." Ujar Choi San berbalik tersenyum manis bertatapan dengan Seonghwa sebelum kembali melangkah pergi, "Ow.. aku lupa bilang, dua hari lalu aku ketemu orang tuamu~ haha.. ternyata mereka persis sepertimu, dan aku juga bilang sesuatu yang menguntungkan untuk mereka. Selamat tinggal, Hyung sayang~"

Seonghwa turun dari bus, tanpa membawa apapun kecuali tas sekolah dan juga tanda kelulusan yang ia genggam ditangannya. "Apa yang dia katakan.. bagaimana bisa dia bertemu orangtuaku.." hanya berdiri di depan pintu rumah lebih dari tujuh menit, Seonghwa akhirnya membuka pintu dan masuk. "Aku pulang."

"Seonghwa~ apa kelulusanmu lancar? Maaf Ibu tidak bisa datang.. dan Ayahmu-"

"Aku tahu, tidak perlu dijelaskan." Seonghwa pergi melangkah langsung ke arah kamar, "Aku lelah, jangan ganggu aku."

Ibunya menarik lengan Seonghwa menuju meja makan. Menunjukan masakan rumahan yang telah ia buat, dan semuanya masih hangat. "Makanlah dulu, selamat untuk kelulusanmu.."

"Apa yang Ibu inginkan?"

"A-apa? Apa yang.. maaf ibu hanya bisa membuatkanmu makanan seperti ini."

"Katakan saja, dan apa yang sebenarnya kalian dengar dari orang itu."

"Orang itu? Siapa?"

Ini benar-benar menyebalkan. "Siapa lagi menurutmu?"

"Oh.. maksudmu temanmu disekolah? Dia anak yang baik dan dia sepertinya berasal dari orang tua yang kaya. Kau harus terus berada di dekatnya.. dan jaga sikapmu agar tetap bisa berteman dengannya.. kau mengertikan? Dia juga anak yang-"

"Kenapa kau bertemu dengannya? Aku tanya apa yang dia bilang pada kalian berdua!!!" Seonghwa merusak gelas dan alat makan yang ada di depannya.

Ibunya tentu saja langsung terdiam, "Apa dia memperlakukanmu dengan buruk?"

Seonghwa menarik napas dan menahan emosinya kuat-kuat, lalu dengan nada yang tenang ia bicara, "Tidak.. hah.. seperti yang Ibu bilang tadi, dia sangat dekat denganku, ya benar.. dia dari keluarga yang kaya, selalu memberiku makanan sisa atau kadang yang basi dan menjijikan. Saat itu aku pulang dalam keadaan kepalaku berdarah, itu karena ulahnya. Aku.. dia, dia melempar pot ke arah kepalaku. Kau pikir dia anak yang baik? Ya, kau benar dia selalu baik hanya karena dia menggunakanku sebagai bahan untuk kesenangannya."

"Ah.. begitukah.. Ibu-"

"Begitukah? Aku selalu menahannya karena aku hanya ingin lulus dan punya kehidupan yang biasa-biasa saja. Dan juga.. kau belum menjawab pernyataanku yang sebelumnya."

magnolia; HwasanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang