San bergegas memakai jas miliknya dan pergi keluar ruangan, "Jadwal besok bisa kau kosongkan?"
"Ya, Direktur."
"Aku mau pergi ke suatu tempat, aku akan langsung pulang ke rumah yang ke dua, dan jangan beritahu orang itu."
"Kenapa Anda selalu menyebut Kakak Anda sendiri dengan sebutan 'orang itu'?"
"Ngah.. karena aku malas bilang namanya. Aku bahkan tidak pernah ingin duduk di meja dengan tanggung jawab berat seperti ini, kau tahu."
"Aku tahu." Karena itu salah satu perkataan yang paling sering dia katakan. "Anda harus kem-"
"Ya.. aku tahu, sebelum jam sembilan, benar? Aku pergi! Sampai jumpa lagi lusa Sekretaris Lee."
Setelah sekitar tiga puluh menit dari kantor, San keluar dari mobil miliknya dan menyerahkan kunci pada seorang pegawai bar, ini adalah bar baru. San ingin mencicipi minuman mereka dan melihat-lihat.
"Selamat datang..."
"Uri Jung Wooyoungie~"
"Kau datang hari ini?"
"Tentu saja, aku senang akhirnya kau punya tujuan masa depan."
Wooyoung memberikan San segelas minuman cantik yang manis, "Minumlah."
"Terimakasih."
"Seharusnya kau tidak perlu datang, kau tahu ini adalah bar gay."
"Memangnya kenapa? Aku suka semua tempat yang menyajikan hal yang seperti ini." San bermaksud pada minuman miliknya. San tidak pernah benar-benar peduli tentang tempat yang ia datangi asalkan menyenangkan dan membuat matanya puas.
"Apa byeol sudah ketemu?" Tanya Wooyoung.
"Dari mana kau tahu byeol hilang?"
"Dari Yeonjun."
"Benar, dia belum kembali ini sudah dua hari. Katanya kalau kucing tidak pulang selama lebih dari tiga hari mereka tidak akan pernah kembali lagi. Aku tidak tahu apa dia sudah makan atau belum, pasti dia sangat kelaparan."
"Kau benar."
"Atau jangan bilang byeol diambil orang!? Dia mungkin diculik, karena dia kucing yang cepat akrab dengan orang lain.. haaa..."
"Dia pasti pulang, kau tidak perlu khawatir. Kucing selalu bisa melacak tempat." Wooyoung menunjukan senyuman tampan miliknya sembari menata gelas yang sebelumnya basah, "Aku harus melayani yang lain, nikmati minumanmu."
"Tentu, sibukanlah dirimu~" San pernah jatuh cinta pada Wooyoung, tapi sayang sekali jika saja Wooyoung sedikit lagi lebih tinggi mungkin dia sudah menjadi kekasihnya.
San melirik kesana sini, tempatnya sangat bagus walaupun agak minimalis tapi ada dua lantai. "Coba kita liat ada apa di atas.." San beranjak dari kursi yang dia duduki lalu menaiki tangga perlahan.
"Sin!?"
Nama kawasan luar miliknya dipanggil, San menoleh, "Huh?"
"Benar kau!"
Ah.. si sialan minggu waktu itu atau kapan entahlah. Bagaimana bisa dia ada di sini? San melihat dia mendekat, "Kau tidak menghubungiku lagi, kenapa? Aku sedih sekali." Katanya seakan seperti orang yang sangat tersakiti.
"Tidak ada.. haha. Kau juga tahu, aku orang yang gampang bosan."
"Kau punya waktu malam ini?"
"Kenapa kau tanya itu? Aku sibuk, aku harus mencari kucingku."
"Byeol hilang lagi?"
"Ya, karena dia sangat mirip denganku. Semacam... kau tahu, dia tidak tahan jika harus diam sendirian lalu kabur keluar mencari kesenangan. Ya semacam itulah..." Sebaiknya San pulang sekarang, jika terus bicara orang ini tidak akan pernah melepaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
magnolia; Hwasan
FanfictionKonglomerat dan anak angkat mafia. ••• Magnolia. ©Iceteez Ongoing