aku menemukanmu di sela-sela sore menuju malam. menunggu datangnya bulan yang telah dicuri
segerombol tikus yang kelabakan akan cahaya. lampu jalan berkedip satu-satu pun kedua netra yang mengendap
masuk ke sela-sela ujung buku-buku. membiru. padahal jingga di pelupuk duka yang kian menoreh menyuruh untuk segera pamit.
katamu kakiku adalah rumah yang tidak bertamu, seogok sepi yang tidak pernah dijejali riuh. “pulanglah ...” ya? nanti akan kutulis puisi jelek yang lain. lusa mungkin akan menemukanku tercekik di trotoar oleh puisiku sendiri. selesai,
yogya, 29 november 2021.
—sa
KAMU SEDANG MEMBACA
biar kutulis puisi jelek yang lain
Poetry[disarankan untuk membaca menggunakan ukuran font paling kecil] nanti akan kutulis puisi jelek yang lain. lusa mungkin akan menemukanku tercekik di trotoar oleh puisiku sendiri. copyright ©️ 2021