kakiku lesu saat hari-hari lalu menerjemahkan
pulang sebagai tempat istirahat tubuh
setelah setahun banyak yang berubah
dan hilang di setiap sudut-sudut jalanalun-alun masih dengan ingar-bingarnya
tentang sepasang kekasih yang ingin
menggenggam hangat sisi gelap malamkembali ke kota menjanjikan teduh yang
membisu kala riuh metropolitan beradulupa akan waktu tidur.
mulutku bisu ketika orang-orang mulai
menjelma menjadi Tuhan yang maha benar
seolah semuanya harus tunduk pada
tindak yang mereka maurumah menjadi mimpi belaka
tentang nyaman dan segala hagia yang
bisa dijejali setiap napasnyasunyi malam malah menjadi teman terbaik
yang tidak pernah digagas oleh mimpiimaji tentang kota hanya mimpi kosong belaka.
Purworejo, siang hari yang mendung.
7/02/22
KAMU SEDANG MEMBACA
biar kutulis puisi jelek yang lain
Poesía[disarankan untuk membaca menggunakan ukuran font paling kecil] nanti akan kutulis puisi jelek yang lain. lusa mungkin akan menemukanku tercekik di trotoar oleh puisiku sendiri. copyright ©️ 2021