91. Resah

2.7K 639 98
                                    

Udah lama banget rasanya Aruni nggak ngabisin waktu bareng Nana, sejak Nana lulus dan pulang ke rumah sementara Aruni masih disibukkan dengan segudang aktifitas sebelum sumpah dokter, keduanya udah jarang jalan-jalan bareng.

Makanya hari ini saat Kak Mark ngasih dia jatah libur sehari di klinik, Aruni udah stay di ruang tamu mami papi, nungguin si tengah yang telat bangun karena face time sampe subuh.

Maklum, pejuang LDR.

Agenda hari ini mereka mau nongki cakep di salah satu kedai kopi kekinian, yang harganya mahal tapi rasanya ya gitu-gitu aja. Aruni juga katanya mau shopping, maklum baru dapet transferan dari mas pacar.

Gaya pacaran mereka emang agak beda, kalo Nana sama Jeno cenderung lebih suka ngetreat pasangan dengan afeksi, kalo Aruni sama Dery lebih suka dikasih hadiah dan pujian.

"Cakep banget ibu dokter. Mau kemana ci?"

Aruni emang udah kayak anak keempat mami papi, dulu waktu masih kecil mama sama papanya pernah pergi keluar kota yang dibawa cuma Koh Lucas sementara dia dititip ke mami.

Padahal waktu itu keluarga mami juga mau balik ke Semarang, jadilah dia dibawa, diperkenalkan sebagai kembaran Nana yang dipanggil Nini.

Aneh emang persahabatan mereka.

"Mau pergi sih mi, jalan-jalan cakep."

"Asik, mami ikut dong."

"Eits agenda anak muda." Nana yang udah siap dengan kaos putih yang ditumpuk pake jaket jeans menggelengkan kepala.

"Pulang malem nggak kalian?"

"Nggak tau sih mi, paling jam sembilanan lah."

"Dinner di rumah apa di luar?"

"Mami mau masak apa?"

"Paling sapo tahu. Kalo makan di luar, mami sama papi juga mau pacaran."

"Yaudah pacaran ajaa."

Nana udah siap dengan sepatu kedsnya, menyampirkan tas ke bahu yang udah diisi perlengkapan make-up sama dompet dan card.

"Aku sama Runi pergi dulu ya, mii."

"Nini ati-ati ya nyetirnya."

"Okeiii. Bye mami."

Jazz-nya Aruni udah di upgrade ke Mazda, hadiah dari papanya karena udah berhasil jadi dokter. Gadis itu memutar setir, keluar dari komplek perumahan Nana.

"Na."

"Oi."

Kegiatan mengutak-atik radio terhenti saat saluran yang ia inginkan udah ketemu.

"Apa?"

Gadis itu ngembusin napas panjang, sorot matanya keliatan bingung banget, beda sama Aruni yang tadi ngomong sama mami.

"You okay?"

"Dery ngajak nikah."

"HAH? GIMANAA?"

Nana memperbaiki posisi duduknya, memiringkan badan buat ngeliat sosok Aruni lebih jelas.

"Nikah? Kawin? Kayak Cey sama Kak Hecan?"

"Heeh."

"Terus ... lo udah mau?"

"Nah itu masalahnya." Aruni rasanya ingin menjedotkan kepala ke setir mobil, "Gue udah apply beasiswa spesialis di Singapore. Gue nggak yakin bisa nikah dan ngurus keluarga sambil kuliah, tau sendiri gimana hecticnya anak medis, stress siang malam, gue juga nggak mau emosi gue yang unstable itu berdampak ke rumah tangga gue."

aleatory: second seasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang