Bikin Kue Bersama

90 14 8
                                    

Vanilla menepati janji dengan Danu. Ia dan tiga sahabatnya siang ini tiba di teras rumah Arya. Gadis berpakaian kardigan rajut warna matcha itu menekan bel rumah. Jantungnya agak berdebar, maka ia bergumam sambil berdzikir untuk meminimalisir rasa salah tingkah.

Empunya rumah membuka pintu yang ternyata Winda. Beliau ramah saat menyambut tamunya anak muda semua. Namun wanita berpakaian kaftan itu dibuat bingung oleh penampilan Vanilla yang berbeda. Winda menilik gadis muda itu dari ujung jilbab hingga kaos kaki yang dikenakan Vanilla.

"Assalamu'alaikum, Tante Winda," sapa Vanilla.

Winda masih bingung dengan gadis muda di hadapannya. "Wa'alaikumsalam, ini Vanilla, bukan?"

"Iya, Tante, ini Vanilla."

"Masyaallah, kamu bikin Tante pangling. Sekarang udah cantik begini. Yuk, kalian masuk dulu."

Vanilla dan kawan-kawan berkata, "Terima kasih, Tante."

Winda berjalan menuju ke ruang keluarga, diikuti oleh empat anak muda. Vanilla dan Gita terkesima dengan desain rumah mewah disertai perabot yang harganya melangit. Kecuali Erlangga dan Tiwi yang biasa saja saat masuk ke dalam rumah tersebut, karena dua remaja ini dari kalangan keluarga yang berada.

"Kata Danu kalau Vanilla mau ke sini, karena Danu pengen dibuatin kue sama kamu. Tante bilangin dia, Vanilla itu maunya liburan, malah kamu suruh bikinin kue. Tante kan jadi enggak enak sama orangtua Vanilla nanti," jelas Winda.

"Enggak apa-apa kok, Tante. Vanilla enggak merasa keberatan. Vanilla juga pengen buat kue. Justru temen-temen juga pengen dibuatin kue sama Vanilla," kata Vanilla.

Winda mempersilakan Vanilla dan kawan-kawan untuk duduk di sofa. "Kalian duduk dulu di ruang keluarga. Jangan sungkan. Santai aja, ya. Rumah ini open buat teman dekat Danu. Tante dan Bibi mau siapin bahan dan alat buat kue di dapur."

"Baik, terima kasih, Tante." Mereka mengucap serentak sambil duduk di sofa.

Suhu ruangan itu sejuk dan nyaman karena dari AC. Disertai aroma ruangan dengan wangi green tea, bagi siapapun yang menghirupnya akan terasa tenang. Di ruang keluarga terdapat televisi dengan layar lebar, dibiarkan menyala agar tamu bisa menonton tayangan di TV.

Awalnya empat anak muda itu biasa saja menyaksikan tayangan di televisi, tapi ketika sebuah iklan skincare khusus lelaki lewat, menampilkan tujuh pemuda yang merupakan boy grup HTS. Seketika membuat Tiwi teriak penuh antusias, sehingga Vanilla, Gita dan Erlangga terperanjat. Gadis dengan balutan hoodie itu mendekati televisi sembari terkagum-kagum melihat boy grup itu.

"Tiw, jangan gitu deh. Enggak enak sama Tante Winda, tahu," tegur Vanilla.

"Bentar doang kok. Kan cuma iklan lewat yang enggak boleh dilewatkan," dalih Tiwi, "gantengnya mereka."

Vanilla memijat kening sembari tertawa melihat tingkah Tiwi. Sedangkan Gita dan Erlangga geleng-geleng kepala kemudian kembali ke gawai masing-masing. Iklan yang dibintangi oleh HTS telah lewat, Tiwi kembali duduk di sofa bersama Vanilla, selalu cengengesan seperti seorang yang sedang berbunga-bunga.

Winda dan asisten rumah tangga datang di ruang keluarga. Asisten rumah tangga itu membawa beberapa gelas minuman dan dua toples makanan di atas talam. Lalu menyuguhkan makanan dan minuman kepada teman-teman Danu. Sementara Winda duduk di dekat Vanilla, buat Vanilla jadi sungkan.

"Maafin Danu, ya. Tante jadi malu gara-gara Danu nyakitin kamu. Tante enggak habis pikir sama Danu deh," ujar Winda.

"Ya Allah, Tante, enggak apa-apa. Vanilla juga berlapang dada Danu menolak Vanilla. Lagian kalau Danu terima perasaan Vanilla, urusannya bakal rumit. Karena orangtua Vanilla enggak kasih izin Vanilla pacaran, hehehe," ucap Vanilla.

Semanis Hati Vanilla (Buku & Ebook Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang