05

2.2K 313 40
                                    

Besok sudah terhitung satu bulan.

"Dahyun eonnie.. kau sudah tidur?"

Mendengar suara Chaeyoung, Dahyun membuka matanya yang tak lama terpejam.

"Belum. Kenapa kau belum tidur? Tidak bisa tidur?"

"Nee.. entah kenapa aku merasa kalau besok akan terjadi sesuatu yang buruk.."

Dahyun meletakkan tangannya di pucuk kepala Chaeyoung dan mengelusnya pelan.

"Tenang saja, semua akan baik-baik saja, percaya padaku. Tidurlah."

Chaeyoung tersenyum, kemudian gadis itu mempererat pelukannya pada Dahyun.

~

Keesokan harinya. Pintu terbuka membuat semuanya menoleh. Seseorang didampingi oleh pria berbaju putih masuk ke dalam. Kali ini seorang wanita.

"Silahkan dipilih, Nona," ucap pria itu tersenyum.

Wanita yang memakai kacamata serta pakaian serba hitam itu mulai mengelilingi ruangan ini. Langkahnya terhenti di depan kasur yang berada di ujung ruangan.

"Aku menginginkannya."

Wanita itu menujuk seseorang yang duduk di sebelah Dahyun yang tak lain adalah Chaeyoung.

"Pilihan yang bagus.. Nona tidak akan menyesali ini."

Dahyun tak bisa berkata-kata. Haruskah ia melakukan hal gila yang hari itu dilakukan oleh Chaeyoung?

Chaeyoung menggenggam tangan Dahyun dengan erat membuatnya tak jadi bangkit dari tempatnya.

Dahyun menoleh, melihat ekspresi Chaeyoung, tentu saja ia terkejut. Chaeyoung yang biasanya tidak pernah takut pada siapa pun, sekarang malah ketakutan dengan seorang wanita.

"Jangan. Tidak akan mempan.." bisik Chaeyoung.

"Kalau begitu ayo kita keluar," ujar pria berbaju putih.

Chaeyoung berdiri dari duduknya diikuti oleh Dahyun. Mereka berdua berpelukan sebentar.

"Bertahanlah eonnie. Aku akan mencari cara untuk kabur dari wanita ini. Semoga suatu hari kita bisa bertemu."

Chaeyoung melepas pelukan, tersenyum pada Dahyun lalu keluar dari ruangan tersebut.

~

Hari ini sudah tepat satu bulan.

Pintu terbuka, seorang pria menyuruh semuanya untuk keluar dari ruangan ini. Para anak-anak langsung menurutinya karena takut akan kenapa-napa jika menolak.

Tiba-tiba saja seorang pria berpakaian serba hitam berdiri di ambang pintu, menghalangi Dahyun.

Dahyun menatap heran pria itu. Belum sempat membuka suara, pria itu sudah lebih dulu mendorongnya.

Rasa pusing langsung menyerang Dahyun. Pandangannya memburam, dan semuanya berubah menjadi gelap.

~

Dahyun perlahan membuka matanya, lalu melihat ke sekeliling ruangan gelap tempatnya berada saat ini.

"Sudah bangun?" tanya seseorang.

Dahyun sangat mengenali suara yang tak asing baginya itu. Siapa lagi kalau bukan pria itu, ayah tirinya.

"Sebentar lagi.."

Pria itu bangkit dari sofa, berjalan mendekati Dahyun yang terduduk di lantai dan berhenti di hadapannya.

"Sebentar lagi aku akan mendapat banyak uang... Tapi.."

"Sebelum itu aku akan menikmatimu." Ia tersenyum jahat, sedangkan Dahyun seketika memucat.

Sold (Saida)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang