Part 2

763 44 6
                                    

Emily membereskan barang-barangnya. Ada empat koper yang berisi baju yang akan, ia bawa nantinya.

Emily membereskan barangnya dengan menangis. Tetapi ia harus keluar dari rumah, ia tak mau menjadi beban keluarga. Cukup ia hidup 17 tahun dan menjadi beban dari keluarganya. Dan juga cukup siksaan yang di beri dari kedua orang tuanya dan juga kakaknya.

"Emily nga boleh sedih." Emily mengusap air matanya, dan mencoba untuk menghibur dirinya sendiri.

"Emily pasti bisa." Emily memandang dirinya di kaca.

Kecantikan Emily mungkin mampu menghipnotis para pria di luar sana. Pria mana yang tidak senang jika bertemu seorang gadis yang cantik?

Tanpa mengetok pintu kamar Emily Dillon langsung menerobos masuk kedalam kamar Emily.

Dillon datang dan langsung menjambak rambut Emily. Menjambak rambut Emily adalah kebiasaan dari Dillon.

"Dasar Aib keluarga. Kenapa nga dari dulu aja kamu di buang? Atau dari bayi gitu? Masih untung-untungan kamu Bisa lihat dunia." Dillon melepaskan rambut Emily.

"Sebentar lagi kamu bakalan dibuang dan sebentar lagi keluarga ini bebas dari mu." Dillon jongkok didepan Emily.

Emily tidak berani menatap kakak nya sendiri. Ia tetap menunduk.

Plak.....

"Dasar aib keluarga." Dillon memukul keras kepala Emily.

Sakit kak- batin Emily.

Emily tidak bisa berkata-kata dengan sikap dan sifat dari keluarganya. Keluarga? Hidup Emily seperti tidak memiliki keluarga. Bahkan kakek nenek nya juga tidak pernah menganggap nya ada.

Emily Terisak, ia pergi ke balkon kamarnya. Ia memandang langit yang tampak sudah gelap. Semilir angin membuat Emily sedikit lebih tenang.

🖤

Di tempat lain ada sesosok pria yang sedang berada di club bersama rekan-rekan mafia yang lain. Mereka semua duduk dan memangku satu wanita setiap dari mereka tetapi tidak dengan Lucifer. Ia lebih memilih untuk duduk tanpa pangkuan seorang wanita.

"Jadi mengapa kau tak ingin memangku wanita sepertinya?" Tanya salah satu pria di sana.

"Aku malas berhubungan dengan jalang-jalang mu itu. Jalang mu itu sama sekali tidak berkualitas." Jawab Lucifer.

"Apa katamu?"

"apa perlu ku ulangi tuan?" Lucifer mengangkat satu alisnya.

Pria tersebut memilih untuk diam dan menghiraukan pertanyaan Lucifer.

Alexander Lucifer mafia yang terkenal dengan kekejaman dan juga kekerasan. Memiliki tampang seperti para dewa Yunani.

Memiliki banyak wanita yang ada di sekitarnya. hanya saja ketika ia pergi ke club ia selalu pergi sendiri atau bersama Bodyguard yang sudah ikut bersamanya sejak dia di bangku SMA.

"Tuan apa anda ingin ku bawakan seorang wanita?" Bisik Jayden.

"Tidak." Jayden mengangguk.

"Apa yang ingin kau katakan? Jangan buang waktu ku."

"Jadi bagaimana jika kita bekerjasama? Untuk menghancurkan...."

"Aku tidak perlu bantuan mu pria tua."

"Tapi aku bisa membantumu."

"Kenapa? Kau ingin membantu ku? Apa kau takut rahasia mu terbongkar?"

"Tidak." Abraham menjawab tegas.

Yang di maksut dari pria tua tersebut adalah Abraham. Abraham memang sudah berkeluarga tetapi ia masih suka dengan wanita-wanita di club terlebih lagi ia memiliki sebuah club ternama.

Abraham menikah tanpa adanya rasa sayang atau pun cinta dari kedua pihak maka dari itu mereka berdua, ibu Emily membuat keputusan untuk bebas. Pernikahan ini hanya sebuah perantara penyatuan harta.

Lucifer berada di mansion nya, ia membanting tubuh nya di kasur ukuran King sizenya itu. Hidupnya tidak ada rasa kasian ataupun cinta dalam hidupnya. Yang ada dalam hidup seorang Alexander Lucifer adalah kekerasan, kekejaman, amarah, egois.

🖤





(Sekian dlu)

Btw lanjut ga nih?

Menurut kalian cerita nya jelas apa Nda jelas klo dari prolog smpe part 2?

Btw jangan lupa komen dan vote ya! Babay

14/12/2021

• she's mine. •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang