Chapter 25 (END)

1.1K 95 24
                                    

Happy reading~
.
.
.

“Jadi?”

“Hukuman dua belas tahun penjara.”

Kabar bahagia tersebut berembus menyapu Korea.

Setelah melalui proses sidang yang cukup panjang, Tuan Park dijatuhi vonis dua belas tahun penjara. Mengangkat beban berat dari bahu Inguk dan Seohyun, juga helaan napas lega dari orang yang di sekeliling mereka. Yang bersalah telah mendapat hukumannya.

Diketahui bahwa Tuan Park sama sekali tidak membuat keributan, hanya diam menatap kosong bak raga tanpa nyawa.  Banyak orang meyakini beliau amat terpuruk usai mengetahui kabar tentang kesehatan sang istri dan kematian putri tunggalnya. Kini yang tersisa hanya tinggal penyesalan tak berkesudahan saja.

Menyesal pun dirasa percuma, sudah terjadi dan tidak bisa diperbaiki. Akibat keserakahan, beliau harus rela kehilangan harta paling berarti. Satu lagi pelajaran hidup yang kita dapatkan, bahwa jangan terlalu jahat terhadap orang lain sebab bayarannya sungguh mahal sekali.

Melihat kehidupan Seohyun sekarang, gadis itu sudah cukup bahagia. Dikelilingi orang-orang yang tahu bagaimana cara menghargai dirinya. Diperlakukan dengan penuh kasih sayang, tidak semena-mena.

Terima kasih banyak pada pahlawan sejatinya, Cho Kyuhyun. Seohyun berpikir Tuhan mengirimkan pertolongan lewat pria itu. Hampir seluruh masalah yang ia punya teratasi berkat campur tangan si pria bermarga Cho. Bukankah begitu? Ia akan mengingat hal ini selamanya.

Nah sebagai perayaan kecil-kecilan, Inguk mentraktir orang-orang terdekat sang sepupu makan siang di cafe Our Time hari Sabtu ini. Hanya Yoona, Minho, Changmin, dan Kyuhyun yang diajak. Bersama Seohyun, kelima anak SMA itu menikmati makanan dengan gembira.

Sementara Inguk memilih pergi menemui Ayah Yoona di ruangan manajer. Beberapa minggu terakhir ia sangat sibuk hingga mereka tidak memiliki kesempatan bertemu atau sekadar bertukar sapa. Juga, ia ingin memberi waktu Seohyun dan kawan-kawan untuk mengobrol bebas tanpanya.

Obrolan dibuka oleh Yoona saat makanan bagian masing-masing telah siap tersaji rapi di atas meja.

“Bagaimana perasaanmu sekarang, Seohyun?”

“Aku merasa tenang dan lega.”

“Bahagia?”

“Itu juga, meski terkadang masih menyesali keputusan terakhir Jiyeon, tapi... Kyuhyun dan Kak Inguk bilang, aku tidak bisa berbuat apa-apa soal itu.”

“Benar, itu memang di luar kuasamu.”

Kita tahu bahwa Seohyun pernah mengalami stress berat. Belum sembuh total, berita kematian Jiyeon malah memperburuk keadaan. Rasa bersalah menghantui sang gadis, sebab demi menuntut keadilan, seorang Ibu jadi gila dan seorang gadis seusianya tewas bunuh diri.

Butuh waktu berhari-hari untuk Seohyun bisa menerima kenyataan tersebut. Namun semua orang, terutama Inguk dan Kyuhyun, meyakinkan bahwa tragedi keluarga Park bukanlah tanggung jawabnya. Sama sekali bukan. Demikian kini ia sudah baik-baik saja.

“Ngomong-ngomong, apa rumor itu benar?” Minho bertanya usai menelan makanannya.

“Soal?” balas Kyuhyun.

“Siswa-siswi Korean Chaebol Senior High School angkatan kita kemungkinan besar akan kesulitan mendapat pekerjaan, terutama mereka yang pernah sekelas dengan Seohyun. Katanya itu adalah peringatan dari Kak Inguk ketika terakhir kali mendatangi sekolah.”

“Oh itu..”

“Itu benar?”

“Kurang lebih begitu.”

That Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang