Wattpad Original
Ada 1 bab gratis lagi

Drei

10.8K 383 45
                                    

"Seandainya menghilangkan perasaan ini semudah menghela napas, pasti kau sudah aku lupakan sejak lama."

***

Jam pelajaran Matematika yang menyiksa lahir dan batin selesai, dan Orion pun sudah mengembalikan buku paket matematika ke perpustakaan. Setelahnya, Orion berjalan keluar dari ruangan berudara sejuk tersebut dan melangkah dengan gaya santai menuju kelas. Namun, di tengah perjalanan, langkah Orion terhenti karena berpapasan dengan pemuda berwajah tengil yang sejak beberapa hari kemarin sudah ia masukkan ke daftar orang yang dibenci setengah mati. Senyum dan mood baik Orion menguap tak bersisa, berganti tatapan tajam yang tak mengenakkan.

Beruntung saja santet online tidak benar-benar ada. Jika ada, Orion pasti akan menjadi orang pertama yang mendaftarkan nama Adrian Hasa Rajasa ke dalam situs santet online.

"Eh, Orion! Apa kabar?" sapa pemuda itu tanpa rasa bersalah.

"Masih berani lo nyapa gue?" Orion bertanya dengan nada yang terkesan sangat tidak bersahabat. Berbeda 180 derajat dengan Orion yang biasanya.

"Loh? Emangnya kenapa? Kita temen, kan?"

"Temen, temen, gigi lo bisulan. Wah, dahsyat bener, nih, cowok satu. Setelah berhasil selingkuhin adik gue, lo masih berani nyapa gue dengan muka sok polos tak berdosa itu. Sungguh gue terkesan," cerocos Orion tanpa jeda dengan nada sinisnya.

Disinggung mengenai tindak kriminal percintaan yang telah ia lakukan, Adrian tentu tercekat. Ia tak akan pernah bisa mengelak jika sudah membahas itu dengan Orion, kakak kembar dari Shea Kanaka Archandra-mantan pacar yang ia putuskan begitu saja tanpa alasan jelas.

"Lo harus--"

"Apa? Mau jelasin? Mau ngasi alasan? Gue nggak butuh alasan dari cowok pengecut macam lo. Buaya darat kayak lo cuma punya pembelaan, pembelaan, dan pembelaan, kenapa nggak sekalian jadi pengacara muda aja, sih?"

"Lo nggak bisa, dong, kalo cuma mendengarkan sebelah pihak. Lo harus dengar gue juga. Nggak adil namanya."

"Dengar apa? Dengar bualan lo yang nggak jauh-jauh dari: jika cinta tak perlu alasan, putus juga tak perlu alasan? Cih, gue nggak butuh." Orion mencibir sambil memutar bola mata jengah. "Harusnya lo bersyukur karena gue bukan tipe orang yang menyelesaikan masalah pakai otot. Soalnya, kalo kayak gitu, gue bakal balas rasa sakit hati adik gue dengan rontokin semua gigi lo."

Saat Orion akan berjalan melewati Adrian, tiba-tiba saja bahunya ditahan dengan keras oleh pemuda itu. Adrian menatap Orion dengan tajam, membuat rasa kesal dalam hati Orion semakin menggunung. Tanpa berbicara sepatah kata pun, Orion langsung menepis tangan Adrian dengan gerakan kasar. Setelahnya, Orion berlalu begitu saja tanpa menunggu reaksi Adrian yang dianggap tidak penting dan tidak bermutu.

Begitu merasa sudah cukup jauh dari posisi Adrian, ia lantas mengeluarkan ponsel dari dalam saku celana dan membuka ruang obrolan dengan Shea.

Orion Kalingga
Shey.

Shealand
Apaan?

Orion Kalingga
Kalo lo butuh jasa santet online,
kabarin gue

Shealand
Apaan sih lo?
Gaje.

Orion Kalingga
I love me too<3

***

Jarum jam sudah menunjuk ke angka sebelas. Matahari juga sudah mulai memancar terik hingga mampu membuat manusia menjadi lesu dan tidak berdaya. Panas matahari siang itu seolah siap membumihanguskan semua yang berada di bawah naungannya, tak terkecuali Orion yang sedang berjalan di tengah lapangan bersama Auriga. Sesekali, Orion mengusap keringat di kening dengan punggung tangan, lalu mendesah kasar. Ia pun mulai menggerutu sebal, "Lama-lama gue beliin AC juga, nih, bumi."

ORIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang