Epilog

269 22 1
                                        

EPILOG
KEHIDUPAN BARU

***

"KAU siap?" Perempuan dengan rambut hitam panjangnya itu mengangguk kecil. Ia melangkahkan kaki bersama dengan seorang pria di sampingnya menuju ke sebuah mobil hitam.

Langit kota kala itu tampak cerah. Jalanan tampak sedikit padat di akhir minggu. Semua orang terlihat antusias menyambut datangnya hari libur. Tapi tidak dengan perempuan satu ini yang hanya termenung menatap kelua jendela mobil. Bahkan ketika seseorang di balik kemudi memanggilnya, tak ada sahutan apapun.

Hingga mereka tiba di depan sebuah gedung dengan tulisan besar di depannya, kolumbarium. Mereka turun dari mobil dan masuk ke dalam.

Dengan buket bunga lili yang di pegangnya, perempuan itu berdiri di salah satu lemari, lalu menatap pada salah satu guci biru dihadapannya.

"Long time no see," kata perempuan itu. Ia meletakkan buket bunga lili di bawah lemari kaca. "Maaf aku baru mengunjungimu, Vin." Ia mengusap kaca itu perlahan.

Sofia, perempuan itu, menatap dengan berkaca-kaca guci berisi abu milik Kevin. Ia memejamkan mata, sekilas memori menyakitkan singgah dalam benaknya. Bagaimana ia melihat tubuh kokoh yang selalu melindunginya itu terjatuh beradu dengan dinginnya aspal serta darah yang menggenang.

Beberapa tahun silam, ketika Sofia dengan pasrahnya dibawa oleh polisi, saat itulah Kevin berusaha menghentikannya. Pemuda itu menarik Sofia agar polisi itu tidak membawanya.

Bersamaan dengan itu juga, sebuah peluru tiba-tiba melesat tepat mengenai dada kiri Kevin. Semua manusia yang ada di sana terkejut, lantas mencari pelaku dari penembakan tersebut. Kala itu, semuanya menjadi sangat kacau. Namun Sofia hanya memikirkan satu.

"KEVIN!" Sofia berteriak. Ia berlari mendekat pada tubuh pemuda itu yang sudah tergeletak di atas aspal. Kedua matanya menutup rapat. Bahkan Sofia tak lagi bisa mendengar detak jantungnya. Ia menangis sekeras mungkin. Berusaha menggapai tubuh Kevin dengan kedua tangannya yang terborgol, lalu menggoncang tubuh Kevin sambil berulang kali mengatakan, "Bangun, Kevin!"

Tepukan pada pundak Sofia membuat perempuan itu membuka kedua matanya. Ia menoleh dan mendapati seorang pemuda memegang bahunya. "Kau baik-baik saja?"

Alih-alih menjawab, Sofia justru menjatuhkan dirinya pada pelukan pemuda itu. "Sstt.. It's okay. You're alright now." Sebuah tepukan halus pada punggungnya membuat Sofia semakin mengeratkan pelukannya.

"Kenapa dia harus melewati kehidupan seperti ini?" gumamnya.

Pelaku penembakkan Kevin sudah di tahan setelah beberapa orang yang ada di tempat kejadian bersaksi melihat seorang pria tinggi yang mencurigakan dan membawa senjata tajam, sebuah pistol. Diduga motif pria itu adalah dendam terhadap Kevin karena kerabatnya termasuk korban dari pembunuhan yang Kevin lakukan.

Setelah kejadian itu, Sofia merasa sangat frustasi. Ia tidak bisa melakukan apapun, termasuk memberikan penghormatan terakhirnya pada Kevin, karena harus menjalani masa hukumannya.

Bertahun-tahun hidup dalam rasa penyesalannya, seseorang datang dalam kehidupannya. Seorang pria yang kini mendekapnya, memberikan kenyamanan untuknya. Pertemuan pertama mereka tidaklah baik. Sofia bahkan nyaris melukai pria yang saat itu entah kenapa menjadi sering mengunjungi selnya.

THE CHILD [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang