Chapter Twenty Eight

2.7K 122 0
                                    

Kehamilannya sudah memasuki bulan keenam, perutnya semakin besar, orang-orang menyangka ini anak Malik, karena tidak ada satupun selain orang tuanya yang mengetahui kejadian panas 6 bulan lalu antara ia dengan Remo.

Bella masih belum memberitahu Remo, tapi ia masih suka melihat-lihat sosial media Remo, hanya untuk mengingatkannya akan wajah Remo, hatinya masih berdesir setiap kali melihat foto Remo.

Seperti sekarang, ia sedang melihat-lihat akun sosial media Remo, disalah satu cafe di kotanya, ia suka makan disini, makanan nya enak-enak, es krimnya apa lagi, semenjak hamil bulan ke empat ia jadi suka sekali makan manis-manis. Berat badannya naik 10 kilo dalam waktu 3 Bulan, mukanya terasa bengkak, tapi ia sangat bahagia, ia sangat menikmati kehamilannya ini.

Bella sedang menikmati es krimnya sambil melihat-lihat akun Remo di gawainya, ketika ada yang memanggilnya, "Bella..." Ia mengangkat kepala dan mendapati Remo sedang memandangnya heran.

Jantungnya langsung mencelos turun, ia berdebar-debar, dengan cepat tangannya menutup akun Remo dan sibuk membenarkan bajunya menutupi perutnya yang tidak mungkin bisa ia tutupi, ia sekarang mengenakan baju ibu hamil, selutut, perutnya tampak membuncit, ia benar-benar terlihat hamil.

Pandangan Remo turun menatap perut Bella, "kamu hamil?"

Bella mengangguk, "Iya.."

"Selamat ya...." Sahutnya sambil mengulurkan tangan, Bella terdiam sebentar dan kemudian menyambut uluran tangan Remo, tangannya terasa hangat, menggelitik hatinya, ia ingin sekali menghamburkan diri ke pelukan Remo tapi ditahannya.

"Makasih loh, dengan siapa Re kesini?"

"Sendirian, ya ga sendirian juga, aku kesini karena ada tugas dari kantor, yang berangkat berlima, rata-rata bapak-bapak dan ibu-ibu, aku suntuk, ingin mengopi, jadi aku randomly memilih cafe ini, eh ketemu kamu. Kamu sendirian? Malik mana?"

Bella terdiam, sepertinya Remo belum tahu kalau ia sudah bercerai, "Malik ga ada Re, aku sendirian, hehe, aku lagi kepingin makan eskrim, sama seperti kopinya es krim disini enak banget, makanannya juga sama enaknya."

"Boleh aku temani?" Tanya Remo, dijawab dengan anggukan pelan Bella.

"Istri kamu ga kamu ajak?"

Remo menggelengkan kepalanya,"Aku sendirian aja datang kesini Bee..jadi laki-laki atau perempuan Bee, anak kamu ?"

"Laki-laki Re..."

"Berapa bulan?"

"Enam bulan jalan Re.."

"Kamu bahagia Bee?"

"Sangat.." Jawabnya sambil tersenyum, dan senyumannya langsung menusuk hati Remo, perih.

Coffee and UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang