Aku tidak tahu apa yang ada dipikiran ketiga kakak beradik ini. Mama, Tante Fatma, dan juga Om Erwin .Mereka melakukan sesuatu yang seharusnya tidak boleh dilakukan, aku hanya bisa menjadi korban rencana mereka.
Sebuah pernikahan yang seharusnya tidak terjadi kini telah terjebak dalam diriku. Aku pasrah menerima permintaan mama karena saat ini aku belum memiliki sosok pria di hatiku
Aku harus menikahi Om Erwin. Om kandungku sendiri, sebab om Erwin adalah adik bungsu dari mamaku. Umur om Erwin tidak terlalu jauh dari umur ku beda umur kami hanya 9 tahun. Kini usiaku 24 tahun dan tinggal menghitung hari usai ku berubah menjadi 25 tahun dan usia om Erwin sekarang 34 tahun.
Karena usia kami tidak terlalu jauh dari ku. Hubungan kami sangat dekat aku menyayanginya. Waktu kecil dialah orang yang selalu bermain dengan ku sebab aku tak punya saudara. Aku adalah cucu pertama keluarga Hermawan. Keluarga terpandang di jagat Raya ini
Om Erwin adalah sosok yang ku kagumi sebagai seorang paman tak lebih dari itu
Om Erwin sebenarnya sudah menikah. Ia memiliki satu orang anak dari pernikahannya. Kehidupan mereka juga sangat harmonis namun kenapa dia menyetujui pernikahan yang direncanakan kedua kakaknya yakni mama dan tante Fatma
Entah kenapa aku juga mau mengikuti rencana mereka. Seakan-akan aku pasrah dengan keadaan ku.
Pernikahan itu dilaksanakan tanpa sepengetahuan Papa dan juga keluarga besar lainnya. Pernikahan itu dilakukan di salah satu Vila keluarga kami. Pernikahan yang dihadiri oleh mama dan juga tante Fatma saja karena itu adalah bagian dari rencana mereka
Seusai Pernikahan
"Maaf sayang, tapi aku harus pulang. Besok aku akan kembali." Ucap Om Erwin yang sekarang sudah menjadi suamiku sembari mencium kening ku.
Aku hanya bisa mengangguk dan tersenyum kecil melihat kepergian Erwin.
Erwin memiliki keluarga. Keluarga sebenarnya, aku tidak mungkin melarangnya karena aku hanyalah istri simpanan.
"Sayang, mama sama tante pulang dulu. Kamu hati-hati di sini. Sabtu kamu pulang ya, mau rayain ulang tahun kamu."
Mama dan tante Fatma ikut menyusul om Erwin yang belum lama pergi dengan mobil Lexus LM350h
Kini aku sendiri di rumah yang sangat besar ini. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Pintu ku kunci dan
Aku pun berjalan menaiki anak tangga lantai 2 menuju kamarkuMalam yang seharusnya menjadi malam pertama dua insan yang telah menikah kini hanya aku sendiri. Sendiri berada ditempat tidur pengantin dengan derai air mata kesedihan.
Kebodohan apa yang kulakukan membuat ku terjebak dalam satu ikatan yang tak seharusnya. Kini kepasrahan yang harus kujalani.
Keesokan harinya
Dari balik kaca jendela aku berdiri sembari memegang cangkir berisi teh memandangi keindahan alam di sore hari
Tiba-tiba telapak tangan seseorang menutup kedua mataku dari belakang. Aku mengangkat tangannya dan berbalik badan kearahnya, sontak pria itu langsung membawa ku kedalam pelukannya.
"Maaf, sudah meninggalkanmu sendiri."
Aku mengangkat kepalaku memandangnya dan tersenyum simpul padanya
Aku mengerti semua pasti berat buat dia jalani karena sekarang ia harus membagi waktunya untuk dua istrinya.
"Kamu lapar? Aku masakin ya."
Pria itu mengangguk sembari tersenyum. Aku melepaskan pelukannya dan pergi meninggalkan dia untuk memasakin dia makanan di dapur.
Di Meja Makan
Aku nggak menyangka pria yang di depan ku ini harus ku layani makan nya. Pria yang dulunya ku panggil dengan sebutan Om sekarang berubah panggilan dengan sebutan lain
"Masakan kamu enak. Belajar masak dimana? " Ucap Erwin sangat menikmati makanan yang disantap nya.
"Mbak Mira, yang ngajarin."
Mbak Mira salah satu asisten rumah tangga yang bekerja di bagian masak memasak di rumah pak Hermawan. Karena aku cucu pertama dari anak pertama Pak Darma Hermawan maka aku tak punya teman main. Pelayan-pelayan di rumah lah yang menjadi teman mainku.
"Aku akan nginap dua hari di sini."
Aku tersenyum bahagia mendengar ucapan spontan Erwin.
Apa aku berdosa telah memisahkan dia dari istrinya, tapi kini hati ini ingin sekali dia berada disini lebih lama, bukan sekedar dua hari. Aku ingin dia tetap berada disini, hanya untukku.
Apa mungkin perasaan ku telah berubah. Apa mungkin aku mulai membuka hati untuk nya.
"Sayang kamu nggak makan?"
Aku tersenyum padanya dan melanjutkan makan
Kini sebutan sayang itu mulai melekat di bibir Erwin. Apa sebutan itu juga sudah melekat di hatimu Erwin?
Aku dan Erwin menyelesaikan makannya dan kembali ke kamar untuk beristirahat
Di Kamar
Aku dan Erwin yang sudah berada di atas kasur.
Pria yang sekarang tidur di sampingku bukan lagi sebagai seorang paman tapi seorang kekasih
Erwin mendekatkan tubuhnya padaku dan dibawa nya kepala ku ke atas lengannya sembari mengelus-elus rambutku
"Maaf, aku belum siap melakukannya."
Aku mengangkat kepala memandanginya memberi senyuman sebaliknya Erwin pun melihat ku dengan senyuman
Aku mengerti. Aku juga belum merasa yakin dengan hubungan ini.
"Aku mau tidur, nyanyiin dong !" Pinta ku langsung memeluknya
Erwin meraih pelukanku dan langsung menyanyikan sebuah lagu yang sangat ku sukai
"Kamu masih ingat lagu ku?"
"Aku ingat semua tentang mu." Ucap Erwin spontan
Mendengar ucapan Erwin sontak membuatku kaget dan langsung memandanginya dengan tatapan kaget
"Aku mencintai mu." Aku yang masih belum percaya dengan ucapan Erwin tetap memandangi nya.
"Tidurlah! Aku akan bernyanyi buat kamu." Pinta Erwin dan langsung bernyanyi
Aku kembali tertidur dalam pelukan Erwin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is My Uncle
RomanceKisah cinta yang seharusnya tidak terjadi harus dialami oleh seorang gadis dengan keterpaksaan karena dia harus menikah dengan om nya sendiri.. 12 Desember 2021