❝Kamu objek yang nyata namun terasa fatamorgana.❞
Menyukai seseorang adalah hal yang wajar bagi seorang remaja yang baru memasuki jenjang sekolah menengah atas seperti Atasya Shaquinna, Bilqis Amora, dan Navia Zyavanca. Namun, yang tidak wajar bagi...
Meisa Azzedine: Enak ya, tetanggaan sama crush sendiri
Ajeng Mouzea: Salting mulu, cari tau namanya lah
AtasyaShaquinna: Dih, ntar gue cari tau
Meisa Azzedine: Cari tau ke siapa? Sosmednya aja lo nggak ketemu
AtasyaShaquinna: Ke siapa kek
Ajeng Mouzea: Itu Kak Deisa kan sekelas sama tuh cowok. Lo kenal Deisa kan, dia dulu tinggalnya deket rumah lo juga deh perasaan, masa nggak kenal
AtasyaShaquinna: Oh iya, ya, gue baru ngeuh. Ntar gue deketin deh dia buat nanya-nanya. Tapi masalahnya gue nggak punya nomornya Kak Deisa
Ajeng Mouzeamengirim sebuah kontak
AtasyaShaquinna: Ajeng cantikkkk thankyouuu
Ajeng Mouzea: Geli gue, Sya! Sama-sama. Moga berhasil deh
• • •
Asya bersama Bilqis tengah melangkah di koridor sehabis dari kantor—membantu seorang guru untuk membawa buku.
"Oh iya, Sya. Gue lupa mau nanya ini!" ujar Bilqis membuat Asya menatapnya dengan alis terangkat sebelah.
"Nanya apa?"
Bilqis melihat ke sekitar, dan syukurnya sepi karna masih jam pelajaran. Ia mendekat pada Asya. "Lo suka sama Astra?" tanya Bilqis dengan berbisik.
"As—astra? Astra siapa?" Bingung Asya, tak mengetahui nama lelaki yang ia sukai sendiri.
"Ih Astra yang waktu hari Sabtu lo liatin sampai melotot-melotot itu lho! Yang tinggal di seberang rumah Navia." jelas Bilqis membuat Asya sontak menghentikan langkahnya.
"J—jadi namanya Astra?" tanya Asya begitu terkejut.
"Iya. Lo nggak tau nama cowok yang lo suka sendiri, heh?" Heran Bilqis.
"Ih jangan keras-keras ngomongnya, Bil! Btw lo tau dari mana gue suka sama dia?"
"Keliatan kali waktu itu," ucap Bilqis bangga namun Asya menatapnya curiga membuatnya segera mencengir. "Hehe. Sebenernya gue sering liat lo ngeliatin Astra di kantin atau pun pas lewat depan kelasnya akhir-akhir ini. Makanya gue curiga banget lo suka sama dia."
