[02]

793 79 9
                                    


Mata pucat itu sekarang terlihat makin pucat. Ah bukan pucat tapi amethyst. Mata amethyst itu tidak lagi berkilau seperti dulu. Mata itu sekarang memandang gelapnya malam. Seakan langit malam berusaha menyembunyikan rahasia manusia yang isinya penuh kejutan.

Memandang langit malam dan melamun adalah kegiatan yang Hinata Hyuuga - pemilik mata amethyst- lakukan sekarang.
Merenungi kembali kejadian perang dunia ninja ke-4.
Kematian Neji Hyuuga.

Melamunkan nasibnya yang harus kehilangan kakak yang disayanginya. Kakak yang selalu melindunginya. Adakalanya Hinata selalu menangis tanpa suara dimalam hari.
Hinata selalu menyalahkan dirinya atas kematian Neji. Dia tidak menyangkal bahwa dia adalah kunoichi yang lemah. Dan hal itu lah yang menjadi penyebab kematian Neji. Begitulah pemikiran sulung Hyuuga ini

"Kenapa aku harus terlahir lemah Kami-sama? Kenapa aku tidak bisa seperti Hyuuga lainnya? Kenapa harus banyak orang yang mengorbankan nyawanya demi diriku?"

Hiks.. Hiks.. Hiks..

Tumpah sudah air mata. Hinata sudah tidak sanggup untuk menahannya lagi. Malam yang gelap, suasana yang sepi, dan dikamar sendirian adalah panggung yang tepat untuk menangis. Hinata akan selalu menuntaskan tangisnya disaat seperti itu. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak terlarut pada kesedihan. Hinata tidak akan mengecewakan Neji yang sudah rela mati untuknya. Maka Hinata akan berusaha keras untuk menjalani hari dengan kuat.

***

"Nee sama selamat pagi"

"Pagi Hanabi"

"Heum harum. Masakan nee sama harum seperti biasanya"

"Terima kasih"

Setiap pagi Hinata rajin memasakkan sarapan untuk keluarganya. Meskipun Hinata masuk kedalam keluarga souke dan Heiress Hyuuga,  tidak membuat Hinata sombong atas kedudukannya. Hinata selalu ramah kepada semua orang tanpa pandang bulu. Menganggap semua orang terlahir dengan hati yang baik. Pemikiran sederhana itulah yang membuat hati Hinata terlalu lembut untuk menjadi seorang kunoichi. Kebaikan hatinya lah yang tidak disukai oleh tetua klan Hyuuga. Mereka menganggap bahwa Hinata terlalu 'empuk' untuk menjadi seorang ketua klan. Ayah Hinata - Hiashi Hyuuga- juga sepakat dengan pemikiran tetua klan Hyuuga tersebut. Kebaikan hati Hinata dapat menjadi kelemahan klan. Hiashi sangat paham betul bahwa sifat Hinata sepenuhnya persis seperti mendiang ibunya - Hikari Hyuuga. Jika Hinata adalah replika dari sang ibu. Maka Hanabi adalah replika dari Hiashi Hyuuga. Hanabi sangat tegas dan kuat.

"Selamat pagi otou sama" sapaan kompak dari kedua putri Hyuuga

"Pagi"

Itadakimasu

Sapaan singkat tersebut sebagai pembuka dari ritual sarapan di keluarga Hyuuga. Tidak banyak hal yang dapat dibicarakan dengan sang ayah. Mengingat sikap sang ayah yang selalu dingin kepada kedua putrinya.  Ditambah tata krama Hyuuga yang mengajarkan untuk tidak berbicara saat sedang makan. Maka hanya suara dentingan piring dan sendok yang terdengar.

"Ayah ada keperluan dengan Hogake setelah ini. Dan akan pulang saat jam makan malam"

"Baik otou sama"

***

Hiruk piruk pasar sangat disukai oleh Hinata. Melihat semua orang berinteraksi dengan tenang dan senyuman lebar. Sungguh terlihat jelas bahwa semua orang merasa senang dengan perdamaian yang telah tercapai. Meskipun tidak menutup kemungkinan terdapat orang yang masih berduka terhadap kematian orang terdekat. Hal tersebut tidak menghalangi mereka untuk tersenyum. Mereka terus berusaha untuk hidup yang lebih baik. Tidak menyia-nyiakan pengorbanan dari nyawa-nyawa yang melayang karena perang. 

PENANCE OF ONYXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang