Prolog

225 33 0
                                    

No one POV

"Masky" Ucap seseorang

"Ada apa tuan?"

"Aku ingin kau dan para proxy membunuh dia, dia telah mengaku menjadi salah satu anggota dari creppypasta"

"Dia??Oh! saya pernah membaca tentang rumor dirinya, dia hanya seorang seniman biasa dan juga tentang rumor yang disebarkan itu adalah ulah seseorang atau lebih tepatnya para fansnya dia karena dia juga menyukai creppypasta, tapi ada versi lainnya dia juga seorang pembunuh brutal tetapi tentang rumor pembunuh itu tidak ada yang tau asli atau palsu dia" ucap Masky.

"Seniman? BWAHAHAHAHA!!!! APAAN ITU?!!!" Tertawa seseorang yang memakai Hoodie putih juga ada robekan di mulutnya.

"Jeff."

"Sorry Slender aku kelepasan" ucap Jeff

"Hah,baiklah masky kau dan para proxy perlu melakukan pemeriksaan terhadap pria itu"

"Pria? Setua itu kah dia?" Tanya seseorang yang memakai Hoodie orange(?) Dan topeng

"Dia berumur 15 tahun, jadi dia masih muda" ucap masky.

" Slendy,berapa hari kita perlu melakukan pemeriksaan?" Tanya masky.

"Hanya 3 hari tapi jika kalian belum mendapatkan informasi yang lebih dalam, jangan pulang ke mansion."

"Pfftt, kasihan.." ucap seorang elf cebol yang tak lain adalah Ben Drowned

"Lihat saja kau Ben" gumam masky

"Kita berangkat sekarang atau besok Slendy??" Tanya laki-laki yang memakai penutup mulut(?) Toby.

"Sekarang,saya sudah melacak alamat rumahnya" Ucap slenderman

"Baiklah, hei kalian ayok pergi" ucap masky

"Baik!/ok"

Alamat: Jl.Keith No.11

"Sampai."

"Apa ini benar rumah nya masky? Tanya Hoodie

"Ya, kita harus memeriksa nya terlebih dahulu,dan kata slendy kita belum boleh membunuh nya Sampai mendapatkan informasi yang lebih dalam." Jelas masky

"Baiklah" ucap hoodie

"Hey kalian,bukannya itu dia?" Tanya Toby sambil menunjuk seorang pemuda

"Kau benar Toby,kita harus menyelinap masuk ke dalam rumahnya" ucap masky

"Merepotkan"

Masky dan proxy lainnya menyelinap masuk kedalam rumah berwarna putih itu, tidak terlalu mewah dan tidak terlalu kecil.
Mereka mengikuti pemuda itu yang menuju ke arah basment(?) .
Pemuda itu bersenandung kecil dan sambil berjalan ke arah basment,dia membuka pintu basment dan terlihat seorang perempuan yang sedang diikat di kursi, hanya satu lampu yang menerangi basment tersebut.

"Hey, bagaimana kalau kita bermain sebentar,aku akan melukis mu setelah bermain agar hasilnya menarik"

"Tidak akan! Kau sangat gila!!!"

"Gila ya? Bisa dibilang begitu. Oh bagaimana jika mengambil darah mu dulu, aku akan mencicipinya sebentar dan mengambil kedua bola matamu yang indah"

"T-tidak kumohon lepaskan aku...."

"...."

"Kau sangat berisik, bagaimana jika aku merobek tenggorokan mu agar kau tidak bisa berteriak setelah itu baru aku memotong lidahmu dan mengambil kedua bola matamu"

Perempuan itu sudah berkeringat dingin akibat ulah pemuda itu

"T-tidak kumohon...aku akan berjanji membayar kau sebesar apapun,t-tapi jangan membunuh ku ku mohon..hiks.."

"Hey jangan menangis aku akan ikut sedih jika melihatnya, itulah niatku mengambil bola mata mu,agar tidak bisa lagi mengeluarkan air mata lagi"

"T-"

Sebelum perempuan itu kembali berbicara,pemuda itu sudah menusuk bola matanya dan menarik nya keluar.

"Lihat ini sangat indah~ apa kau menyukai bola mata mu sendiri??" Tanya pemuda itu

"Ak-"

Pemuda tadi kembali merobek tenggorokan si perempuan agar tidak bisa berteriak.

"Shht, diam kau akan tenang setelah ini,dan aku juga akan melukis mu nanti"

Perempuan itu sudah sekarat,dan tak lama lagi dia akan berakhir nyawanya.

"Selesai! Tinggal memotong lidahnya"

Pemuda tadi mengambil gunting dan memotong lidah si perempuan.

"HM,aku akan simpan agar menjadi kenang-kenangan kita, Clara." Ucap pemuda itu sambil memegang kedua pipi Clara, dan mencium keningnya.

"Nah sekarang aku akan melukis mu"

Pemuda tadi kita panggil saja, (M/n).

(M/n) menyalakan tabletnya dan mulai melukis Clara yang sudah berlumuran darah. (M/n) melukis Clara sambil bersenandung kecil.

Keadaan proxy

"M-m-masky? Kau tidak salah orang kan?"

"Tentu, Hoodie apa kau merekam nya?"

Masky menoleh kepada Hoodie yang sedang berkeringat dingin, ditambah lagi gemetar.

"Aku sudah merekamnya,masky." Ucap Hoodie.

"Kalian takut?" Bisik masky

"B-bukannya takut hanya saja *tic* dia mengerikan..."

"Baiklah kita harus keluar dari sini sebelum dia menemukan kita" ucap masky

Mereka ingin keluar dari rumah itu, tetapi setelah mendengar suara langkah kaki para proxy menunggu siapa yang datang.

Ternyata itu (M/n) yang memegang plastik besar.

"Biar ku tebak, pasti dia ingin membuang mayat itu kan?" Tanya Toby

"Shht, diam nanti kita ketahuan" bisik masky, Toby hanya menutup mulutnya dan mengangguk-angguk.

"Ayok,ini kesempatan kita" ucap masky memimpin jalan

Para proxy sudah berada diluar rumah itu, dan kembali ke mobil.

"Huft,capek juga" ucap Toby

"Ya dia memutilasi korbannya cukup lama,belum lagi melukis untuk menjual gambarannya" balas masky

"Apakah kita boleh pulang ke mansion?" Tanya Toby

"Aku tidak tahu, yang pastinya kita harus menunggu 3 hari sambil mencari informasi baru tentang dia" jelas masky sedangkan Hoodie sedang mengotak-atik kamera nya.

Finishing.

It's only prolog,chapter 1 akan ku up selanjutnya (kalo bisa)

-Rei









𝗧𝗮𝗿𝗴𝗲𝘁. (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang