chapter 1: Tetangga baru

149 11 5
                                    

Kaila POV

"Kaila! Ayo cepat bangun!, katanya mau bantu ibu" perintah seorang yang berada di depan pintu kamar sambil mengetok - ngetok pintunya. Aku pun langsung membuka mata dan duduk di ranjang sambil memakai sandal dan mengikat rambutku.

"Iya bu, sebentar" teriaku untuk menjawab agar ibu tau kalau aku sudah terbangun.

Aku langsung membuka pintu kamarku dan menuju lantai bawah. Ternyata sudah ada kakakku yang bernama vina. Aku dan kakakku cuma beda tiga tahun, umurku saat ini masih 16th dan kakakku berumur 19th.

"Kakak sudah bangun?" tanyaku sambil menuruni tangga dan menghampiri kak vina.

"Sudah. Oh iya katanya kamu mau bantu ibu ke sawah ya?" tanya kak vina sambil meminum segelas air putih.

"Iya kak, soalnya aku bosan. Emang kakak juga mau ikut?" tanyaku sambil menuangkan segelas air susu sapi.

"Sebenarnya mau, tapi gak apa - apa?" tanya kak vina yang ingin sekali ikut bersamaku dan ibu.

"Gak apa - apa kok kak" jawabku dengan santai sambil meminum segelas air susu.

"Kaila, kamu sudah siap?" tanya ibu yang menghampiri aku dan kak vina di meja makan.

"Udah bu. Ibu, kakak boleh ikut gak?" tanyaku yang ingin kakak di perbolehkan oleh ibu.

"Boleh" jawab ibu dengan senyuman manis.

"Ya sudah ayo berangkat!" ajak kak vina yang tak sabar ingin melihat pamandangan pagi di luar.

Disinilah surga bagiku. Disini udara sangat bersih dan sejuk, juga banyak pepohonan yang meneduhi sinar matahari, dan juga ada sawah dan sungai yang mengalir. Aku melihat pemandangan ini dengan senyuman indah. aku tau kenapa keluargaku tidak mau pindah ke kota karna di kota sangat buruk, bagi keluargaku tinggal disini nyaman daripada di kota, walaupun tidak ada teman untuk bermain tetapi keluargalah yang menjadi teman bermain dan bercerita, tetapi sayangnya salah satu bagian dari keluargaku kini telah tiada yaitu ayahku.

"Ayo sayang cepat kemari!" teriak seseorang yang membuatku terkejut.

"Iya bu!" jawabku sambil berjalan kearah ibu dan kak vina.

"Kenapa ngelamun aja, pasti kamu keenakan ngelihat pemandangan ini kan" ucap kak vina sambil tersenyum padaku.

"Ah..kakak ini bisa saja, kakak sendiri juga kan?" tanyaku sambil membalas senyumanya padaku.

"Iya, kakak merasa puas dengan ini semua" ucap kak vina sambil melihat langit di atas yang bewarna biru.

Aku hanya menjawab dengan senyuman kecil.

"Vina, kaila ayo bantu ibu!" perintah ibu yang membangunkanku dari lamunanku.

"Iya bu" jawabku dan kak vina

Aku langsung membantu ibu menanam padi - padi ini. Aku hanya bisa membungkuk untuk menanam padi.

"Bu padinya sudah habis" ucapku sambil mengelap keringat di keningku.

"Kalau sudah selesai, mau tidak kita bermain di sungai" ajak ibu untuk menghilangkan rasa lelah.

"Wah..! Aku mau bu" ucap kak vina dengan ekspresi senang.

"Kalau kamu kaila?" tanya ibu sambil menatap mataku.

"Ikut bu" jawabku dengan senyuman.

"Tapi ibu duduk saja di batu, kalian saja yang bermain" jelas ibu sambil berjalan menuju sungai.

Aku melihat sungai ini begitu indah. Aku tidak perlu takut tenggelam karna disini airnya tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu deras.

"Ya sudah kalian sana ibu mau istirahat dulu" jelas ibu sambil duduk di sebuah batu besar.

So tell me a storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang