Tanda Tanya (2)

572 102 1
                                    

Matahari sudah sedari tadi berada diatas, cahayanya menembus masuk kedalam rumah orang-orang tanpa permisi. Salah satunya kamar Heeseung yang jendelanya tidak lagi terlindungi oleh gorden.

Merasa tidurnya terganggu, Heeseung terbangun lalu merenggangkan tubuhnya, matanya mengerjap membiasakan matanya dengan cahaya.

Diliriknya jam yang menunjukkan pukul sepuluh pagi, dengan malas Heeseung bangkit dari kasur dan berjalan menuju ruang dapur yang sudah terlihat bunda menunggunya disana.

Heeseung melirik diseluruh penjuru ruangan, ia mengernyitkan dahinya tidak mendapati Ayahnya disana.

"Ayah, Bunda kemana?"

Bunda yang tengah menyiapkan roti bakar untuk sarapan Heeseung tiba-tiba teringat sesuatu. Dengan gerakan cepat ia menyelesaikan roti bakar untuk sarapan Heeseung lalu memberikannya pada Heeseung yang sudah duduk dimeja makan.

"Ayah lagi mengurus berkas untuk kita pindah rumah."

"Pindah rumah? Kok aku nggak tau? Mau pindah kemana?"

Heeseung melontarkan banyak pertanyaan kepada Bundanya, matanya mengikut pergerakan kemana Bundanya pergi.

"Aduh Heeseung, tanyanya nanti saja ya? Pokoknya kita bakalan pindah ke kota omah, katanya kamu mau bersekolah kan? Kamu sekolah di sana."

Dengan cepat Bunda mengusap rambut Heeseung lalu mengecup pucuk kepalanya singkat.

"Ada yang mau Bunda urus juga, kamu sendirian dirumah nggak papa kan? Jangan macam-macam selagi Ayah sama Bunda nggak ada dirumah."

Belum sempat Heeseung berkata apa-apa lagi, punggung sang Bunda sudah menghilang begitu saja dibalik pintu. Apa katanya? Pindah ke kota Omah? Bukannya Omah sudah lama meninggal dan itu alasan mereka pindah ke kota ini?

Heeseung menghabiskan roti di piringnya sembari memikirkan tentang orang tuanya yang tiba-tiba saja ingin pindah rumah jauh keluar kota untuk ia bersekolah. Padahal ia bisa bersekolah di dekat sini saja kan?

Mengabaikan pikirannya yang mulai kemana-mana, Heeseung menyadari bahwa ia tengah sendirian sekarang di rumah. Ini adalah kesempatan untuk masuk kedalam ruangan itu dengan bebas.

Begitu roti di piringnya telah habis, ia menegak segelas susu dari kulkas lalu meninggalkan piring kotor bekas ia makan begitu saja dimeja.

Kakinya melangkah keruang tamu untuk mengunci pintu rumah sebelum masuk kedalam ruangan 'itu', agar jika orang tuanya datang ia bisa keluar tanpa ketahuan.

Setelah mengambil kunci dari laci di kamarnya, Heeseung akhirnya kembali masuk kedalam ruangan rahasiaㅡbegitu sebutnya karena Heeseung berpikir orang tuanya merahasiakan ini darinyaㅡ.

Ruangan rahasia ini sama sekali tidak pernah berubah dari saat pertama kali Heeseung memasukinya, semua letak meja, kursi, hingga buku, semuanya masih sama, masih pada tempatnya.

Setengah dari semua buku yang berada disini sudah Heeseung baca, tapi satupun dari buku-buku itu yang Heeseung baca, satupun tidak ada yang bisa ia mengerti.

Ada satu buku yang selalu menarik perhatiannya, buku yang sinarnya paling terang kedua setelah buku dimeja itu. Tapi Heeseung tidak pernah bisa menggapainya, buku itu berada terlalu tinggi di atas lemari.

Heeseung terus melihat kearah buku itu, walaupun badannya sudah lebih tinggi dari beberapa tahun yang lalu, tetap saja tangannya belum bisa menggapai buku itu.

"Susah sekali. Buku! Bisakah kamu turun sendiri?"

Menghembuskan nafas kesal, tetapi ia tidak menyerah. Ia menjinjitkan kakinya dan tangannya berusaha meraih buku itu, sedikit lagi hingga tangannya dapat meraih buku itu, tetapi tiba-tiba saja Heeseung terjatuh dan apa yang terjadi berikutnya membuatnya terkejut.

Sebuah ruangan rahasia lagi.

Rak buku terdorong hingga memperlihatkan ruangan lain yang jauh begitu gelap, Heeseung melirik kearah sakral lampu yang berada dimeja ditengah ruangan. Ia mencoba menekannya dan akhirnya ia tahu apa kegunaan sakral tersebut.

Berhasil menyalakan penerang ruangan, Heeseung terkagum-kagum melihat isi ruangan itu. Ada lebih banyak buku lagi.

Kakinya dengan lambat melangkah ketengah ruangan, matanya tertuju pada buku yang tersimpan dengan baik didalam kotak kaca, sepertinya buku ini dijaga dengan baik.

Untung saja kotak ini tidak mempunyai kunci atau gembok, hingga ia tidak perlu susah-susah agar bisa mengambil dan membaca buku didalamnya.

Heeseung mendaratkan bokongnya pada anak tangga yang berada di sana, ia mengusap buku di pangkuannya yang sedikit berdebu, sepertinya sudah lama tidak dibuka.

Halaman pertama, halaman kedua, ketiga, keempat, hingga halaman selanjutnya hanya menceritakan tentang sejarah Fairy dan nama-nama mereka. Tidak ada yang menarik.

Lembaran demi lembaran lagi ia buka, ia terkagum melihat foto seorang wanita berdiri anggun menggunakan dress berwarna kuning dengan sayap Fairy yang amat sangat berkilauan. Apa wanita ini ratunya?

Wajah wanita didalam buku ini sangat cantik, ditambah tiara yang ia gunakan dikepalanya. Tetapi wajahnya sungguh sangat tidak asing.

Asik membaca sejarah beberapa Fairy lain, Heeseung beberapa kali menguap juga menahan kantuk. Tidak lama Heeseung kehilangan kesadarannya, ia tertidur dengan posisi duduk bersandar dengan memeluk buku yang tadi ia baca.

.

.

Suara bising mengganggu tidur nyenyak seorang anak yang sedang beranjak remaja. Untuk sebentar Heeseung tiba-tiba tersadar bahwa ia tadi berada di dalam ruangan rahasia, mengapa sekarang ia terbangun di dalam kamar?

Heeseung mengernyit mendengar suara bising dari luar kamarnya, diikuti suara teriakan Ayahnya. Bukan, bukan teriakan marah atau lainnya. Ia akan keluar untuk memastikannya.

"Hati-hati dengan semua buku itu!"

"Ya, langsung saja masukkan semuanya."

"Tanyakan pada istriku."

"Iya iya, itu taruh disana!"

Bingung, mengapa tiba-tiba banyak sekali orang disini. Tunggu, bukankah semua buku ini yang ada didalam ruangan rahasia itu?

"Ayah, mau diapakan semua buku ini?"

"Heeseung? Cepat masuk kamar!"

"Tapi Ayㅡ"

"Masuk!"

Anak itu tersentak kaget saat Ayahnya membentaknya, tiada pilihan lain selain menurut. Sebelum masuk kembali kedalam kamarnya, Heeseung mencoba mencari keberadaan Bundanya. Tapi sedetik kemudian ia tersadar bahwa beberapa perabotan rumahnya sudah tidak ada lagi, apa mereka akan pindah hari ini?



-to be continued-

.
.
.
.
.

Hai! Maaf baru update lagi, huhu aku lagi sibuk banget vote ENHYPEN di SMA, kalian juga jangan lupa buat vote ENHYPEN yaa!

FAIRY [HEENOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang