Bab 3 Sebuah Rindu

20 2 0
                                    

-2010 -

Rere yang sedang duduk melamun didalam kamarnya, tampak terliahat terguncang. Tatapan mata kosong rambutnya yang hitam terurai. Kamar yang dipeuhi dengan tissu....

Dia hanya terbaring di atas kasurnya, menatap jendela...

"Galih rere kangen"

Entah kenapa setiap dia merasa sedih, rere selalu teringat galih sahabatnya.

Dia mengambil Handphone dan mencari comer galih di kontaknya. Rere memencet sebuah tombol di HP nya dan mulai menelpon sebuah nomer.

Tapi Rere tampak kecewa, nomer yang ingin dia telpon tak dapat dihubungi.

Air matanya mengalir, dia terus beristigfar dan menyebut Allahu rabbi, bantu hamba... hamba sudah tak kuat lagi....

Sebuah suara terdengar dari arah pintu depan. Suara yang sepertinya sudah sangat akrab ditelinga rere.

Seseorang memanggilnya,

"rere... rere...."

"rere lagi dimana?"Ini kak Aldi Re.....

" rere lagi di kamar kak......!

Rere langsung mengusap air matanya,,, dan berteriak dari kamarnya...

"kak aldi tunggu bentar rere lagi ganti baju,, tunggu rere diluar.....!!!

Rere kemudian memebereskan kamarnya, tisu-tisu yang tadi berantakan mualai dibersihkan dan dimasukkannnya ke dalam tempat sampah.
Rere mengambil sisir yang ada diatas mejanya, dia menyisir rambutnya kemudian mengikatnya.

Setelah terlihat agak rapi, rere menatap cermin, dan dia menatap bayangannya, dan berkata pada dirinya sendiri.

Rere harus kuat, kalau rere seperti ini mamak dan kak aldi pasti khawatir.

"Senyum re.....! senyum....:

Dia kemudian keluar membuka pintu kamarnya, dan memanggil kakaknya...

"Kak... rere sudah siap...! kita mau kemana kak?

"Kita akan ke makam re... mengantarkan bapak keperistirahatan terakhirnya......!"

Rere tak kuasa menahan air matanya,,, pertahanannya sudah jebol....

Dia pun tak sanggup lagi membendung kesedihannnya, bapaknya telah pergi...

Bapak yang selalu ada buat dia. Bapak yang sangat dia hormati...rere masih ingat sekali, ketika dia masihSMP, ketika hujan turun dengan deras, bapak menjemput rere ke sekolah, iya bapak menjemput dengan membawa payung naik angkutan umum. Bapak hanya membawa satu payung, dan ketika kami berdua memakai payung itu, bapak merelakan dirinya untuk terkena hujan, agar rere tidak basah.

Bapak selalu tersenyum, dan tak pernah memarahi rere....

"Pak maafin rere, rere menyesal membuat bapak kecewa....."

Rere... minta maaaaf....!

... nak aldi... sebuah suara memanggil.. aldi...

"iya bu.."

"Ini ada titipan dari galih buat nak rere, galih belum bisa pulang dia masih ada ujian....

Minggu depan dia akan pulang.....Nak aldi masih ingat kan pesan almarhum bapak sebelum dia meninggal,,,"

"Iya,,, tante ...insha allah... aldi akan menjalankan wasiat yang sudah bapak setujui itu...."

***

Pada kesempatan yang lain temen-temen rere datang untuk menghibur rere,
laila, rahma anita dan dona... laila yang memakai gamis hitam jilbab cokelat, datang membawa makanan kesukaannya rere yakni bakso....
sedangka anita sengaja membawa DVD koreanya, untuk nanti dipinjamkan ke rere,
dona dan rahma membawa jus alvukat kesukaan rere dan tentu saja mereka membawa seblak....
Kesukaaan mereka bersama,,,

Perjalanan Cinta RereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang