Jangan berharap apapun, kepada siapapun!
🦋🦋🦋
22 JULI 2021
Hari ini adalah hari penting bagi Agatha Arsyakayla, hari dimana pengumuman Perguruan Tinggi Negeri dibuka pada pukul 16.00. Gadis yang kerap dipanggil Ayla itu benar-benar berharap diterima, karena Universitas ini adalah satu-satunya nyawa PTN terakhir setelah beberapa kali gagal.
Ayla duduk sembari menatap layar laptop, suasana sepi mencekam membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Menit demi menit berlalu, jam sudah menunjukkan pukul 15.45. gadis itu sangat tidak karuan, tangannya sedikit gemetar disertai dengan keringat dingin, ia beranjak dari tempat duduknya menuju jendela kamar. Beruntung dihalaman rumahnya banyak tanaman yang dapat membuat relaks. gadis itu menyapu pandangannya melihat seisi kamar yang bernuansa putih, tak ada seorangpun disana selain dirinya sendiri, ia merasa sedikit sedih karena dihari pentingpun tak ada yang menemaniya.
"Hufttttt" Ayla membuang nafas berat, ia kembali menuju meja belajarnya karena jam sudah menunjukan pukul 16.00
Gadis itu membuka website yang telah ditentukan, jantungnya berdetak semakin cepat namun dirinya mencoba untuk tenang. Setelah website terbuka Ayla memasukkan nomor peserta dan tanggal lahir, Ayla benar-benar berharap mendapat kata selamat bukan semangat, dan sepertinya gadis itu tidak siap jika kenyataan buruk menyatakan bahwa dirinya tidak lolos.
Tangan Ayla rasanya tidak ada tenaga untuk menekan tombol enter sampai tiba terdengar suara ketukan dari balik pintu kamarnya yang membuat ia sedikit kaget.
Tok...tok...tok...
Ayla tersentak kaget mengelus dadanya
"Ka! Jemput Aura disekolah" jelas seorang wanita paruh baya yang kerap dipanggil ibu itu sedikit berteriak
"Iya bu" jawab Ayla singkat
Carissa Auralia atau Aura adalah adik sematawayang Ayla yang kini tengah duduk dibangku SMP kelas 1. Ayla mendecak kesal karena harus menjemput Aura disaat pengumuman dibuka, tanpa pikir panjang gadis itu langsung memesan ojek online agar dirinya tetap fokus ke pengumuman, setelah itu Ayla memberanikan diri menekan tombol enter dan tercengang melihat layar laptopnya.
Mohon maaf,
Nomor Peserta 671xxxxxx
Atas Nama Agatha Arsyakayla
TIDAK LULUS
"Hah?" Ayla panik mencoba memastikan apa yang ia lihat di layar laptopnya
"Ngga-ngga! Ini pasti salah" gadis itu memasukkan beberapa kali nomor peserta dan tanggal lahirnya
"Ini pasti salah!" bantahnya sambil mencoba memastikan kembali namun hasilnya sama.
Seketika tubuh Ayla lemas dan matanya pun berkaca-kaca. Ayla benar-benar tidak percaya harus menerima kenyataan pahit ini. ia mendangahkan kepalanya untuk menahan air matanya agar tidak keluar dan mencoba untuk tidak menangis, tapi tidak bisa ini terlalu sakit baginya. Gadis itu menangis hingga kesulitan bernafas.
"Hiks! Hiks! Hiks!"
Ayla merasa hari ini adalah hari terburuknya, ia juga merasa sangat gagal karena tidak bisa membuktikan kepada semua orang bahwa dirinya mampu.
Dalam keadaan menangis Ayla beranjak dari tempat duduknya kemudian meraih helm menuju garasi kemudian menancap gas motor kesayangannya. Karena ia akan merasa lebih lega menangis sambil mengendarai motor daripada harus menangis di kamarnya tanpa suara.
Tid... Tid... Tid...
Suara klakson pengendara lain terdengar sedikit nyaring ditelinga Ayla karena dirinya membawa motor dengan kecepatan tinggi.
15 menit kemudian Ayla sampai di sebuah kafe outdoor yang letaknya diatas bukit, ia disuguhkan sunset ditengah-tengah kota yang membuat dirinya sedikit relaks. Mungkin ini bisa disebut metime. Kali ini Ayla benar-benar merenungkan apa yang salah terhadap dirinya sehingga semesta pun tidak mengizinkannya masuk PTN.
"Hufttt" gadis itu menghembuskan asap roko elektrik yang ia hirup
"Permisi kak ini pesanannya, selamat menikmati" seorang pelayan mengantarkan satu gelas coffee
Ayla menganggukkan kepalanya singkat. Sekarang Ayla tidak ingin memikirkan dimana letak kesalahannya dulu, karena semakin dipikiran semakin ia tidak bisa menemukan jawaban. Ayla mencoba berdamai dengan dirinya sendiri dan menerima kenyataan bahwa semua yang terjadi adalah yang terbaik untuknya
Jam menunjukkan pukul 19.00 malam, Ayla masih anteng sendiri menikmati pemandangan kota dengan kelap-kelip lampunya. Tiba-tiba bahu Ayla ditarik seseorang dari belakang sehingga tubuhnya menghadap orang tersebut.
"Ayla!" panggil seorang pria
Gadis itupun terlihat panik saat mengetahui pria yang ada dibelakangnya "Ka? Ngapain disini?" Tanya Ayla panik mencoba menyembunyikan roko elektriknya
"Pertanyaannya ga kebalik?" Tanya pria itu duduk disebelah Ayla lalu menatapnya tajam
"Ayla lagi ngadem aja sih, kaka ko ga bilang ada disini?" tanya Ayla mengalihkan pembicaraan
"Sama siapa?" lanjut Ayla sambil celingak celinguk mencari teman-teman pria itu tapi Ayla tidak menemukannya
"Ga penting aku kesini sama siapa, yang penting ibu panik banget nyariin kamu" jelas pria itu
"Ayla gapapa kok" jelasnya santai
"Kebiasaan kemana-mana gapernah bilang-"
"Yang! Kamu dari mana aja sih? Aku nyariin" kesal seorang gadis dari belakang langsung menggandeng pria itu
Tanpa ba bi bu Ayla langsung beranjak dari tempat duduknya meninggalkan mereka
"Ay! Ini ga kaya yang kamu pikirin"
☘️☘️☘️
Pict: Agatha Arsyakayla
Jangan lupa vote, coment, and share. thankyou guys^^
See U🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA dan WAKTU
Teen FictionTidak ada waktu yang salah untuk jatuh cinta- Arga Dan tidak ada waktu yang tepat untuk patah hati- Ayla Hallo everyone kisah ini aku ambil dari kisah nyata, so happy reading <3 Btw masi on going