𝐁𝐚𝐜𝐤 𝐭𝐨 𝐭𝐡𝐞 𝐩𝐚𝐬𝐭 || 𝐎𝐧𝐞𝐒𝐡𝐨𝐨𝐭 - 𝐌𝐚𝐥𝐞 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫 [ ✔ ]

Chapter 4 - Menyerah

     (m/n) membuka matanya, dan hal pertama yg ia lihat adalah ruangan penuh warna putih. (m/n) merasa familar dengan ruangan ini, sampai ia mengingat sekilas ingatan nya tentang ruangan ini

(m/n) membalikkan badan nya dan benar, Leon berada di belakang nya sedang mengelus burung berwarna putih susu. Dengan cepat (m/n) berlari mendekat ke arah Leon dan memeluknya, Leon yg kaget karena pelukan tiba-tiba dari (m/n) refresh (?) memeluk balik tubuh (m/n) yg lebih besar darinya. Burung putih yg tadi Leon elus, pergi terbang ke langit yg berwarna putih juga 

"huwaa!" (m/n) mengeluarkan semua tangisan nya, Leon mengelus punggung (m/n) lembut. Menyalurkan hangat tubuhnya ke tubuh besar (m/n)

"mau menyerah atau ingin di lanjutkan?" tanya Leon lembut setelah (m/n) sudah tenang, sontak (m/n) menggeleng 

"aku menyerah" jawab (m/n) dengan suara serak khas orang sehabis menangis 

"Choi (m/n) Lee Renzo, kau harus ingat. Takdir seorang manusia sudah di tentukan oleh tuhan, sejak manusia itu dalam kandungan ibunda nya. Seperti music yg di rancang sempurna oleh manusia sebelum di dengar oleh manusia lain. Tanggal lahir, tingginya, warna kulitnya, beratnya, wajahnya, tanggal kematian nya, dan hal lain. Itu sudah di tentukan oleh tuhan, kita sebagai manusia biasa yg di ciptakan oleh tuhan tidak bisa mengubah itu semua" nasihat Leon, dengan tangan yg masih setia mengelus punggung (m/n)

"hn" merasa tak ada jawaban dari sang empu, Leon menunduk dan melihat (m/n) tertidur dengan nafas yg beraturan meski terkadang di sela isakan tangis dan dengkuran kecil karena elusan nya. Leon tersenyum sipul dan mencium kening (m/n), seperti seorang ayah mencium kening anak nya 

"kau sudah berjuang keras (m/n), sekarang tidurlah" ujar Leon