Eight - Hate (2)

148 18 3
                                    

JINA POV :

Masih pagi sekali dilihat dari pantulan kaca jendela cuaca di luar mendung dan hujan sebentar lagi akan turun. Suara petir menggelegar seketika membuatku kembali bersembunyi di balik selimut dan memeluk erat lengan seseorang yang mengaku memilikiku. Pendarku terbuka perlahan menatapnya dari samping. Cukup lama menatapnya dengan senyuman tipis mengembang di wajahku. Helaan napas berhembus bersamaan dengan mataku yang terpejam kembali, sayup-sayup runguku mendengar suara hujan mulai turun. Kepalaku menyandar dilengannya, sangat nyaman, hangat dari dingin yang menusuk ke dalam pori. Dalam posisi seperti ini rasanya aku ingin terus memeluknya tanpa melepaskannya.

Rasanya mata ini baru terpejam beberapa menit lalu. Tapi kurasakan sesuatu yang lembut mengulas permukaan bibirku. Mataku terbuka kembali dan mendapati Jungkook sedang mengecup bibirku berulang kali.

Sadar aku sudah terbangun, dia menghentikan kegiatannya lalu menyorotkan  tatapannya sangat tajam seperti akan menerkam. Senyuman miring terukir diwajahnya. Tangannya tidak tinggal diam mengusap anakan rambutku dari dahi kebelakang dan suara bangun tidurnya saat berucap. "Good morning, sayang..." Membuatku candu dan berdebar.

Jelas tatapannya membuatku terpana hingga meneguk saliva dua kali. Gugup, ya aku dibuatnya salah tingkah. "Kenapa? Ada yang salah dengan wajahku?" Tanya Jungkook sangat manis.

Aku menggelengkan kepala, "Wajahmu sempurna. Aku hanya bingung kenapa kau cepat sekali berubah."

"Bukannya kau menyukaiku? Lebih dari itu kau sangat mencintaiku. Kau ingin aku seperti ini kan?"

Tawa kecil keluar dari mulutku. "Kenapa tertawa? Harusnya kau suka aku seperti ini, Noona." Protes Jungkook dan aku mendelikan mata ketika panggilan sayang tadi berubah menjadi Noona. "Eumm maksudku, sayang, Noona sayang."

"Ya, aku suka kau mulai bisa mengungkapkan perasaan. Jadi apa hubungan kita sekarang?" Tanyaku masih dengan posisi dibawahnya.

"Secret relationships." Jawabnya membuatku mengerutkan dahi langsung mendorong tubuhnya, namun tidak membuat Jungkook terdorong. Tumpuannya yang kuat malah mengunciku lebih erat.

Raut wajahku berubah kesal seketika. "Noona..." Suara Jungkook terdengar serak dan dalam seperti tatapannya. Kedua tangannya menahan lenganku keatas. "Mencintaimu tidak mudah bagiku. Kau tau siapa orangtuaku? Kau mengenal mereka? Jadi apakah mungkin aku membawamu dan memberitahu mereka bahwa kita memiliki hubungan lebih dari partner kerja? Noona—kalau kau menginginkankan cinta dan kasih sayang dariku, aku bisa memberikannya, tapi untuk mengumumkan hubungan kita, maaf aku belum bisa."

Miris. Sesak mengurung setiap rongga dadaku. Harusnya aku sadar sejak lama tipikal pria seperti apa yang kucintai. Brengsek! Sudah sangat jelas di depan mata. Raut wajahku semakin bengis menatapnya. "Sekarang, bisakah kau menyingkir dari atas tubuhku!"

"Tidak bisa." Tatap Jungkook tajam.

"Aku ingin membencimu."

"Lakukan jika bisa, Noona." Ucap Jungkook dengan suara serak dan smirk melebar.

"Ya, secepatnya aku akan membencimu."

"Coba saja jika bisa." Ucapnya sebelum akhirnya melumat bibirku dan semakin mengeratkan genggaman tangannya pada kedua lenganku yang menyatu di atas kepala.

Bibirku hampir keram bahkan sepertinya ada luka disudut karena gigitannya. Sialnya suara eranganku menahan perih di bibir malah membuatnya tersenyum smirk. "Noona, aku suka melihat wajahmu di bawahku. Terlalu menggoda."

Lepas dari senyumannya yang mengerikan. Entah pada detik ke berapa dia mengide mengikat lenganku dengan kemaja yang kemarin ia pakai.

"Jungkook kau mau apa?" Tanyaku panik memberontak diri.

SECRET RELATIONSHIP [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang