07

248 39 9
                                    

.
.
.
Taehyung terus melirik Wendy yang tak lepas senyum lebar dari bibir manisnya.

Dia tak pernah tau, bahwa kehadirinya bisa membuat Wendy sebahagia ini.

"Senang sekali aku datang?"

Wendy memutar kepala, dan mengangguk riang.

"Senang. Terima kasih ya"

Wendy tersenyum dan melingkarkan tangannya dilengan Taehyung. Rasa hangat yang menjalar membuat Taehyung makin memantapkan diri untuk menjaga hangat itu agar selalu ada diantara mereka.

"Apa perlu kita kerumah Ayah dan Ibu sehabis ini?"

Mata bulat itu berbinar antusias.

"Boleh?"

"Tentu saja"

Taehyung mengacak lembut puncak kepala Wendy.

Apa dulu, pernah dia berkata manis pada Wendy? Apa dulu pernah dia bersikap lembut seperti ini pada Wendy?

Taehyung merutuki diri, kenapa dia buta sekali padahal ada seorang yang manis melebihi madu disekitarnya selama ini.

Setelah berpamitan pulang pada kerabat lain, Taehyung menepati kata-katanya dan melajukan mobil hitam itu kearah rumah dimana kedua mertuanya tinggal.

Selama perjalanan Wendy tak hentinya tersenyum, perasaan mengalir bagai selimir angin sejuk didalam mobil ini. Rasa nyaman bagai selimut yang membungkus diri walau tak ada satupun kata yang keluar.

Nyaman yang dulu Taehyung selalu tabur dengan rasa dingin dan juga acuh.

"Kita sampai"

Dengan langkah yang kian memberat, Taehyung tak sanggup menapaki tiap langkahnya lagi.

Memori-memori seram itu terputar kembali, dimana dirumah inilah sosoknya terbujur kaku yang bahkan tak sempat Taehyung untuk temui untuk terakhir kali.

"Ta, kamu tidak apa-apa?"

Taehyung tersadar, merasakan rasa hangat dari telapak tangan Wendy yang kini menyentuh pipinya.

Ya, Wendy sekarang disini, dihadapan Taehyung.

Dia hidup, dan akan terus hidup dengan limpahan kebahagiaan yang akan Taehyung janjikan selama Wendy bersamanya.

"Aku gak pa pa"

Kini jemari Taehyung bertaut lembut dengan tangan Wendy, menggenggam erat bagai kunci yang tak akan terlepas lagi.

"Ayo masuk"

Ajaknya, dan dijawab dengan anggukan lembut.

"Ayah, Ibu. Wendy dan Taehyung datang"

Sosok Ibu begitu terkejut melihat dua orang anaknya yang datang tanpa pemberitauan.

"Ya ampu, Nak. Kenapa tidak bilang mau datang"

Tangan hangat itu terbuka, merangkul Wendy putri semata wayangnya erat. Beralih pada Taehyung sang menantu yang begitu dia sayang.

Hangat peluk Ibu Taehyung rasakan dengan hati yang senang, dalam hati Taehyung terus meminta maaf karena pernah membuat Ibu yang sebaik ini menangis dan bersedih karena kebodohannya.

"Taehyung kangen Ibu"

Ibu tertawa lembut, menepuk-nepuk pelan punggung sang menantu.

"Kalau kangen sering-seringlah datang kesini"

Dulu Taehyung selalu membuat seribu alasan untuk tak datang atau sekedar menemani Wendy kerumah orang tuanya. Dulu Taehyung selalu memberi jarak pada Ibu dan Ayah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kembali ⛆ Taehyung x Wendy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang