03

196 45 26
                                    

.
.
.
1094

9:30

Taehyung tak tidur nyenyak malam tadi.

Bahkan Anna yang ada dalam dekapan tak lagi hangat seperti hari-hari lalu.

Kepalanya berdenyut, tengkuk terasa dihatam oleh bongkahan batu, juga dada yang terasa sesak tiba-tiba.

Langit pagi ini sendu abu-abu, bulir bulir kecil turun menjadi gerimis dengan sejuknya angin pagi hari.

"Sayang, pindah ya? Aku harus bangun"

Anna yang masih terpejam bergeser mengganti dada Taehyung dengan bantal empuk sebagai sandara.

Hari ini akan terus diguyur hujan.

Itu yang dikatakan seseorang dalam siaran Televisi.

Taehyung berjalan menapaki lantai marmer dingin ini, menyentuh kaca jendela yang berembun dan tanpa sadar menuliskan sebuah nama.

"..wendy.."

Hari ini bahkan ketika Taehyung membuka mata, entah kenapa nama itu yang terlintas dikelapanya yang sakit.

"Sial!"

Dengan usapan kasar, tulisan dikaca jendela itu dia hapuskan.

Entah ini karena rasa bersalah, atau hal yang lainnya hari ini dadanya terasa berat dan tak nyaman.

Suara tiba-tiba dari bel pintu yang ditekan tak sabaran begitu memekikan telinga.

Dengan decakan kuat Taehyung raih baju terdekat dan berjalan tergesa kearah pintu depan.

"Siapa..?"

Pintu itu baru terbuka setengah ketika Jimin sang sahabat datang dan memaksa masuk lantas meninju kuat rahang Taehyung.

Pukulan kuat itu mampu membuat telinga Taehyung berdengung dan tubuh yang jatuh tersungkur.

"Apa-apaan lo hah?"

Taehyung balik berteriak menatap tubuh tinggi tegap dengan kepala tertunduk itu.

"Lo kenapa ?"

Dada Jimin naik turun, matanya merah, juga kedua tangan yang terkepal kuat.

"Seharusnya gue yang tanya itu bajingan!!"

Jimin menindih tubuh Taehyung, melayangkan satu pukulan lagi dipipi yang sama, lalu meraih kerah baju dan dicengkramnya kuat.

"Lo.."

Dengan suara gemetar Jimin menatap Taehyung dimata.

Taehyung terkejut, Jimin menangis bahkan mungkin telah menangis dimomen sebelumnya.

"Ji, lo tenang dulu. Kita bicarain baik-baik, lo kenapa sebenernya?"

Cengkraman pada kerah baju Taehyung tak kunjung mengendur.

"Lepasin dulu ok?"

Taehyung mencoba untuk tenang, walau hatinya tak bisa dia pungkiri sama gusar.

"Wendy,..."

Dengan kepala yang kini tertunduk dalam, juga isakan yang terdengar Jimin memberi kabar yang membuat dunia Taehyung bagai terbelah menjadi dua.

" ..meninggal Ta.."

Suara itu bergetar parau.

Nafas Taehyung terasa tercekik ditenggorokan. Segala indra dalam tubuh Taehyung terasa mati tiba-tiba.

"Wendy meninggal Taehyung!"

Jimin, kembali menyalak. Memukul pipi Taehyung untuk yang ketiga kalinya.

Kembali ⛆ Taehyung x Wendy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang